Desa Pesanggaran merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi yang terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Ringinagung, Ringinmulyo, dan Ringinsari.Â
Mayoritas pekerjaan masyarakat di desa Pesanggaran yaitu sebagai petani dan nelayan. Hal tersebut di karenakan masih luasnya lahan pertanian dan juga lokasi dari desa Pesanggaran yang dekat dengan laut. Hasil dari sektor pertaniannya pun juga beragam, mulai dari tanaman buah (buah naga, jeruk), bahan pokok (padi, jagung), sampai pada tanaman perdagangan (jahe, tebu).
Pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, mata pencaharian yang paling terganggu yaitu pada sektor pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dari harga penjualan hasil pertaniannya yang tidak stabil. Bahkan pada musim panen raya, harga dari hasil pertaniannya sangat rendah.Â
Salah satu contohnya yaitu pada saat musim panen raya padi, harga dari padi yang biasanya 5200 rupiah per kilonya menjadi 3800 rupiah per kilonya.Â
Oleh karena itu, untuk menambah penghasilan rumah tangga, banyak masyarakat yang melakukan usaha sampingan yaitu mencoba berbagai jenis bisnis online mulai dari penjualan makanan, pakaian, barang elektronik, dan lain sebagainya.
Salah satunya yaitu ibu Siti Nuriyah, warga Desa Pesanggaran dengan pekerjaan utamanya adalah sebagai seorang petani. Semenjak adanya pandemi, ibu Siti Nuriyah mencoba usaha jamu tradisional sebagai usaha sampingannya.Â
Tanpa disangka, usaha jamu tersebut ternyata sangat dimininati masyarakat dan dapat membantu penghasilan keluarganya.
Usaha jamu tersebut banyak diminati masyarakat dikarenakan masyarakat sekitar masih sangat mempercayai khasiat dari jamu tradisional. Jamu milik ibu Siti Nuriyah juga memiliki berbagai macam jenis jamu, mulai dari jamu pegal linu, penambah napsu makan, sampai dengan jamu penambah daya tahan tubuh.Â
Selain itu, untuk meminimalkan modal pembuatan jamu, Ibu Siti Nuriyah juga memanfaatkan sebagian lahan pertaniannya untuk menanam beberapa tumbuhan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan jamu.
Selain memiliki potensi dan kelebihan, usaha jamu tradisional milik ibu Siti Nuriyah juga memiliki kendala yaitu pada proses pemasarannya.Â
Selama ini, proses pemasaran dari usaha jamu tersebut hanya dilakukan dengan datang langsung kerumah ibu Siti Nuriyah. Selain itu, proses pengenalan produk ke masyarakat pun juga hanya melalui informasi dari mulut ke mulut.Â
Oleh karena itu, salah satu mahasiswa Universitas Jember, Yeni Rismawati yang sedang melaksanakan KKN Bact to Village III berkeinginan membantu Ibu Siti Nuriyah untuk mengembangkan usaha jamu tradisionalnya dengan melakukan pendampingan terkait pemanfaatan teknologi untuk memasarkan sebuah produk.Â
Program kerja yang dilakukan berfokus pada pemaksimalan digital marketing untuk mengembangkan usaha jamu tersebut.Â
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain seperti pendampingan tentang pentingnya media sosial untuk pemasaran sebuah produk serta beberapa pelatihan penggunaan media sosial yang inovatif dan menarik.Â
Selain itu, dilakukan pula pelatihan penggunaan aplikasi canva yang dapat dimanfaatkan untuk pendukung kegiatan digital marketing.Â
Dari beberapa program yang akan dilaksanakan diharapkan dapat membantu ibu Siti Nuriyah dalam mengembangkan usaha jamu tradisionalnya sehingga produk jamunya dapat dikenal lebih banyak masyarakat dan memungkinkan untuk meningkatkan penjualan jamunya.
(Yeni Rismawati / KKN BTV-3 / Kelompok 5 / Pesanggaran / Pesanggaran / Banyuwangi / Zahratul Umniyyah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H