Mohon tunggu...
Yenny Bambang
Yenny Bambang Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan Ppat

Ibu Rumah Tangga, Notaris dan PPAT, Istri dan Ibu dari Tiga Anak, hobi Membaca dan Menulis. Menulis di Karyakarsa.com/@Yenny Bambang13, Novelis di Noveltoon.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi "Aku" Menggelorakan Semangat di Masa Perjuangan Kemerdekaan dan Semangat Pantang Menyerah di Masa Sekarang

5 Agustus 2022   15:04 Diperbarui: 5 Agustus 2022   15:29 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hingga hilang pedih peri

Dan Aku lebih tak perduli 

Aku mau hidup seribu tahun lagi

                        Chairil Anwar, 1943

Puisi ini dibuat oleh Chairil Anwar pada tahun 1943, pada masa penjajahan Jepang, dan dianggap sebagai pembangkangan terhadap Jepang. 

Pada masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia hidup sangat miskin, menderita, dan hidup sebagai budak karena sistem kerja paksa atau romusha.

Chairil Anwar adalah penyair besar kebangsaan Indonesia dan sebagai pelopor angkatan 45 di periode Kesusastraan Indonesia.

Puisi ini bermakna kalau sampai pada waktunya, sampai kematian datang menjemput, sang pemuda tidak perduli, tidak  juga ada tangisan dari siapapun bahkan tangisan dari istri dan anak.

Sang Pemuda ini adalah binatang liar yang tidak tunduk pada aturan yang mengatur dan mengikat kehidupannya. Sang pemuda akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan, pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. 

Semangat perjuangannya tidak akan pernah berhenti walaupun kematian datang menjemputnya. Semangat itu akan terus hidup, hidup, dan terus hidup seribu tahun lagi.

 Pada masa ini, puisi Aku karya Chairil Anwar memberi motivasi pada generasi muda, generasi yang tidak mengalami masa penjajahan,  bahwa semangat  pantang menyerah diperlukan untuk menghadapi setiap rintangan kehidupan, berusaha keras mengalahkan segala tantangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun