Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Life Hack

Perilaku LGBT Benarkah Menular?

9 Juni 2022   23:49 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:33 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fashion shoes photo created by rawpixel.com - www.freepik.com

Saat selebritis tersebut menceritakan masa lalunya yang cukup traumatis, orientasi seksualnya sudah berubah menjadi heteroseksual dan tidak tertarik lagi pada pria.

Dari pengalaman penulis di lapangan, cukup banyak juga mereka yang orientasi seksualnya sebelumnya adalah  homoseksual (gay atau lesbian), sudah kembali ke orientasi seks heteroseksual. Ini menunjukkan bahwa manusia bisa berubah, dan perubahan yang paling kuat adalah perubahan yang muncul dari dirinya sendiri (internal locus of control).

Sama seperti kelemahan karakter yang lain, misalnya kebiasaan berbohong atau berselingkuh, homoseksual juga bisa dianggap sebagai salah satu kekeliruan dalam pola hidup seseorang. Semakin kita memaksa seseorang untuk berubah dengan membukakan aibnya satu persatu, semakin orang tersebut akan mempertahankan kekeliruannya. Tetapi ketika kita menunjukkan penerimaan yang tidak bersyarat, maka orang tersebut akan semakin merasa tidak tertuduh dan perlahan-lahan akan terbuka untuk berubah. Ibaratnya seperti memainkan layang-layang, kita tahu kapan benang harus ditegangkan dan kapan benang harus diulur, ini bisa kita lakukan kepada kaum homoseksual supaya mereka kembali ke orientasi seksual yang benar, dengan tetap memberikan masukan tentang bagaimana sikapnya seharusnya sesuai norma dan nilai-nilai kebenaran. 

Sebagaimana jika dikembalikan pada Tujuan Penciptaan, memang hanya diciptakan Pria dan Wanita. Karena tujuan diciptakannya Pria dan Wanita adalah untuk Kelangsungan Generasi alias beranak cucu. Tujuan Penciptaan yang Luhur ini tidak akan tercapai jika pasangan itu adalah sejenis.

Kesimpulan

Penerimaan atas jati diri kaum homoseksual yang sedang keliru melangkah, sambil tetap memberikan masukan tentang nilai-nilai yang benar kepada mereka, justru menyembuhkan mereka. Penolakan atau justru membuat mereka semakin merasa ditolak. Semua dosa sama saja di Mata Tuhan, LGBT dan penggosip misalnya, sama saja levelnya : DOSA. Bimbing dan arahkan mereka tanpa menghakimi (non judgemental) supaya mereka kembali ke tujuannya ketika diciptakan, sehingga perubahan itu muncul dari hati nuraninya sendiri.

 Tolak perilakunya, rangkul orangnya.

-----------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun