AbstrakÂ
Fokus penulis dalam tulisan ini akan mengulas tentang berziarah menuju Sang Cinta. Peziarahan merupakan salah satu perjalan kehidupan manusia menuju suatu tujuan. Manusia berziarah memiliki titik awal berangkat dan punya tujuan peziarahan. Awal dan tujuan peziarahan manusia adalah menuju Sang Cinta. Allah yang menyejarah manusia beserta pengalaman hidupnya. Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat pengalaman hidup harian manusia. Manusia hendaknya berziarah untuk menemukan kehadiran Allah.Â
Manusia bukan berziarah untuk menemukan etiket hidup yang absurd. Melainkan, manusia berziarah untuk menemukan identitas diri dan kehendak Allah yang sejati. Pengalaman menjadi sarana untuk mengenal siapakah Allah dalam peziarahan hidup manusia itu sendiri.Â
Allah adalah Sang Cinta bagi hidup manusia. Sebagai Sang Cinta, Ia ingin umat-Nya bahagia. Untuk mendalami tema ini penulis menggunakan metode pembacaan kritis yang bersumber pada buku menjadi mencintai dan beberapa sumber lain. Dalam tulisan ini penulis sampai pada temuan bahwa berziarah sangat penting karena dengan berziarah manusia dapat menemukan tujuan hidup sejati. Â
Kata kunci: Manusia, Berziarah, Mencari, Cinta, Pengalaman.
Pengantar
Berziarah merupakan langkah dari tempat yang semula menuju ke tempat yang baru. Peziarahan itu dilakukan sepanjang hidup manusia. Manusia berziarah dengan tujuan untuk menggapai kebahagiaan. Manusia diciptakan untuk menjadi sang peziarah. Singkat kata manusia adalah dia yang mencari, mengejar, menyerahkan diri, bermimpi, dan menciptakan sejarah hidupnya sendiri.[1]Pada umumnya manusia memiliki satu kerinduan yang besar untuk berjumpa dengan Sang Cinta. Kerinduan itu terlihat lewat tindakan mencari, mengejar, menyerahkan diri, dan bermimpi. Manusia akan mencapai kerinduan ini jika terus menerus berziarah. Berziarah merupakan fondasi pertama untuk berjumpa dengan Sang Cinta.
Peziarahan manusia tidak hanya berhenti di bumi, tetapi masih lanjut berziarah di akhirat. Penziarahan manusia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Manusia selalu mempunyai kesempatan untuk berziarah. Hidup adalah peziarahan. Peziarahan manusia selama hidup adalah peziarahan dalam mencari kebenaran. Namun, manusia seringkali dalam peziarahan menghidupi etiket hidup yang absurd. Manusia mencari hal yang tidak penting dalam hidup. Manusia hidup dalam situasi kepalsuan, kesenangan dan kenikmatan. Manusia selalu bersaing mencari kesenangan fisik ketimbang kesenangan jiwa dan batin. Ini adalah realitas yang terjadi di saat sekarang.
Pembahasan
Pengalaman
Manusia mesti menyadari bahwa dirinya bertumbuh dengan baik hanya karena punya pengalaman relasi dengan Allah. Manusia yang berelasi dengan Allah tentu menimba pengalaman yang berarti. Pengalaman mampu membentuk manusia untuk berkomitmen, memotivasi diri dan punya impian yang jelas. Manusia selalu kuat karena berkat pengalaman relasi yang intim dengan Allah. Manusia yang tidak memilki relasi dengan Allah tentu sulit untuk menentukan arah hidupnya. Dia tidak tahu ke mana dia harus melangkah untuk mencapai tujuan yang sejati. Manusia akan mencapai tujuan hidup yang sejati jika mempunyai pengalaman yang intim dengan Allah. Pengalaman membangun relasi yang intim dengan Allah merupakan salah langkah untuk mencapai hidup yang sejati. Maka, sangat penting manusia memiliki pengalaman relasi dengan Allah. Karena pengalaman membangun relasi dengan Allah mampu membawa manusia pada tujuan hidup yang sejati. Tentunya hal ini tidak mudah. Mengapa demikian? Karena hal ini membutuhkan pengorbanan dan kesetiaan.