Aku hanyalah seorang pekerja yang berjuang amanah menjalankan tugasnya.
Aku hanyalah seorang Ibu yang berusaha mendampingi pertumbuhan putra tercintanya.
Aku hanyalah seorang istri yang juga berupaya menjadi istri yang baik tuk keluarganya.
Aku hanyalah seorang hamba yang berusaha selalu meminta perlindungan akan Tuhannya.
         Aku dimata seorang ibu yang tak pernah menurut akan kehendaknya.
        Aku yang selalu dianggap tak pernah benar dalam bersikap dan bertutur olehnya.
        Aku yang sedari kecil tak pernah merasakan akan rasa sayang seorang ibu yang tulus kasihnya.
        Aku hanya sekali melihat air matanya jatuh disaat aku akan menjalani operasi kelahiran anakku yang kedua.
Tuhan ...apakah aku salah selalu mengalah untuk menghindari ucapan kasarnya.
Tuhan ....apakah aku salah selalu diam menghindari keributan denganya.
Tuhan ... apakah aku salah menghindarinya untuk menenangkan batin dan jiwaku ini.
kalau memang salah tegurlah saya Tuhan ..
       hanya padaMu saya percayakan semua urusan saya
       hanya padaMu saya pasrahkan akan diri ini
       hanya padaMu saya kan setia akan apa yang kujalani
       hanya padaMu saya kan lakukan semuanya dengan keridhoanMu.
Aku bukanlah milik siapapun.
Aku bukanlah insan yang tak menurut akan kehendaknya
Aku hanya ingin beliau mengerti akan apa pilihan dan kehendakku
salahkah akan apa yang kulakukan ?
hanya tangisan diujung sajadah yang dapat menjadi obat penenang diri ini.
       Terima kasih sudah melahirkanku.
        Terima kasih sudah mendidikku seperti saaat ini
        Terima kasih selalu mendengar keluhanku
        Terima kasih sudah menjadikan diri ini menjadi orang yang selalu berjuang mendapatkan apapun dengan terus bekerja keras .
bolehkan saya diam untuk saat ini?
bolehkan saya pasrahkan semua takdir ini pada pemilik diri ini?
bolehkan saya menghindar untuk tak mendengar ucapan yang kurang baik dari mulutnya?
bolehkan saya lakukan sesuai kehendakku sendiri?
       Rasa trauma yang kuterima ini sudah kurasakan dari kecil.
       Ketidaknyamanan sikap dan ucap sudah lama kurasakan
       kali ini saja saya ingin diam diam dan terus diam ...
       cobaan yang begitu berat dan hasil akhir Tuhanlah yang menentukan semuanya.
Maaf yang berulang kuucapkan tapi kata kasar selalu aja mengiringi ucapanya.
maaf yang berulang terucap tapi tetap saya hal yang sam yang kudapatkan.
mau marah tapi saya sudah tak bisa karena hati ini sudah lelah menerima perlakuan seperti iti.
mau benci sudah hilang perasaan itu karena saya sadar saya hanya ciptaanMu yang begitu lemah.
      semoga saya ikhlas menjalani takdir ini.
      semoga saya iklas menghadapi qadha dan qadhar-MuÂ
      semoga saya pasrah akan apa yang terjadi.
     semoga saya setia hingga bertemu dengan sang Khalik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H