Bagaimana mereka belajar hormat pada orang yang lebih tua, bagaimana mereka belajar mengatur keperluan dan diri mereka sendiri, bagaimana mereka bicara dan belajar menyaring informasi dari media. Bagaimana mereka memuaskan rasa ingin tahu mereka akan sesuatu. Siapa yang bertanggungjawab untuk itu? Orang tua.
2. Over Pampering
Ini kebalikan dari pola Neglectful. Pada pola asuh ini, anak dimanja dari sisi materi dan afeksi. Semuanya keinginannya dipenuhi, orang tua enggan mengucap kata tidak, ataupun alih-alih ingin memberi yang terbaik bagi anak.
Boleh saja kebutuhannya dipenuhi, namun menjadi orang tua pun perlu bijak-bijak dalam memenuhi kebutuhan dan menyayangi anak. Jika tidak, orang tualah yang kesulitan nantinya. Anak hanya tahu bahwa semua keinginan dan kemauannya harus dipenuhi segera. Anak tidak mengenal susah, dia hanya tahu bahwa semua ia dapatkan dengan mudah.
Mari belajar dari kasus Mario. Setiap anak perlu kehadiran orang tuanya. Hadir secara fisik memberikan waktu, tenaga dan pikirannya. Bukan sekedar uangnya atau hartanya. Namanya anak, selamanya anak. Berapapun usianya dia tetap perlu tuntunan orang tuanya dalam batas-batas wajar sesuai usianya.
Anak yang dulu kita nantikan dan menjadi sumber sukacita, semoga sampai dewasa pun demikian. Menanamkan nilai baik padanya, kita pun yang menuainya.
Selamat merenungkan dan merefleksi diri.
Sebuah pengingat bagi saya dan kita semua... .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H