Mohon tunggu...
Yeni Kartikasari
Yeni Kartikasari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Sinopsis Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari

25 April 2020   18:31 Diperbarui: 8 April 2021   13:14 11252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Catatan Juang: Fiersa Besari. dokpri.

Awal mula baca buku ini seru sekali, barangkali ada yang pengen baca sinopsisnya, pengen tahu alur ceritanya kayak gimana. Kurang lebih seperti dibawah ini. Yuks happy reading kawan.

SINOPSIS NOVEL: CATATAN JUANG KARYA FIERSA BESARI

Tak sengaja Suar menemukan sebuah buku bersampul merah ketika hendak turun dari angkutan umum. Buku catatan yang tampak lusuh. Suar menanyakan sesiapa pemiliknya, tetapi tidak ada yang tahu. Sakit kepala yang ia rasakan sedari tadi, membuatnya bergegas untuk memasukkan buku tersebut kedalam tas jinjing dan melangkah menuju rumah indekosnnya untuk istirahat.

Suar adalah seorang gadis yang tengah terjebak dalam rutinitas kehidupan. Ia bekerja sebagai sales asuransi di sebuah bank besar. Impiannya untuk menjadi seorang sineas harus terhenti karena tuntunan ekonomi keluarga. Setelah beristirahat Suar membuka buku tersebut, mengamati sebuah kalimat yang menjadi pembuka "Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya. Tertanda Juang."

Suar penasaran dengan pemilik buku tersebut, ia mencari lewat sosial media tetapi tidak berhasil. Sebelum pada akhirnya memutuskan untuk membaca halaman pertama. Teruntuk: Ibu (Dimana Segalanya Berawal). Hati Suar bergetar melihat kata-kata yang disusun sedemikian rupa. Kata-kata yang cukup menusuk hatinya. Suar menutup buku itu dan berniat untuk segera mengembalikan.

Namun alih-alih untuk mendapatkan informasi mengenai Juang, Suar justru ketagihan membaca buku tersebut. Terlebih tulisan-tulisan Juang mampu menenangkan pikirannya mengenai masalah kantor.

Di kantor Suar memiliki konflik dengan Bu Ida, atasanya yang suka marah marah. Belakangan ini ia kerap ditegur lantaran kinerjanya yang menurun. Suar yang kelelahan merasa semakin bosan dengan pekerjaan tersebut. Apalagi Suar tengah memiliki konflik asmara dengan kekasihnya di kantor karena lelaki itu lebih memilih kembali dengan mantannya. Hal inilah yang memperburuk keadaan Suar, sales asuransi yang sebelumnya sering memenangkan hati para nasabah, aset berharga perusahaan---kini menjadi orang yang selalu dimaki-maki.

Suar yang gundah tiba-tiba semakin penasaran dengan Juang, sebab setiap tulisannya adalah obat dari hatinya. Apalagi ada kalimat-kalimat yang menyebut sebagai Lelaki Jingga. Semakin hari, Suar tidak bisa berhenti membaca catatan tersebut. Semakin jauh membaca, Suar ingin melepaskan kepenatannya dari penjara pekerjaan.

Walaupun ada hal yang menghalanginya, yaitu orang tua. Suar khawatir tidak bisa membantu ekonomi keluarga karena ayahnya yang terkena stroke. Tetapi dengan bekal keyakinan yang kuat, buku bersampul merah itu cukup membantunya untuk lepas dari rasa ketakutan. Suar akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan.

Setelah keluar dari pekerjaan, Suar pulang menemui keluarganya. Rasa bahagia mulai muncul di relung hatinya. Kondisi kesehatan keluarganya lumayan membaik dan Albi, adiknya yang telah memiliki penghasilan dari usaha clothing-an. Bersamaan dengan itu, Suar teguh mengutarakan bahwa ia telah keluar dari pekerjaan di kantor dan berniat untuk mengejar impiannya menjadi sineas. Suar meminta restu supaya hal yang di harapkan selama ini bisa tercapai.

Tak lama setelah itu, Suar mendengar kabar bahwa di Desa Utara, tempatnya tinggal sedang terjadi konflik berdirinya pabrik semen. Banyak warga menolak didirikannya pabrik tersebut karena dinilai akan merugikan lingkungan. Meskipun warga mendapat kemenangan di meja pengadilan, tetapi semua hanya sia-sia karena pemerintah tetap bersih keras untuk mendidikan pabrik.

Suar yang geram segera mengambil langkah untuk memperbaiki negeri melalui karya, tanpa fikir panjang ia kembali ke Jakarta menemui sahabatnya untuk menggarap proyek film dokumenter tentang konflik di Desa Utara. Suar, Eli, dan Fajar berdiskusi untuk mengumpulkan data dan saling bertukar ide.

Menyamakan pendapat untuk membela rakyat kecil. Film dokumenter tersebut bukan hanya semata-mata dibuat untuk ditaruh dalam dunia maya, namun nantinya juga akan diikutkan dalam perlombaan film
pendek.

Seminggu kemudian, Suar, Eli, dan Fajar telah bersiap untuk merekam video. Mereka harus multi-tasking karena jumlah personil dan alat seadanya. Mereka menemui narasumber dan melakukan sesi syuting dengan berbagai suka duka. Mereka bertiga sangat yakin bahwa film tersebut akan menyabet gelar juara. Namun sayang, setelah sekian lama film tersebut ternyata gagal. Suar tampak kecewa atas kekalahannya. Film tersebut bahkan tidak masuk kedalam sepuluh besar.

Gadis itu kemudian merenung, pandangannya tertuju pada buku bersampul merah yang sudah lama tidak disentuh. Suar menyebutnya sebagai Obat Kuat. Ia kembali membaca tulisan Juang sebagai kalimat yang mampu menenangkan hatinya. Sekaligus masih bertanya-tanya perihal sosok asli dari Juang. Suar terus berusaha menghibur diri, menebar semangat dan menularkan senyum kepada Eli dan Fajar. Selang kemudian terdapat pesan masuk dari Dude Ginting bahwa ia akan meneliti flora dan fauna di sebuah kawasan cagar alam bernama Hutan Someah dan meminta bantuan Suar untuk mendokumentasikan.

Akhirnya, Suar menyetujui. Di kawasan tersebut, Suar dan Dude terjebak dalam cinta lokasi. Dude memberi perhatian lebih kepada Suar sejak pertama kali tiba di PLTA. Apalagi ketika ia hendak turun dari hutan dan bertemu dengan seekor babi. Dude amat melindungi Suar dengan sekuat tenaga.

Kali ini, film yang dibuat murni bertujuan untuk membantu masyarakat desa, tanpa ada harapan lebih. Pelan namun pasti, film Ekonomi Membunuh Ekosistem yang di publish di dunia maya itu mendapatkan perhatian ribuan orang dalam hitungan hari. Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan bagi Suar. Suar dan teman-temannya mendadak terkenal, pro dan kontra pun timbul. Dampak positifnya, pemerintah membekukkan pembangunan pabrik semen dan negatifnya, Suar bersama sahabatnya mendapatkan serangan kalimat kebencian. Hingga menjadikan Suar kembali murung untuk mengejar impiannya menjadi sineas.

Melihat karyanya yang menarik hati masyarakat, Suar mendapatkan kesempatan untuk bertemu Damar Septian, seorang produser terkenal yang tertarik dengan gaya penyutradaraan Suar. Ia kembali diajak untuk menggarap film dokumenter tentang PRB (Partai Rakyat Berdikari). Suar bergidik dan tidak menyangka bahwa dirinya dipercaya sebesar itu. Namun setelah Suar bertemu dengan Dude dan mendapatkan saran bahwa film tersebut menyangkut kepentingan pribadi.

Suar akhirnya menolak penggarapan film tersebut. Kini buku bersampul merah itu kembali di buka oleh Suar setelah jarang dibaca karena kesibukan film keduanya. Selain Suar masih dikejar rasa penasaran dengan pemilik buku tersebut, buku itu yang telah membersamainya untuk mewujudkan impian menuju titik terang, yang menjadi penyemangatnya ketika benar-benar rapuh.

Sampai film terbarunya "Pahlawan Dalam Kesunyian" diangkat ke layar lebar. Suar perlahan berhasil menggapai impian sebagai sineas dan menjelma menjadi apa yang ditekankan dalam catatan Juang.

Sampai pada akhirnya, Dude terkejud melihat buku bersampul merah yang ada dipangkuan Suar. Dibukanya buku tersebut berulang kali. Dude sangat familiar karena buku itu adalah milik sahabatnya yang sudah meninggal. Dude kemudian mengajak suar ke pemakaman. Di sebuah nisan tertulis " Juang Astrajingga bin Tirto Damono".

Dude menceritakan bahwa Juang meninggal saat menjadi relawan di Gunung Sinabung. Suar tak kuasa menahan haru. Suar menyadari sesuatu bahwa sosok Lelaki Jingga yang pernah menjadi bahasan ramai waktu kuliah adalah Juang. Saat sebelum Suar mengembalikan buku tersebut kepada Fatah, adik dari Juang.

Suar meminta izin untuk membaca halaman terakhir dari buku bersampul merah tersebut. Tidak seperti sebelumnya dimana catatan itu penuh tanda tanya. Pada halaman terakhir tersaji perjalanan nyata dalam sebuah judul Cinta. Suar tersenyum, kemudian berfikir akan mengangkat kisah Juang dalam film "Konspirasi Alam Semesta"

Yeni Kartikasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun