Mohon tunggu...
Yenni DianAnggraini
Yenni DianAnggraini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Just ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum Merdeka

2 April 2023   21:07 Diperbarui: 2 April 2023   21:43 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu contoh masalah yang dipilih oleh siswa adalah tentang prediksi jumlah penduduk di suatu kota pada  waktu yang sangat lama di masa yang akan datang. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep limit di tak hingga. 

Dari permasalahan ini siswa mengembangkan dalam bentuk bermain peran seseorang yang sedang menonton televisi. Acara  di televisi tersebut adalah suatu talk show yang menceritakan beberapa staf mentri yang berdiskusi tentang prediksi ledakan jumlah penduduk di kota A dalam waktu yang sangat lama. 

Ada empat orang staf kementrian dalam diskusi tersebut yang terdiri dari staf kementrian Pendidikan, staf mentri ekonomi, staf mentri kependudukan, dan staf mentri kesehatan.

 Setelah menemukan prediksi jumlah penduduk di waktu yang sangat lama, keempat staf tersebut memperbincangkan program-program kegiatan yang harus mereka rancang untuk menghadapi ledakan penduduk tersebut, sehingga negara kelak tidak menghadapi masalah yang berarti. 

Bincang-bincang keempat staf diakhiri setelah mereka menemukan kata sepakat untuk program-program yang akan mereka kolaborasikan di masa mendatang. Bermain peran berakhir pada saat seseorang telah menonton acara talk show tersebut dan mematikan televisi. Demikian salah satu contoh bermain peran yang dilakukan siswa di kelas penulis.

Hasil dari aksi dan dampak terhadap diri siswa dan guru dari praktik baik yang dilakukan oleh penulis di antaranya adalah sebagai berikut. (1) Siswa merasa senang dan tidak jenuh belajar matematika. (2) Siswa merasa pembelajarannya semakin bermakna, karena dapat menerapkan konsep-konsep matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari. (3) Siswa menganggap belajar matematika itu sangat penting. (4) Siswa tanpa sadar sudah melakukan kegiatan literasi dan numerasi karena harus mencari informasi, menganalisis, menafsirkan data, membuat keputusan, dan menyelesaikan permasalahan. (5) Siswa terbiasa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah. (5) Guru tidak jenuh dalam mengajar. (6) Guru mempraktekan penilaian secara holistik dan kontekstual. (7) Guru termotivasi untuk menambah wawasan baik dalam pembelajaran dan penilaian karena harus menilai semua tugas siswa yang beragam. 

Dari pembelajaran tersebut guru memiliki kemerdekaan dalam mendesain pembelajarannya dan tidak terikat oleh target, yang mana itu adalah salah satu filosofi dari   Merdeka Belajar  sebagai implementasi dari kurikulum merdeka di kelas. Kelas matematika berlangsung tidak kaku dan menegangkan, bahkan sangat menyenangkan. 

Dari respon dan refleksi yang dilakukan kepada siswa diperoleh informasi bahwa siswa sangat senang belajar matematika dan merasakan manfaat dalam belajar matematika. Dalam hal ini guru juga dapat mengeksplorasi pembelajaran dengan seluas-luasnya, sesuai konteks dan permasalahan yang ada di kelas, serta penyelesaian masalah yang dibutuhkan di kelas.

 Jadi berbagai perubahan yang ada termasuk perubahan kurikulum saat ini bukanlah sesuat yang sulit dan menakutkan bagi siswa maupun guru. Justru dengan kebijakan Merdeka Belajar serta implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah menjadi salah satu solusi bagi para guru dan siswa untuk meningkatkan kompetensi mereka masing-masing. 

 

https://www.instagram.com/yenni_dian_anggraini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun