Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengendalikan penularan dari virus LSD, antara lain dapat dilakukan vaksinasi secara berkala pada hewan ternak (khususnya pada sapi dan kerbau), apabila hewan ternak telah terinfeksi dapat dilakukan metode terapi dan pengobatan, pengendalian serangga (biosecurity), karantina, dan memperketat peraturan mengenai impor hewan maupun produk hewani dari negara yang dicurigai terpapar virus.
- Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan penyebaran penyakit LSD pada ternak. Pelaksanaan vaksinasi sendiri dapat dilakukan pada ternak yang sehat (belum terinfeksi) atau pada ternak yang sudah terinfeksi, namun dalam masa inkubasi.
- Terapi dan Pengobatan
Terapi dapat dilakukan pada sapi, namun hanya sebagai terapi support, yaitu dengan memberikan antibiotik untuk menghindari munculnya penyakit pneumonia dan infeksi sekunder atau dapat diberikan obat antiinflamasi untuk mengurangi rasa sakit pada sapi (Sendow et al., 2021).
- Pengendalian Serangga (Biosekuriti)
Seperti yang diketahui bahwa vektor dari LSD virus merupakan serangga seperti lalat dan nyamuk. Sehingga, penting untuk melakukan pengendalian serangga secara berkala dengan menjaga kebersihan kandang dan menggunakan insektisida.
- Karantina
Untuk mencegah penularan pada hewan ternak lain, maka sapi yang telah terinfeksi LSD virus harus segera dipisahkan ke tempat karantina. Hal ini dilakukan agar sapi yang terinfeksi tidak menularkan penyakit pada sapi yang sehat. Manfaat lain dari metode karantina yaitu dapat mengurangi kerugian peternak akibat sapi yang terinfeksi.
- Selektif Impor
Seperti yang diketahui, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang pengimpor hewan maupun produk hewani. Dengan adanya permasalahan penyakit menular ini, pemerintah harus mengupayakan keamanan hewan dan produk hewani yang layak konsumsi. Salah satunya dengan memberlakukan peraturan yang ketat terhadap impor hewan dan produk hewani dari negara-negara yang terpapar virus LSD (Azim et al. 2022)
Sebelum LSD menyebar luas mengancam perekonomian dan pembangunan di Indonesia, pentingnya kita mengetahui lebih dalam mengenai penyakit ini dan cara penanganannya agar dapat mengedukasi masyarakat. Serta melibatkan peran dokter hewan apabila ternak telah terindikasi dan muncul gejala LSD, sehingga dapat meminimalkan penularan pada hewan ternak lain.
REFERENSI:
Azim, S., Sharma, B., Shabir, S., Akbar, H., & Venter, E. 2022. Lumpy skin disease is expanding its geographic range: A challenge for Asian livestock management and food security. The Veterinary Journal 279 (2022) 105785.
Sendow I, Assadah NS, Ratnawati A, Dharmayanti NLPI, & Saepulloh M. 2021. Lumpy Skin Disease: Ancaman Penyakit Emerging bagi Status Kesehatan Hewan Nasional. WARTAZOA Vol. 31 No. 2.
Pertapa. 2023. Penyakit LSD pada Sapi: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanggulangannya. Website Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo.Â