Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gejala "Halu" Zaman "Now" (Belajar dari Kasus Investasi Bodong)

25 Maret 2022   19:43 Diperbarui: 15 April 2022   04:40 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Designed by @yenidewisiagianpsikolog

Karena mereka mulai invest pada produk yang para oknum ini jual tidak berpikir panjang lebih dulu karena pikiran alias persepsinya sudah "terbelokkan" dengan apa yang mereka lihat di medsos : rumah mahal, mobil mewah, emas berlian (bahkan ada video salah satu dari mereka ini melemparkan cincin berlian seharga Rp500 juta, karena katanya : cuma mainan), baju mewah, liburan mewah dll.

Akhirnya seperti yang kita lihat, banyak yang tertipu sekian milyar, bahkan ada yang masuk RSJ.

Yang paling parah saat ini adalah ada oknum yang berhasil melakukan penipuan sampai 5 trilyun rupiah kepada para pengikutnya.

Banyak banget ? Ya banyak banget orang yang jadi halu atau seperti tersirep oleh para oknum ini.

Bagaimana tidak ? Wajah mereka ramah, senyum mereka hangat, gaya mereka friendly dan easy going, bahkan ada yang berani menunjukkan kehidupannya sangat spiritual, dermawan dalam memberikan berbagai sumbangan, padahal di belakang itu, mereka sebenarnya sedang merancangkan kejahatan yang licik bagi para korbannya.

Wow ...

Baru sadar ya ?

Sebenarnya mereka adalah marketer yang licik dan tricky, yang tujuannya adalah mendekati mangsa, untuk kemudian mengeruk uangnya.

Bahkan saya terpikir, jangan-jangan hadiah yang mereka berikan pun ada udang di balik bakwannya alias tidak tulus. Barangkali itu adalah cara mereka untuk pendekatan ke mangsanya, seperti dikatakan : hadiah adalah mustika di mata yang menerimanya. Karena umumnya orang senang menerima hadiah, apalagi di situasi yang memang pribadi buatnya.

Lalu bagaimana cara agar tidak tertipu oleh oknum seperti ini lagi ?

Ini caranya mengeceknya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun