Mohon tunggu...
YESIVINE GLORI
YESIVINE GLORI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas negeri malang

belajar kunci dari segala kesalahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia

11 Oktober 2024   21:25 Diperbarui: 11 Oktober 2024   21:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia

Akhir-akhir ini, banyak orang yang membahas tentang rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Sebagai orang yang tinggal di bangsai ini, rasanya kita perlu tahu apa sih yang sebenarnya terjadi? Kenapa tingkat literasi kita sampai dikatakan rendah ? Lalu apa dampaknya bagi kita semua ? Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Apa itu literasi? 

Nah, sebelum kita membahas lebih jauh, kita harus paham dulu nih apa itu literasi. Jadi, literasi itu bukan hanya membaca dan menulis saja. Lebih dari itu, literasi itu kemampuan kita untuk paham, analisis, dan menerima informasi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari baca koran, menulis status di medsos, sampai menghitung diskon di mall, itu semua butuh kemampuan literasi.

Bagaimana Keadaan Literasi di Indonesia? 

Nah, kalo kita lihat data-data yang ada, memang keadaannya sedikit mengkhawatirkan. Menurut survei yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2018, Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca. Lumayan bikin kaget ya? 

Tapi bukan cuma itu aja. Hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) tahun 2019 juga memperlihatkan kalau lebih dari 50% siswa SD di Indonesia mempunyai kemampuan membaca yang rendah. Waduh, kok bisa ya?

Mengapa bisa seperti ini? 

Nah, pertanyaan besarnya: mengapa bisa jadi seperti inii? Ada beberapa faktor nih yang bisa jadi penyebabnya:

1. Budaya baca yang masih rendah

   Coba deh kita perhatikan, berapa banyak orang di sekitar kita yang hobi baca buku? Atau malah, kita sendiri gimana? Jujur saja, kebanyakan dari kita mungkin lebih suka scrolling medsos daripada baca buku.

2. Akses ke buku yang masih terbatas. 

   Di banyak daerah di Indonesia, perpustakaan atau toko buku itu masih jarang sekali ditemui. Belum lagi harga buku yang kadang membuat mikir dua kali untuk beli.

3. Sistem pendidikan yang kurang mendukung. 

   Sekolah-sekolah kita masih banyak yang hanya berfokus pada hafalan saja bukan pemahaman. Jadinya, anak-anak kurang diajarkan cara berpikir kritis dan analitis.

4. Pengaruh teknologi

   Teknologi memang memudahkan kita untuk mendapat informasi, tapi juga membuat kita jadi malas membaaca teks yang panjang-panjang. Kita jadi lebih suka konten yang singkat dan cepat.

Apa Saja Dampaknya? 

Rendahnya tingkat literasi ini bukan masalah sepele lho. Dampaknya bisa macam-macam dan tidak main-main:

1. Mudah termakan hoax

   Karena tidak terbiasa baca dan analisis informasi, kita jadi gampang percaya dengan berita-berita yang belum tentu benar.

2. Daya saing rendah

   Di dunia kerja yang makin kompetitif, kemampuan literasi yang rendah membuat kita kalah saing dengan negara lain.

3. Produktivitas menurun

   Orang yang literasinya rendah biasanya lebih sulit untuk mengembangkan diri dan meningkatkan skill, yang akhirnya berdampak ke produktivitas kerja.

4. Partisipasi dalam demokrasi berkurang

   Untuk ikut dalam proses demokrasi dengan baik, kita perlu paham isu-isu yang ada. Kalau literasinya rendah, bagaimana bisa?

Menurut saya masalah literasi di Indonesia ini sebenernya seperti gunung es. Yang terlihat hanya puncaknya, padahal masalahnya jauh lebih dalam dan kompleks.

Pertama, kita harus mengaku bahwa budaya kita memang lebih ke budaya banyak bicara daripada budaya baca-tulis. Dari jaman dulu, pengetahuan kita banyak diturunkan lewat cerita mulut ke mulut. Makanya, kita lebih suka nongkrong ngobrol daripada duduk sendirian membaca buku.

Kedua, sistem pendidikan kita seperinya masih belum bisa membuat anak-anak jatuh cinta dengan membaca. Sekolah masih banyak yang hanya berfokus ke ujian dan nilai, bukan ke pemahaman dan kreativitas. Jadinya, belajar malah menjadi beban, bukan kesenangan.

Ketiga, perkembangan teknologi yang super cepat membuat kita jadi generasi yang ingin segala sesuatunya instan. Kita jadi malas membaca artikel panjang, maunya yang pendek-pendek seperti tweet atau status. Padahal,untuk mendapatkan pemahaman yang dalam, kita butuh waktu dan fokus yang lebih.

 Manfaat Meningkatkan Literasi

Nah, sekarang kita bahas hal positifnya nih. Sebenernya, kalau kita bisa meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, manfaatnya itu banyak banget lho:

1. Meningkatkan Daya Kritis Masyarakat

   Bayangkan , kalau semua orang di Indonesia punya kemampuan untuk analisis informasi dengan baik. Pasti hoax dan berita bohong akan lebih susah nyebar. Masyarakat jadi lebih pintar memilah informasi.

2. Mendorong Inovasi dan Kreativitas

   Orang yang suka membaca biasanya punya wawasan yang lebih luas. Nah, ini bisa jadi modal untuk membuat ide-ide baru yang kreatif. Siapa tau nantinya banyak bermunculan startup-startup keren dari Indonesia.

3. Meningkatkan Kualitas Demokrasi. 

   Kalau masyarakat mempunyai literasi yang bagus, mereka bisa lebih paham isu-isu politik. Jadinya, waktu memilih pemimpin tidak cuma modal suka-suka, tapi berdasarkan program dan

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia memang masalah serius, tapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Kalau kita semua ikut bergerak, pasti ada perubahan. Jadi, mulai dari sekarang, yuk kita tingkatkan literasi bersam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun