Mohon tunggu...
Yemima Clara
Yemima Clara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - sekolah

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bhinneka Tunggal Ika dalam Memperat Hubungan Persatuan dan Kesatuan di Indonesia

3 Mei 2023   20:30 Diperbarui: 3 Mei 2023   20:37 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persatuan bangsa Indonesia menghuni di wilayah nusantara dari Sabang sampai Merauke. "Persatuan" sendiri berarti suatu gabungan dari keanekaragaman yang menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah hal yang pasti karena keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki salah satu semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang berartikan "Unity in Diversity" atau "Kebersamaan dalam Keberagaman" atau yang kita sering dengar yaitu "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Kata-kata ini digunakan sebagai simbol persatuan dan toleransi di negara yang beragam budaya, suku, bahasa, agama, ras, serta antargolongan.

Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip dan pedoman bagi warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini beberapa diantaranya unsur-unsur yang membentuk nasionalisme:

1. Kesatuan Sejarah

Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Kesatuan Nasib

Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan dalam merasakan penderitaan yang pernah dialami dengan penjajahan selama tiga setengah abad lamanya hingga kemudian memperjuangkan kemerdekaaan dan akhirnya kemerdekaan terjadi diatas Indonesia.

3. Kesatuan Wilayah

Bangsa Indonesia hidup di wilayah nusantara yang tersebar masyarakatnya dari sabang sampai ke merauke. Kesatuan asas kerohanian bangsa sendiri sebagai salah satu cita-cita, filsafat dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup Pancasila.

4. Kesatuan Kebudayaan

Bangsa Indonesia memang memiliki keanekaragaman kebudayaan mulai dari rumah adat pakaian adat, acara adat, bahasa dan keanekaragaman lainnya sebab itulah Indonesia disebut Negara Bhinneka. Namun, keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional kesatuan republik Indonesia.

Pada dasarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangatlah penting karena melambangkan toleransi dan kesatuan. Sikap toleransi pada masyarakat Indonesia dapat mencairkan perbedaan sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik. Oleh sebab itu, kebhinnekaan harus dimaknai oleh masyarakat Indonesia melalui pemahaman multikulturalisme yang berlandaskan kepada kekuatan spiritualitas, perbedaan etnis, religi maupun ideologi. Dalam kehidupan bersama, di mana berbagai kepentingan dan pendapat akan bertemu, dan tidak semua kepentingan maupun pendapat akan sejalan, tentu ada saat dimana terjadinya gesekan bahkan konflik-konflik sosial. Dalam situasi semacam ini, batas-batas antara hak dan wewenang setiap pihak harus ditetapkan secara jelas, tegas dan proporsional.

Sumpah pemuda, Pancasila, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah tiga faktor yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga faktor tersebut merupakan pemersatu seluruh bangsa Indonesia. Selain itu, ketiga faktor tersebut juga dapat mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman yang telah menjadi ciri khas dan keunikan bangsa Indonesia yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Perbedaan suku bangsa, agama, bahasa, dan sebagainya dapat dipersatukan dengan menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga faktor tersebut sehingga pada akhirnya nilai-nilai tersebut akan memperkuat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad seluruh pemuda pemudi Indonesia yang merupakan unsur utama perjuangan bangsa dalam melawan penjajah untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan. Dalam isi rumusan Sumpah Pemuda tersebut terkandung nilai utama yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia. Ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa telah menjadi penyemangat bangsa Indonesia untuk bersatu. Ikrar inilah yang dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Ikrar ini juga telah memberikan beberapa manfaat lainnya seperti:

a.Mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan di antara bangsa Indonesia

b.Membina kerukunan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

c.Menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman terhadap satu pulau atau daerah, yang berarti ancaman bagi seluruh tanah air Indonesia

d.Membangkitkan semangat mencintai tanah air

Pancasila dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu dikarenakan nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau menyeluruh yang dimana nilai-nilai Pancasila tidak diciptakan hanya untuk satu suku bangsa saja. Nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman hidup pada semua rakyat Indonesia tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Singkatnya, nilai-nilai Pancasila berlaku oleh semua unsur bangsa Indonesia.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "walau berbeda-beda tetapi tetap satu jua" memiliki inti yaitu adanya persatuan dalam berbagai perbedaan. Kondisi bangsa Indonesia yang memang memiliki ciri khas yaitu banyak perbedaan dari segi bahasa, suku, budaya,dan sebagainya dapat dipersatukan dengan melaksanakan makna dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Walau begitu, Bhinneka Tunggal Ika juga salah satu faktor penghambat persatuan dan kesatuan di Negara Republik Indonesia. Berikut adalah faktor-faktor yang berpotensi menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di antaranya:

1.Kebhinnekaan dan keberagaman pada masyarakat Indonesia

Ya, kebhinekaan menjadi salah satu penghambat persatuan dan kesatuan Indonesia apabila tidak diiringi dengan sikap saling menghargai, menghormati, serta adanya toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Dari keberagaman di Indonesia dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat. Terlebih lagi, jika masyarakat Indonesia menumbuhkan perasaan kedaerahan yang berlebihan yang dapat memicu terjadinya konflik satu dengan yang lain.

2. Geografis

Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa apabila ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan masih belum dapat diatasi

3. Munculnya gejala etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Hal tersebut apabila tidak diatasi tentu saja akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Melemahnya nilai budaya bangsa

Nilai-nilai budaya bangsa dapat melemah akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata. Kontak tidak langsung antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).

Pancasila sebagai falsafah sekaligus pedoman bagi bangsa Indonesia, telah berkembang secara alamiah dari perjalanan panjang sejarah yang berisi pandangan hidup, karakter, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, salah satunya yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri. Pancasila juga menjadi salah satu prinsip dari makna bhinneka tunggal ika. Dikutip dari (https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6236673/nilai-yang-terkandung-dalam-sila-ketiga-pancasila-dan-contoh-pengamalannya) Sila ketiga Pancasila mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai persatuan bangsa mengandung makna pengakuan atas bhineka tunggal ika yang melekat pada unsur bangsa Indonesia seperti suku, agama, bahasa, hingga adat istiadat. Nilai persatuan bangsa dalam sila ketiga Pancasila juga bermakna pengakuan terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia, wajib membela dan menjunjung persatuan atau patriotisme, serta cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia, seperti dikutip dari Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan oleh Eva Pasaribu. Nilai persatuan pada orang Indonesia juga bermakna bahwa bangsa Indonesia berjiwa nasionalis, yaitu mencintai bangsa dan negara sendiri atas dasar kesamaan cita-cita dan tujuan bangsa.

Oleh sebab itu, dalam mempersatukan bangsa Negara menjadi kesatuan yang utuh, dibutuhkan pengamalan sila ketiga Pancasila untuk masyarakat Indonesia. Dikutip dari Pasti Bisa PPKn oleh Tim Ganesha Operation, berikut adalah contoh pengamalan sila ketiga Pancasila:

1.Mengakui keberagaan suku, ras, agama, dan budaya yang ada sebagai kekayaan bangsa.

2.Menciptakan kerukunan dan kedamaian antarsesama manusia.

3.Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

4.Saling bekerjasama untuk mewujudkan ketertiban dan tujuan nasional.

5.Lebih banyak dan bangga menggunakan produk atau barang dalam negeri.

6.Mengenal dan mempelajari kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

7.Ingin dan rela berkorban untuk kemajuan dan kepentingan bangsa dan negara.

8.Menanamkan sikap toleransi pada keberagaman yang ada di Indonesia untuk mewujudkan keutuhan bangsa Indonesia.

Tidak hanya itu, siapapun yang tidak menanamkan sikap toleransi atau tenggang rasa berarti tidak menjalankan makna dari semboyan bhinneka tunggal ika dan akan dikenakan sanksi atau hukuman. Hukum pelaku rasisme dan intoleransi  yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis terutama pada pasal 15, pasal 16, pasal 17, pasal 18 pasal 19 pasal 20 dan pasal 21. Setiap warga Negara bebas menuntut haknya, namun pada saat yang sama juga wajib menghormati hak yang dimiliki oleh orang lain. 

Seperti yang kita tau bahwa adil sendiri memiliki arti yaitu tidak hanya berpihak pada satu pihak dan memiliki sikap terbuka yang senantiasa menyediakan "ruang" bagi kehadiran orang lain. Memiliki sikap dan etika menyapa orang lain adalah salah satu bentuk nyata dari mewujudkan sikap adil. Menyapa orang lain dimanapun dan kapanpun pada hakikatnya adalah tindakan awal membangun jaringan sosial yang akan menjadi kekuatan agar tidak mudah ada konflik, dipecah belah, ataupun diadu domba. Apabila masyarakat yang sengaja menghasut atau mengadu domba akan dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak Rp4.5 juta. Hukum tersebut tertulis pada pasal 160 KUHP "Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum atau tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasar ketentuan undang-undang, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak Rp4.5 juta.". Di pasal 246 UU 1/2023 "Dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak kategori V yaitu Rp500 juta, setiap orang yang di muka umum dengan lisan atau tulisan:

a. menghasut orang untuk melakukan tindak pidana; atau

b. menghasut orang untuk melawan penguasa umum dengan kekerasan."

Menghasut artinya mendorong, mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu secara sengaja baik secara lisan ataupun tulisan. Bila secara lisan berarti menghasut secara ucapan. Bila secara tulisan berarti menghasut dengan cara ditulis terlebih dahulu.

Peran Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan toleransi yang saling menghargai antara penduduk Indonesia walau memiliki latar belakang yang berbeda adan beragam sehingga dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika adalah salah satu semboyan yang harus di pegang oleh semua masyarakat Indonesia demi persatuan dan kesatuan bangsa sendiri. Dengan begitu, peran Bhinneka Tunggal Ika dalam persatuan dan kesatuan Negara Republik Kesatuann Indonesia akan terwujud dan terlaksanakan dengan baik tanpa adanya konflik berkelanjutan yang terselubung.

Dimulai dari perilaku dan pergaulan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan rasa persatuan di Indonesia dan akan senantiasa terjaga jika nilai-nilai dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Contoh-contoh perilaku yang mencerminkan "Bhinneka Tunggal Ika" :

1.Tidak bersikap diskriminasi terhadap siapapun

2.Berlaku adil dengan siapapun dan dimanapun (di sekolah, rumah, masyarakat)

3.Menghindari perkelahian yang bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain

4.Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras dan budaya

5.Tidak menghina atau merendahkan orang lain

6.Hidup damai dan aman di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

7.Tidak bersikap etnosentrisme

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun