Lantas, siapa juga yang akan menyangka bahwa artikel saya di tahun 2012 yang berjudul “Lautku, Lautmu dan Laut Kita” akan menjadi referensi karya ilmiah seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu bernama Febi Junaidi pada artikel ilmiahnya yang berjudul “Laut sebagai Faktor Integrasi Nasional” tertanggal 26 September 2013 (baca: disini).
Belum usai rasa ketersanjungan, saya lantas menemukan artikel saya di tahun 2014 yang berjudul “Tri Hita Karana: Perangkat Lunak Pencapai Keharmonisan dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali” yang kemudian menjadi salah satu referensi dalam karya ilmiah seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Tidak tanggung-tanggung artikel tersebut disitasi dan dijadikan referensi untuk karya ilmiah DISERTASI yang berjudul “Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam Perspektif Filsafat Lingkungan dan Relevansinya bagi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia” (baca: disini). Wow! Bayangkan saja artikel tulisan saya di Kompasiana yang begitu sederhana disitasi oleh seorang mahasiswa Program Doktoral/S3 Ilmu Filsafat UGM. Saya sungguh terharu, ini luar biasa! LEBAY? Ya! Sejauh ini, saya rasa inilah momen terbaik saya selama 4 tahun di Kompasiana. Ini mungkin sama sekali bukanlah pertanda kapasitas saya sebagai seorang Kompasioner, tapi saya benar-benar terharu. Semacam merasa berarti. Ah, Speechless!
Kebermanfaatan diri semacam ini seakan menjadi proses penghargaan yang mungkin bagi banyak orang merupakan hal yang biasa saja tapi lain halnya dengan saya. Apa yang saya tulis lalu kemudian disitasi orang lain menandakan bahwa apa yang saya tuliskan tersebut bermakna kendati sangat sederhana. Saya seakan menjadi pribadi yang berharga dan saya sadar bahwa kita tidak mesti menunggu menjadi sempurna untuk dapat berbuat sesuatu hal bagi orang lain. Kita cukup menjadi diri kita dengan apa adanya kita saat ini saja dengan tentunya terus berupaya berbuat baik semampu yang kita bisa.
Pada akhirnya, Kompasiana bagi saya tidak sekedar menjadi wadah untuk menyalurkan hasrat menulis, berkompetisi maupun berjejaring. Melainkan mengasah skill dan kemampuan bertutur. Terimakasih, Kompasiana. Semoga di usia 1 windu ini semakin mampu membuat para kompasioner merindu. Rindu akan informasi aktual dan menyenangkan lainnya.
Facebook: Yesi Hendriani Supartoyo
Twitter: @yesihendriani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H