Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ketika Artikel Kompasiana Saya Menjadi Referensi Disertasi

15 November 2016   16:17 Diperbarui: 15 November 2016   16:40 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: http://etd.repository.ugm.ac.id/

Saya resmi bergabung dengan Kompasiana semenjak 29 Maret 2012 dan artikel pertama yang saya tulis tertanggal 1 Juli 2012. Ya, butuh waktu sekitar 4 bulan bagi saya untuk memutuskan agar mau menulis, dan kini 4 tahun sudah saya menyandang gelar “Kompasianer”. Bermula dari kebuntuan menyelesaikan tesis, Kompasiana seakan menjadi penyelamat bagi saya dari stres tingkat tinggi. Pasalnya, saya seakan menemukan tempat “pelarian” yang tepat. Saya menulis, menulis dan terus menulis tidak begitu peduli apa yang saya tuliskan bagus atau tidak, yang terpenting tidak merugikan pihak manapun.

Jika Kompasiana kini genap berusia 8 tahun, maka saya setengahnya yaitu 4 tahun karena dalam kurun waktu tersebut lah saya bergabung dengan Kompasiana. Jika Kompasiana lahir tanggal 22 Oktober maka saya setengahnya, karena saya lahir tanggal 11 Oktober. Kebetulan belaka, kah? Entah.

By the way, Ini adalah artikel saya yang ke 135. Berdasarkan statistik, artikel saya telah dibaca sebanyak 57.230 kali, terdapat 155 komentar, 140 nilai, dan 64 pilihan. Dari 134 artikel yang ada, hanya 8 artikel saja yang menjadi headline. Tapi, saya teramat sangat bersyukur atas penghargaan tersebut.

Sekedar napak tilas berikut mungkin daftar momen kemenangan, yang sebenarnya tidak seberapa, tapi bagi saya pribadi sangatlah berharga. Pada tanggal 17 September 2012 untuk pertama kalinya tulisan saya menjadi Pemenang dalam kompetisi blog yang diadakan oleh Kompasiana yaitu pada Nissan Evalia Blog Competition (baca: disini). Tulisan saya menjadi Pemenang ke – 3 dan beruntung mendapatkan Samsung Galaxy Young. Inilah momen kali pertama menjejakkan kaki ke kantor Kompas yang terletak di bilangan Palmerah. Karena pada bulan inilah saya mengunjungi kantor Kompas sekedar untuk mengambil hadiah. Percaya atau tidak, saya bertolak dari Manado menuju Bogor lalu naik kereta menuju Jakarta. Hmm...

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Waktu lantas terus bergulir. Saya semakin gemar mengikuti kompetisi blog. Bagi saya menang atau kalah soal biasa. Satu hal yang terpenting ialah pantang menyerah dan terus mencoba. Karena kita tidak pernah tahu rezeki kita berada pada urutan yang keberapa dari upaya yang kita lakukan untuk ke sekian kalinya.

Setelah 1,3 tahun lamanya tanpa embel-embel juara maka pada akhir tahun 2013, yaitu tepat pada tanggal 10 Desember 2013 tulisan saya terpilih menjadi salah satu pemenang Tiket “The Mark Plus Conference 2014” (baca: disini). Tiket seharga Rp 1.200.000 (yang kalaupun diminta untuk membelinya mungkin saya akan berpikir dua kali, haha) dan pengalaman berharga menjejakkan langkah di Ritz Carlton Jakarta serta berkumpul dengan orang-orang yang kompeten di bidang bisnis dan pemasaran menjadi momen yang tidak terlupakan.

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Selang sebulan tepat pada awal tahun 2014 yaitu tanggal 19 Januari 2014 seakan menjadi momen awal tahun yang menggembirakan karena tulisan saya terpilih menjadi salah satu pemenang favorit dalam Avanza Moment (baca: disini), kendati hadiahnya hanyalah sebuah flashdisk. Tapi, menarik.

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Pada pertengahan tahun bertepatan dengan pemilihan Presiden yaitu tanggal 23 Juli 2014, tulisan saya menjadi salah satu pemenang Laporan Kompasioner dari TPS Pilpres 2014 (baca: disini). Saya memperoleh merchandise menarik dari Kompasiana. Saya rasa inilah awal mula ketertarikan saya pada dunia reportase. Bahwa ternyata melakukan pelaporan merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Saya seakan menemukan passion saya kembali.

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Empat bulan berselang, tepat pada tanggal 23 November 2014, tulisan saya terpilih menjadi salah satu juara harapan memenangkan Lomba Aksi bareng Lazismu (baca: disini). Tulisan tersebut terinspirasi dari kegiatan dan aksi yang dilakukan teman-teman hebat saya yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Wirausaha. Saya salut pada kerja keras mereka.

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Tahun 2015 merupakan tahun keheningan dari hingar bingar kemenangan, haha. Tapi, tanggal 11 Juni 2016 seakan menjadi pencetus kemenangan-kemenangan berikutnya. Tulisan saya menjadi salah satu pemenang favorit dalam Blog Competition Konsep Pendidikan sebagai Gerakan Semesta (baca: disini). Ini merupakan kali pertama saya memperoleh hadiah uang tunai dari Kompasiana dan itu sebesar Rp 500.000. Worth it!

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Lalu, 3 bulan kemudian tepat pada tanggal 1 September 2016, tulisan saya kembali terpilih menjadi Pemenang ke – 3 dalam Blog Competition Bumiputera Periode I (baca: disini). Seakan mengulang momen 4 tahun silam. Di bulan yang sama dan urutan yang sama yaitu bulan September dan urutan ke – 3, semacam Dejavu yang menyenangkan. Semoga kedepan bisa lebih baik lagi. Amin.

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com
Demikianlah 7 keberuntungan yang saya peroleh selang 4 tahun kebersamaan tergabung dalam Kompasiana sebagai seorang Kompasioner. Tapi, selain menulis saya gemar mengikuti acara Kompasiana Nangkring yang sering diadakan oleh Kompasiana. Pernah saya izin dari kantor hanya untuk bergabung dengan kompasioner di Bandung dalam rangka kunjungan lapang ke Sumedang bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saya berangkat pukul 4 dini hari dari Bogor menuju Bandung menggunakan travel. Nekat? Bisa jadi! Tapi, niat saya bulat dan tekad saya teguh ketika itu. 

Lantas, siapa juga yang akan menyangka bahwa artikel saya di tahun 2012 yang berjudul “Lautku, Lautmu dan Laut Kita” akan menjadi referensi karya ilmiah seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu bernama Febi Junaidi pada artikel ilmiahnya yang berjudul “Laut sebagai Faktor Integrasi Nasional” tertanggal 26 September 2013 (baca: disini).

Belum usai rasa ketersanjungan, saya lantas menemukan artikel saya di tahun 2014 yang berjudul “Tri Hita Karana: Perangkat Lunak Pencapai Keharmonisan dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali” yang kemudian menjadi salah satu referensi dalam karya ilmiah seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Tidak tanggung-tanggung artikel tersebut disitasi dan dijadikan referensi untuk karya ilmiah DISERTASI yang berjudul “Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam Perspektif Filsafat Lingkungan dan Relevansinya bagi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia” (baca: disini). Wow! Bayangkan saja artikel tulisan saya di Kompasiana yang begitu sederhana disitasi oleh seorang mahasiswa Program Doktoral/S3 Ilmu Filsafat UGM. Saya sungguh terharu, ini luar biasa!  LEBAY? Ya! Sejauh ini, saya rasa inilah momen terbaik saya selama 4 tahun di Kompasiana. Ini mungkin sama sekali bukanlah pertanda kapasitas saya sebagai seorang Kompasioner, tapi saya benar-benar terharu. Semacam merasa berarti. Ah, Speechless!

Kebermanfaatan diri semacam ini seakan menjadi proses penghargaan yang mungkin bagi banyak orang merupakan hal yang biasa saja tapi lain halnya dengan saya. Apa yang saya tulis lalu kemudian disitasi orang lain menandakan bahwa apa yang saya tuliskan tersebut bermakna kendati sangat sederhana. Saya seakan menjadi pribadi yang berharga dan saya sadar bahwa kita tidak mesti menunggu menjadi sempurna untuk dapat berbuat sesuatu hal bagi orang lain. Kita cukup menjadi diri kita dengan apa adanya kita saat ini saja dengan tentunya terus berupaya berbuat baik semampu yang kita bisa.

Pada akhirnya, Kompasiana bagi saya tidak sekedar menjadi wadah untuk menyalurkan hasrat menulis, berkompetisi maupun berjejaring. Melainkan mengasah skill dan kemampuan bertutur. Terimakasih, Kompasiana. Semoga di usia 1 windu ini semakin mampu membuat para kompasioner merindu. Rindu akan informasi aktual dan menyenangkan lainnya.

Facebook: Yesi Hendriani Supartoyo

Twitter: @yesihendriani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun