Mohon tunggu...
Yenni Halim
Yenni Halim Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa yang memiliki cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Kulepas Kegadisanku

5 Oktober 2010   02:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bukan perempuan yang terlalu keras dalam prinsip. Saat orang-orang pada melulu mengagungkan soal-soal yang bagiku hanya sesuatu yang tipis saja. Gak ngertinya, karena khususnya laki-laki justru mengagungkan itu. Untuk itu aku mencoba berbagi cerita dengan Anda. Tidak ada harapan muluk, bahwa aku akan dipandang sebagai perempuan yang terlalu berani berterus terang. Bagiku itu juga tidak penting, seperti tidak pentingnya sesuatu yang tipis saja. Kejadiannya persis 3 tahun lalu, seorang temen kecilku yang sekarang sudah semakin terlihat gagah malah menggagahiku. Semua terjadi begitu cepat hanya berawal dari candaan dan gelitikan saja, sampai hal itu terjadi. Iya sih, beberapa saat setelah pergumulan yang membuat keringetan itu, ada terbetik juga rasa sesal. Tapi harus bagaimana lagi? Meratapi diri? Kukira itu pilihan tolol. Lagi juga aku terselamatkan, karena hal itu terjadi tepat beberapa jam jatah bulanan khas perempuan datang. Ada banyak pilihan dari yang terjadi itu. Menangis dan meratapinya seumur hidup atau memilih untuk tetap tenang dan lalu tidak memilih menjadi jalang yang berpindah-pindah pelukan dari satu lelaki ke lelaki lain. Iya, itu terjadi hanya sekali, saat itu saja dan setelahnya tidak pernah kuulangi lagi. Alasanku simpel saja, saat itu khilaf. Tapi jika kemudian aku memilih untuk lakukan lagi, itu adalah pilihan yang hanya dilakukan pelacur!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun