Unit kegiatan mahasiswa (UKM) lingkungan adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang lingkungan, khususnya cinta alam
Beberapa manfaat bergabung dengan UKM lingkungan, diantaranya: memperluas pengetahuan dan keterampilan, menjalin hubungan sosial, menjaga kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kesadaran lingkungan, menyediakan kesempatan untuk petualangan dan pengalaman yang menarik.
Ada beberapa alasan mengapa UKM lingkungan di kampus tidak lantang menanggapi pemanasan global, meskipun mereka mungkin memiliki tujuan yang mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
1. Kurangnya sumber daya dan dukungan
Banyak UKM lingkungan di kampus Memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya, baik itu dana, fasilitas, maupun tenaga. Sumber daya yang terbatas membuat mereka lebih fokus pada kegiatan-kegiatan kecil atau lokal, seperti program penghijauan atau pengelolaan sampah, ketimbang melaksanakan kampanye besar mengenai isu global seperti pemanasan global.
2. Kurangnya pemahaman mendalam tentang pemanasan global
Tidak semua anggota UKM lingkungan di kampus memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu pemanasan global. Pemanasan global adalah masalah yang sangat kompleks yang melibatkan banyak faktor, mulai dari emisi gas rumah kaca hingga perubahan pola cuaca. Tanpa pemahaman yang cukup, UKM mungkin merasa kesulitan untuk berbicara lantang tentang hal ini atau mengorganisir kampanye yang efektif.
3. Fokus pada isu lokal yang lebih terasa
Beberapa UKM lingkungan mungkin lebih fokus pada isu-isu lokal yang lebih terasa dampaknya oleh komunitas kampus. Misalnya, mereka lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sampah di kampus atau penggunaan energi terbarukan di kampus, yang dampaknya lebih langsung dapat dirasakan oleh mahasiswa dan staf kampus. Isu pemanasan global yang lebih luas mungkin dianggap kurang relevan secara langsung oleh sebagian anggota.
4. Tantangan dalam membangun kesadaran yang lebih luas
Meski banyak UKM yang aktif dalam pelestarian lingkungan, mereka seringkali menghadapi tantangan dalam membangun kesadaran yang lebih luas di kalangan mahasiswa mengenai pemanasan global. Ini karena isu pemanasan global seringkali terasa sangat jauh dari kehidupan sehari-hari, sehingga mahasiswa tidak merasa terdorong untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
5. Sikap dan prioritas kampus yang tidak mendukung
Beberapa kampus mungkin tidak memprioritaskan masalah perubahan iklim atau pemanasan global, dan lebih fokus pada masalah internal seperti manajemen kampus, biaya kuliah, dan infrastruktur. Ketidakpedulian atau kurangnya kebijakan kampus yang mendukung isu pemanasan global bisa membuat UKM lingkungan kesulitan untuk mendapatkan ruang atau dukungan untuk mengangkat topik ini.
6. Kurangnya koordinasi dan kolaborasi
Sering kali, UKM lingkungan bekerja sendiri-sendiri tanpa banyak berkolaborasi dengan organisasi atau institusi lain di luar kampus. Tanpa koordinasi yang baik, suara mereka tidak terdengar dengan lantang di tingkat yang lebih luas, termasuk dalam pembahasan isu besar seperti pemanasan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H