Komunikasi menjadi bagian yang erat dalam kehidupan manusia. Sebagian besar kehidupan manusia diisi dengan komunikasi, baik dengan anggota keluarga, teman, tetangga, sejawat, maupun dengan diri sendiri. Dengan komunikasi manusia akan dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin. Lewat komunikasi, manusia bisa saling tukar informasi, berbagi, mengembangkan diri, dan berbagai manfaat lainnya.[5] Salah satu yang dibutuhkan dalam kehidupan keluarga adalah komunikasi. Komunikasi merupakan inti dari relasi dalam membangun sebuah keluarga. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang mampu menciptakan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik itu lahir dari relasi. Relasi yang baik akan mampu melahirkan keluarga yang bahagia. Keluarga yang bahagian itu karena mampu menggunakan etika berelasi yang baik. Bertens mengatakan bahwa beranekaragam perbuatan manusia yang berhubungan dengan baik dan buruk tetapi tidak semua. Etika sebagai cabang filsafat merupakan ilmu yang mengkaji mengenai moralitas atau mengkaji mengenai manusia sejauh berhubungan dengan moralitas.[6] Salah satu poin yang ditegaskan di sini adalah bahwa dalam membangun relasi harus memperhatikan nilai etika. Nilai etika merupakan bagian penting membangun relasi dalam hidup berkeluarga.
Â
Bentuk-bentuk relasi dalam kehidupan keluarga
Dalam kehidupan keluarga tidak akan terlepas dari yang namanya konflik. Konflik ini terjadi karena keluarga tidak mampu menerapkan metode relasi dengan baik. Metode relasi yang baik adalah metode pendekatan. Metode ini mengandaikan bahwa bila manusia mengimplementasikan dengan baik maka manusia akan mengalami kebahagiaan yang luar biasa. Menurut penulis dalam kehidupan keluarga ada tiga bentuk relasi antara lain:
Â
Relasi suami-isteri Â
Relasi yang ideal antara suami dan isteri dalam kehidupan keluarga pada dasarnya didasarkan pada sebuah prinsip yakni pergaulan suami isteri yang baik.[7] Prinsip ini bertujuan untuk mewujudkan substansi dalam kehidupan keluarga. Pada hakikatnya suami isteri bertanggung jawab penuh untuk kebutuhan dalam rumah tangga. Peran suami isteri memang berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yakni mewujudkan kebahagian dalam kehidupan keluarga. Untuk mewujudkan hal ini suami isteri harus membangun relasi yang baik. Membangun relasi yang baik adalah dengan cara saling berkomunikasi dan saling mendengarkan. Bila hal terwujud maka kehidupan keluarga akan terdapat sukacita dan damai. Tanggung jawab dan peran suami isteri dalam membangun relasi itu sangat penting karena kebahagiaan dalam kehidupan keluarga terletak pada relasi suami isteri. Â
Relasi sosial menjadi prediktor kebahagiaan. Pentingnya kehidupan sosial dan relasi interpersonal yang mempengaruhi dan membentuk seseorang yang berdampak pada kebahagiaan. Relasi interpersonal yang terbangun dengan baik di dalam keluarga, rekan dan lingkungan orang-orang yang memiliki pengaruh penting dalam meningkatkan kebahagiaan.[8] Satu hal yang diafirmasikan di sini adalah bahwa relasi interpersonal dalam hidup berkeluarga itu sangat penting. Mengapa? Karena dalam hidup berkeluarga salah satu hal fundamental yang dibutuhkan relasi interpersonal. Dewasa ini banyak keluarga mengalami krisis kebahagian. Krisis ini terjadi karena kurang melandaskan etika relasi interpersonal dengan baik dalam keluarga. Kehidupan keluarga akan mencapai kebahagian yang sempurna jika ada relasi interpersonal.
Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang ditemukan bahwa relasi intersubjektif antara Aku dan Liyan didominasi oleh kecenderunganku untuk menguasai Liyan. Hal ini dilihat Levinas dalam kenyataan bahwa selama beberapa periode dalam sejarah filsafat dan bahkan dalam periode ideologi, Liyan dipandang inferior oleh subjek Aku. Hal yang demikian jelas tidak etis. Aku cenderung menguasai dan menyerap segala sesuatu ke dalam diriku, termasuk Liyan. Relasi semacam inilah yang oleh Levinas dipandang sebagai itu yang tidak baik. Liyan memiliki eksistensinya sendiri. Ia hadir di depanku membawa konteksnya dan kemanusiaannya yang hadir lewat kehadiran tubuhnya di hadapanku. Aku tidak boleh mereduksi Liyan.[9] Salah satu point yang ingin ditegaskan di sini adalah bahwa dalam hidup bersama harus menciptakan relasi yang bersifat komunal. Artinya dalam hidup berkeluarga itu sangat penting. Mengapa? Karena relasi merupakan fondasi untuk menciptakan kebahagian dalam keluarga.Â
Â
Relasi orang tua dan anak Â