Mohon tunggu...
Yeshi Nurmala
Yeshi Nurmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Jakarta Syarief Hidayatullah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Matematika

saya suka membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa UKM Lingkungan di Kampus Tidak Lantang Menanggapi Pemanasan Global?

2 Desember 2024   21:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:01 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unit kegiatan mahasiswa (UKM) lingkungan adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang lingkungan, khususnya cinta alam

Beberapa manfaat bergabung dengan UKM lingkungan, diantaranya: memperluas pengetahuan dan keterampilan, menjalin hubungan sosial, menjaga kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kesadaran lingkungan, menyediakan kesempatan untuk petualangan dan pengalaman yang menarik.

Ada beberapa alasan mengapa UKM lingkungan di kampus tidak lantang menanggapi pemanasan global, meskipun mereka mungkin memiliki tujuan yang mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.

1. Kurangnya sumber daya dan dukungan

Banyak UKM lingkungan di kampus Memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya, baik itu dana, fasilitas, maupun tenaga. Sumber daya yang terbatas membuat mereka lebih fokus pada kegiatan-kegiatan kecil atau lokal, seperti program penghijauan atau pengelolaan sampah, ketimbang melaksanakan kampanye besar mengenai isu global seperti pemanasan global.

2. Kurangnya pemahaman mendalam tentang pemanasan global

Tidak semua anggota UKM lingkungan di kampus memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu pemanasan global. Pemanasan global adalah masalah yang sangat kompleks yang melibatkan banyak faktor, mulai dari emisi gas rumah kaca hingga perubahan pola cuaca. Tanpa pemahaman yang cukup, UKM mungkin merasa kesulitan untuk berbicara lantang tentang hal ini atau mengorganisir kampanye yang efektif.

3. Fokus pada isu lokal yang lebih terasa

Beberapa UKM lingkungan mungkin lebih fokus pada isu-isu lokal yang lebih terasa dampaknya oleh komunitas kampus. Misalnya, mereka lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sampah di kampus atau penggunaan energi terbarukan di kampus, yang dampaknya lebih langsung dapat dirasakan oleh mahasiswa dan staf kampus. Isu pemanasan global yang lebih luas mungkin dianggap kurang relevan secara langsung oleh sebagian anggota.

4. Tantangan dalam membangun kesadaran yang lebih luas

Meski banyak UKM yang aktif dalam pelestarian lingkungan, mereka seringkali menghadapi tantangan dalam membangun kesadaran yang lebih luas di kalangan mahasiswa mengenai pemanasan global. Ini karena isu pemanasan global seringkali terasa sangat jauh dari kehidupan sehari-hari, sehingga mahasiswa tidak merasa terdorong untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

5. Sikap dan prioritas kampus yang tidak mendukung

Beberapa kampus mungkin tidak memprioritaskan masalah perubahan iklim atau pemanasan global, dan lebih fokus pada masalah internal seperti manajemen kampus, biaya kuliah, dan infrastruktur. Ketidakpedulian atau kurangnya kebijakan kampus yang mendukung isu pemanasan global bisa membuat UKM lingkungan kesulitan untuk mendapatkan ruang atau dukungan untuk mengangkat topik ini.

6. Kurangnya koordinasi dan kolaborasi

Sering kali, UKM lingkungan bekerja sendiri-sendiri tanpa banyak berkolaborasi dengan organisasi atau institusi lain di luar kampus. Tanpa koordinasi yang baik, suara mereka tidak terdengar dengan lantang di tingkat yang lebih luas, termasuk dalam pembahasan isu besar seperti pemanasan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun