Mohon tunggu...
Yesi PuspitaSari
Yesi PuspitaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

🙏

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kukira Mereka Keluargaku

12 November 2020   18:18 Diperbarui: 12 November 2020   18:20 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari mulai sore, dan hujan semakin deras. Aku mengabari kakak ku untuk segera pulang dan dia menjawab akan pulang jam 6 sore.Sudah jam setengah tujuh malam tapi kakak ku belum pulang. Aku melihat keluar dari jendela kamar, hujan belum reda justru semakin deras ditambah petir yang terdengar menakutkan.

Tak lama, aku melihat motor kakak ternyata dia sudah pulang. Segera aku berlari untuk membuka pintu, namun ketika sampai disana aku tidak melihat keberadaan kakak. Tiba - tiba terlintas di pikiranku tentang mimpiku semalam, ini yang aku mimpikan dan ini terjadi. Seingatku, setelah ini aku akan melihat ibu. Dan benar saja saat menengok ke belakang ada ibuku sedang tersenyum manis melihatku. Aku ketakutan, bagaimana bisa ibuku ada disitu sedangkan dia sedang ada di Subang. Lidahku kelu, badanku gemetar doa - doa yang aku hapal seketika buyar aku hanya bisa memandangi sosok orang yang mirip ibuku. 

img-20201112-165059-5fad140b633122437e0f6642.jpg
img-20201112-165059-5fad140b633122437e0f6642.jpg
https://pin.it/bzkrxqj

Hingga terasa ada yang memegang tanganku dengan keras, padahal tidak ada siapa siapa didekatku. Aku masih dengan posisi yang sama, melihat sosok itu. Karena, tiba - tiba aku tidak bisa bergerak.

Perlahan genggaman ditanganku lepas. Saat itu pula aku bisa mengucapkan doa - doa. Doa apapun yang aku hapal aku bacakan dan segera pergi dari rumah itu untuk ke rumah nenek. Jarak rumah kita dekat, namun tidak tau kenapa rasanya sangat jauh dan aku kelelahan. Padahal, aku sudah berlari harusnya bisa cepat sampai rumah nenek. Ketika sampai dengan keadaan yang basah kuyup, ternyata di rumah nenek sedang tidak ada siapa - siapa. Aku menangis ketakutan, ditemani petir, dingin, dan sunyinya hari saat itu. Saat itu aku menyadari tanganku yang terasa digenggam terluka. 

Beruntung tidak lama nenek dan cucunya pulang. Nenek terkejut melihatku, nenek segera mengobati luka ditangan dan menenangkanku. Aku bercerita tentang semua kejadian yang aku alami, sejak saat itu aku menjadi penakut ketika hujan apalagi bila ada petir padahal awalnya aku suka bermain saat hujan.

Nenek selalu mengingatkan untuk berdoa dan sholat, aku menuruti dan sambil menunggu orang tuaku pulang aku menginap di rumah nenek. 

Ketika orang tuaku pulang mereka terkejut dan bingung. Karena, kakak memintaku untuk tidak diceritakan ke ayah dan ibu agar mereka tidak khawatir. Setelah ayah dan ibu mengetahuinya mereka menenangkanku dan memintaku untuk pulang ke rumah. 

Akhirnya aku pulang ke rumah, saat masuk tiba - tiba kepalaku terasa pusing dan kepalaku rasanya berat. Padahal ketika di rumah nenek aku baik - baik saja. Beberapa hari kemudian aku memaksakan untuk belajar karena UN sudah didepan mata. UN berjalan dengan lancar dan hasilnya pun memuaskan.

Tidak lama dari hari kelulusanku, ayah berkata bahwa kami sekeluarga akan pindah tempat tinggal karena tempat kerja ayah dan kakak pindah agar lebih dekat maka kita pindah rumah. Kebetulan sekolah SMP ku dekat dengan rumah baruku. Saat itu, aku senang karena akan ada suasana baru. Namun, aku juga sedih karena apapun kenangan buruk yang ada dirumah ini tetap ada kisah bahagia disana. Sebenarnya, setelah kejadian itu aku tidak merasakan hal-hal klenik lagi. Karena, aku selalu ditemani oleh ibu atau kakakku.

Aku membantu ibuku menyiapkan barang - barang karena besok kami akan pindah tempat tinggal. Sudah jam sepuluh malam, kami masih sibuk membereskan barang, sampai aku dan kakakku saling tatap merasakan ada hal yang sama terjadi. Saat itu, tiba - tiba semerbak wangi melati aku memberhentikan aktivitasku dan mengadu kepada orang tuaku. Kami sama - sama membaca do'a, namun wangi melati itu semakin kuat, tanganku mulai gemetar rasa takut yang perlahan hilang kini muncul kembali. Setelah kami terus berdo'a perlahan wangi melati itu hilang. Orang tuaku menyuruh aku untuk tidur, aku menurut karena saat itu sudah larut malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun