Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan (pereaksi) atau konsentrasi reaksi produk (hasil reaksi) per satuan waktu. Katalis adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi tanpa membuatnya permanen secara kimiawi. Katalis adalah katalis yang mempercepat laju reaksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
Konsentrasi, yang disebut konsentrasi dalam kimia, harus mengacu pada konsentrasi dan juga partikel yang ada. Semakin besar konsentrasi, semakin banyak partikel, maka kemungkinan tumbukan semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar, sehingga laju atau kecepatan reaksi juga semakin besar. Area tumbukan, seperti halnya luas tumbukan, semakin banyak luas tumbukan, semakin banyak tumbukan yang terjadi untuk mempercepat reaksi.Â
Katalis atau katalis, katalis atau katalis adalah suatu zat yang ditambahkan untuk mempercepat laju suatu reaksi, yaitu dengan cara menurunkan energi aktivasi (Ea), sehingga semakin rendah energi aktivasi (Ea) maka reaksi yang terjadi semakin mudah untuk dilanjutkan. Lebih lanjut, sifat dari katalis adalah ikut atau ikut serta dalam reaksi tetapi meregenerasi dirinya sendiri pada akhir reaksi sehingga tidak tampak ikut serta dalam reaksi. Suhu: Yang terakhir adalah suhu, Anda sudah bisa membayangkannya, atau: Semakin tinggi suhu, semakin besar pergerakan partikel, demikian juga energi kinetiknya.Â
Jadi reaksinya lebih cepat. Reaksi kimia adalah perubahan suatu zat menjadi zat baru yang ditandai dengan adanya perubahan warna, perubahan suhu, terbentuknya gas dan/atau terbentuknya endapan sebagai tanda terbentuknya partikel baru. dengan struktur dan rumus kimia yang berbeda. Reaksi kimia selalu dikaitkan dengan perubahan dari turunan (reaktan) menjadi produk reaksi (produk). Beberapa reaksi kimia cepat, yang lain lambat.
Pembakaran kayu juga merupakan contoh reaksi kimia. Coba bandingkan kayu yang terbakar dengan karatan pada mobil yang sebagian besar terbuat dari besi. Dengan bantuan percobaan, pengukuran yang lebih tepat dari volume gas CO2 yang dihasilkan dapat menentukan kecepatan reaksi kimia antara larutan HCl 1 molar dan marmer (CaCO3). Reaksi ini menghasilkan (membentuk produk) gas CO2 dan larutan CaCl2 dari bahan awal HCl dan CaCO3. Reaksi kimia ada yang cepat dan ada yang lambat, kecepatan reaksi kimia berbeda-beda, kecepatan reaksi dapat berasal dari produk atau reaktan yang dapat dideteksi dan diharapkan akurat dalam satuan mol per liter, kecepatan reaksi rata-rata, seketika . Laju reaksi dan karakteristik laju reaksi kimia umumnya semakin lama reaksi dari awal sampai akhir semakin lambat. Berupa kecepatan reaksi yang sama tergantung dari faktor lingkungan yaitu suhu, konsentrasi, luas permukaan, katalis, dan laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu reaksi (laju reaksi ~ 1/t).
Apakah makanan dapat diawetkan dengan menyimpannya di lemari es atau di tempat yang suhunya di bawah 0 untuk memperlambat reaksi penguraian? Selain temperatur, beberapa faktor seperti konsentrasi reaktan, luas permukaan padatan reaktan dan katalis juga dapat mempengaruhi laju reaksi. Upaya sering diperlukan dalam industri dan/atau dalam operasi sehari-hari untuk mempercepat/memperlambat reaksi.Â
Dalam suatu percobaan yaitu reaksi antara larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan larutan HCl dalam air, terbentuk belerang (S) yang berwarna kuning dan menimbulkan kabut yang dapat mengaburkan pandangan salib di bawah paruh. Laju reaksi untuk membentuk belerang pada kondisi yang berbeda (misalnya suhu dan/atau konsentrasi) dapat dibandingkan dengan mengukur waktu reaksi untuk membentuk konsentrasi/konsentrasi tertentu, yaitu. H. waktu yang berlalu sebelum warna salib berubah. bawah tidak terlihat lagi.
Dengan massa yang sama, bidang kontak zat menggumpal lebih kecil dibandingkan jika zat padat berbentuk bubuk. Hal ini dapat dibuktikan dengan membagi kubus besar menjadi kubus yang lebih kecil kemudian menghitung dan membandingkan luas permukaan zat ketika berada di kubus besar dan setelah dipecah menjadi kubus yang lebih kecil.Â
Pengaruh luas permukaan zat terhadap kecepatan reaksi dapat diperkirakan dengan membandingkan reaksi suatu zat padat seperti batu gamping (CaCO3) yang massanya sama dalam bentuk kepingan (butiran/satuan besar) dan serbuk (butiran/butiran kecil) dengan larutan asam klorida. Minyak menjadi tengik lebih cepat di kaleng besi daripada di botol kaca.Â
Besi sebagai bahan dalam kaleng besi tidak berkurang ukurannya setelah minyak menjadi tengik. Hal yang sama juga terjadi pada reaksi dekomposisi atau penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan gas oksigen (O2), yang ditandai dengan lebih cepatnya munculnya gelembung gas oksigen dengan adanya (penambahan) mangan dioksida padat (MnO2). Padatan besi dan mangan dioksida dikenal sebagai katalis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Area kontak/ukuran partikel
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin besar luas permukaan suatu zat, semakin banyak bagian zat yang bertumbukan satu sama lain dan semakin besar kemungkinan tumbukan efektif akan menyebabkan perubahan. Semakin besar luas permukaan zat maka semakin kecil ukuran partikel zat tersebut. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, semakin cepat reaksinya.
2. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena lebih banyak partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, membuka kemungkinan tumbukan yang lebih kuat yang menyebabkan perubahan. Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dan laju reaksi tidak dapat ditentukan dari persamaan reaksi, tetapi harus ditentukan secara eksperimen. Dalam menentukan kecepatan suatu reaksi, titik acuannya adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
3. Suhu
Peningkatan suhu dapat mempercepat kecepatan reaksi karena dengan meningkatnya suhu, energi kinetik partikel materi meningkat, memungkinkan terjadinya tumbukan yang lebih efektif yang menghasilkan perubahan.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu tanpa diubah atau digunakan oleh reaksi itu sendiri. Katalis berperan dalam reaksi, tetapi bukan sebagai reaktan atau produk. Katalis memungkinkan reaksi lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu yang lebih rendah karena perubahan yang ditimbulkannya pada reaktan. Katalis menawarkan rute alternatif dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang diperlukan untuk suatu reaksi. Katalis dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang berada pada fase yang berbeda dari bahan awal reaksi yang dikatalisisnya, sedangkan katalis homogen berada pada fase yang sama. Contoh sederhana dari katalisis heterogen adalah ketika katalis membentuk permukaan tempat reaktan (atau substrat) terperangkap sementara. Ikatan substrat menjadi cukup lemah untuk membentuk produk baru. Ikatan antara produk dan katalis lebih lemah, sehingga dilepaskan kemudian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H