Mohon tunggu...
Yesaya Sentosa
Yesaya Sentosa Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis adalah bagian dari peningkatan pengetahuan, saya suka menulis hal hal yang bertema teknologi, programming, edukasi, dan suka membahas bahas buku.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengapa Orang Lebih Menyukai Kebohongan daripada Kebenaran Meskipun pada Dirinya Sendiri

6 September 2023   17:22 Diperbarui: 6 September 2023   17:27 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, seseorang mungkin berbohong kepada anak mereka tentang kematian hewan peliharaan mereka untuk melindungi mereka dari rasa bersedih yang mendalam. Atau kebohongan yang dibuat orang tua dan tetangga, karena si anak A adalah anak adopsi. Sehingga mereka tidak berani mengatakan yang sebenarnya, dengan kata lain mereka berbohong untuk tidak mengatakannya.

Untuk bersenang-senang

Kebohongan juga dapat dilakukan untuk bersenang-senang, seperti bercanda atau bermain peran. Misalnya, seseorang mungkin berbohong tentang pekerjaan mereka untuk membuat cerita yang menarik. Ekman mengatakan bahwa alasan paling umum mengapa orang berbohong adalah untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Namun, alasan-alasan lainnya juga dapat terjadi, tergantung pada situasinya.

Kesimpulan

Memang kebongan bisa digunakan untuk tujuan baik. Tapi yang namanya kebohongan adalah suatu tindakan buruk yang berdampak negatif, kita tidak akan dipercayai lagi. Seperti, tidak akan ada seorang anak pun yang akan mampu menerima bahwa dia telah dibohongi oleh orang tua kandungnya bahwa dia anak adopsi. memang baik pada awalnya, tapi sebaik apapun ditutupi, kebenaran pasti akan muncul ke permukaan. Kemunculan kebenaran itu bersamaan dengan kesakitan batin akibat kebenaran, ketidak percayaan baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. 

Jadi akan lebih baik, berkata jujur, apapun resikonya. Jangan terlalu pikirkan efek jangka pendek, tapi selalu pertimbangkan efek jangka panjang. Bagaimana  kita mampu menyembunyikan kebenaran itu dengan kebohongan yang kita buat sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun