Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Awas Predator Anak! (Bahaya Pedofilia pada Anak)

13 April 2022   17:21 Diperbarui: 15 April 2022   10:07 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saat melakukan penelitian terhadap beberapa kaum transgender di beberapa belahan Kota Jakarta beberapa tahun yang lalu, ditemukan juga beberapa dari mereka pernah melakukan hubungan seksual dengan anak kecil seusia sekolah dasar. Bagi mereka hal ini merupakan pengalaman yang  'lucu' karena anak kecil terkesan masih 'bersih' dari penyakit dan lugu.

Sungguh miris memang membayangkan anak-anak yang masih polos sudah ternodai karena ulah para pedofil ini. Namun kadang ada juga anak-anak yang memanfaatkan gaya keluguannya untuk menjerat para pedofil melalui pelacuran anak. Mereka berpenampilan seperti orang dewasa dan memancing lawan bicaranya yang notabene orang dewasa, dengan pembicaraan yang menjurus pada keintiman di antara lawan jenis.

Salah satu organisasi HAM di Belanda bernama Terre des Hommes merekayasa figur anak online secara tiga dimensi bernama Sweetie dan menemukan dalam waktu 2.5 bulan, lebih dari 20.000 predator dari 71 negara mendekati Sweetie dan meminta pertunjukan seks lewat webcam sesuai dengan tarif yang diajukan Sweetie. (www.dw.com). 

Karena itu setiap orang perlu membentengi diri agar tidak terjerat pada perilaku pedofilia sehingga tidak merasa menyesal di kemudian hari, karena tidak menjaga hati pada anak-anak yang menjerat mereka yang lemah hatinya, melalui pelacuran anak.

Saat ini belum diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan seseorang menjadi Pedofilia, tapi diperkirakan perilaku ini timbul karena fantasi seksual yang menyimpang dan rasa ketakutan atau rendah diri ketika berhadapan dengan sesama orang dewasa. Para pelaku memiliki masalah kepribadian dan dia merasa lebih bisa mendominasi ketika berhadapan dengan anak-anak.

Penelitian yang dilakukan Scott (1984) menunjukkan disfungsi cerebral menjadi kontribusi atau faktor yang dominan sehingga menyebabkan seseorang menjadi pedofilia,termasuk masalah pengendalian diri, dorongan pikiran yang ekstrim dan penyimpangan pikiran (cognitive distortions).

Banyak juga peneliti yang percaya kalau pedofil ini disebabkan permasalahan dalam periode kritis masa perkembangan anak (DiChristina, 2009). Dalam beberapa kasus, para pelaku penyiksaan perilaku seks pada anak adalah orang-orang yang mengalami pengalaman traumatis di masa kecil.

Secara spesifik, pedofil adalah orang yang pernah dicabuli di masa kecilnya. Sebagai anak-anak, mereka tidak punya kemampuan untuk mengontrol situasi.

Dengan menyiksa anak secara seksual, pedofil berusaha untuk menang atas trauma yang dialaminya di masa lalu dan mereka belajar untuk menguasainya. Sebuah pembalikan peran yang membuatnya merasa di atas angin dan seakan-akan mencegah mereka menjadi korban di masa lalu.

Secara keseluruhan, disfungsi otak dan pengalaman masa kecil yang traumatis menyebabkan dorongan dan keinginan seksual terhadap anak-anak menjadi tertanam dalam sistem sarafnya.

Apa yang Terjadi Pada Korban?

Sebagian anak yang menjadi korban tidak menyadari kalau perlakuan yang mereka alami dari para pedofil ini adalah perbuatan yang salah atau bertentangan dengan hukum dan norma, sehingga mereka mengalami kemalangan ini selama  bertahun-tahun. Apalagi pelaku pedofil ini biasanya adalah orang-orang dekat si anak, misalnya ayah, kakak, paman, guru, keluarga jauh yang tinggal serumah, pengasuh, teman keluarga dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun