Kebiasaan kedua dari masyarakat Jepang yang dapat dijadikan contoh dan perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah tanggung jawab terhadap kebersihan. Sejak usia dini, anak-anak Jepang diajarkan untuk bertanggung jawab dalam membersihkan dan merawat ruang bersama mereka. Contohnya, di sekolah dasar, mereka diajarkan untuk membersihkan ruangan kelas sebagai bagian dari disiplin mereka. Bagi masyarakat Jepang, hal ini dianggap sebagai salah satu nilai kebajikan.
Bukan hanya mengenai masalah sampah, tetapi kebiasaan masyarakat Jepang dalam menjaga kebersihan, terutama di ruang publik, mencakup ketidakmudahan meludah sembarangan dan membuang sampah permen karet di jalanan. Tindakan ini dianggap sangat tidak sopan, selain menjadi ekspresi nilai kebaikan, juga sebagai bentuk penghargaan terhadap sesama.
Praktik-praktik kecil seperti membuang sampah setelah makan, terutama di tempat-tempat umum dan restoran self-service, merupakan contoh awal dari kebiasaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak dari kita yang mungkin belum sepenuhnya memahami konsep tersebut.
3. Menjaga Ketenangan di Tempat Umum
Contohnya, dalam berkomunikasi dengan teman-teman, tertawa atau bercanda dengan suara keras, atau bahkan berteriak dapat menarik perhatian negatif di mata orang Jepang. Tindakan-tindakan tersebut dianggap tidak disukai dan dianggap sebagai gangguan. Oleh karena itu, ketika mengunjungi Jepang, jarang menemui orang yang berbicara di lift, melakukan percakapan dengan volume tinggi di telepon, atau bahkan menggunakan ponsel dengan suara aktif dalam transportasi publik.
4. Menghargai Orang Lain di Tempat Umum
Orang Jepang memang dikenal menjunjung etika dan moralitas yang tinggi saat berinteraksi dengan orang lain. Tak hanya sekedar bertanggung jawab dengan kebersihan, orang-orang Jepang juga sangat menghargai kenyamanan orang lain, khususnya saat di tempat umum.
5. Daur Ulang Sampah
Jepang adalah negara yang sangat memperhatikan secara detail kondisi negaranya, masyarakatnya, dan bahkan landscape-nya. Hal ini mencakup perhatian khusus terhadap hal-hal kecil, seperti sampah. Jepang memiliki aturan ketat terkait pembuangan dan pengelolaan sampah.
Menurut laporan dari CNN Indonesia, penduduk Jepang diharuskan untuk menyortir sampah mereka sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Masyarakat bahkan diberikan buklet setebal 27 halaman dengan instruksi rinci untuk 518 jenis barang, dengan tujuan agar mereka mampu menyortir sampah mereka sendiri. Secara umum, kategori sampah di Jepang mencakup sampah yang dapat dibakar (seperti kertas dan makanan), sampah yang tidak dapat dibakar (seperti plastik), dan sampah untuk botol serta kaleng PET yang harus dibuang secara terpisah. Pendekatan ini dirancang untuk mengurangi jumlah sampah yang dibakar, yang dapat menyebabkan polusi udara. Selain mengatur kategori sampah, pemerintah juga menetapkan jadwal dan tempat pembuangan secara rinci dan hierarki sesuai dengan wilayahnya.