Mohon tunggu...
Yelsenandapitria
Yelsenandapitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Islami Kisah Sedekah Aisyah sebagai Jalan Menuju Surga

9 Juli 2024   14:44 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berikut ini adalah sebuah cerita pendek Islami dengan tema sedekah sebagai jalan menuju surga:

Kisah Sedekah Aisyah

Aisyah adalah seorang wanita tua yang tinggal sendirian di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota Bengkulu. Penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun, Aisyah selalu berusaha untuk menyisihkan sedikit dari apa yang dimilikinya untuk disedekahkan.

Suatu hari, ketika Aisyah sedang berbelanja di pasar, ia melihat seorang anak kecil yang terlihat kelaparan dan meminta-minta di pinggir jalan Bengkulu. Hati Aisyah tergerak untuk membantunya. Tanpa ragu, ia menghampiri anak tersebut dan memberikan beberapa keping uang yang dibawanya.

"Nak, makanlah ini. Semoga Allah memberkatimu," kata Aisyah sambil memberikan uang tersebut.

Anak itu memandang Aisyah dengan mata berbinar-binar. "Terima kasih, Ibu. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu," ujarnya tulus.

Sejak peristiwa itu, Aisyah semakin giat dalam bersedekah. Setiap kali ia mendapatkan rezeki, ia selalu menyisihkan sebagian untuk disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia percaya bahwa sedekah adalah jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Suatu ketika, Aisyah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit Bengkulu. Selama masa perawatan, banyak orang yang datang menjenguknya dan memberikan sumbangan untuk membantu biaya pengobatannya. Aisyah sangat terharu melihat begitu banyak orang yang peduli dan bersedia membantu dirinya.

Setelah sembuh, Aisyah semakin yakin bahwa sedekah adalah jalan yang tepat untuk menuju surga. Ia pun semakin giat dalam beramal dan berbagi dengan sesama. Aisyah berharap bahwa apa yang telah dilakukannya akan menjadi bekal yang berharga di akhirat kelak.

Cerita selanjutnya : Suatu hari, ketika Aisyah sedang membersihkan rumahnya, ia menemukan sebuah amplop coklat yang tersimpan di dalam laci meja. Penasaran, Aisyah membuka amplop tersebut dan menemukan uang tunai di dalamnya.

Aisyah terkejut melihat jumlah uang yang cukup banyak di dalam amplop itu. Ia pun terdiam sejenak, berpikir apa yang harus dilakukannya dengan uang tersebut.

Setelah berpikir, Aisyah memutuskan untuk menyedekahkan sebagian besar uang itu kepada tetangga-tetangganya yang membutuhkan. Ia merasa bahwa uang itu bukan miliknya dan merupakan amanah yang harus digunakan untuk kebaikan.

Keesokan harinya, Aisyah mengunjungi rumah-rumah tetangganya yang kurang mampu. Dengan hati yang tulus, ia memberikan sebagian uang itu kepada mereka.

"Ini, ambillah. Semoga dapat membantu meringankan beban kalian," kata Aisyah sambil menyerahkan amplop berisi uang.

Para tetangga itu sangat terkejut dan tak menyangka ada seseorang yang begitu dermawan. Mereka pun tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih dan berdoa untuk kebaikan Aisyah.

Setelah membagikan uang itu, Aisyah merasa hatinya begitu tenang dan tenteram. Ia yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah yang terbaik dan akan dibalas oleh Allah SWT di akhirat kelak.

Sejak saat itu, Aisyah semakin rajin dalam bersedekah. Ia merasa bahwa sedekah adalah jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Berikut akhir dari cerita pendek Islami tentang Aisyah dan sedekahnya:

Bertahun-tahun berlalu, Aisyah terus melakukan kebaikan dengan rajin bersedekah. Ia merasa sangat bahagia dapat membantu meringankan beban orang-orang di sekitarnya.

Suatu hari, ketika Aisyah telah lanjut usia, ia didatangi oleh anak yatim yang dulu pernah ia bantu. Kini anak itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan sukses.

"Assalamualaikum, Tante Aisyah. Ini saya, Andi. Apakah Tante masih mengingatku?" tanya pemuda itu.

Aisyah tersenyum lebar, "Tentu saja Tante ingat, Nak. Bagaimana kabarmu? Syukalhamdulillah Tante lihat kamu sudah tumbuh menjadi pemuda yang baik."

Andi pun membalas senyuman Aisyah dengan tulus, "Alhamdulillah, Tante. Semuanya berkat doa dan bantuan Tante dulu. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya."

Andi lalu menyerahkan sebuah amplop kepada Aisyah. "Ini sedikit tanda terima kasih saya. Semoga bisa membantu Tante di hari tua," ujarnya.

Aisyah membuka amplop itu dan terkejut melihat jumlah uang yang sangat besar di dalamnya. Air mata haru mengalir di pipinya.

"Nak, Tante tidak mengharapkan imbalan apa pun. Tante hanya ingin membantu sesama seikhlasnya. Terima kasih banyak, semoga Allah memberkahi dan merahmatimu," kata Aisyah dengan suara bergetar.

Andi memeluk Aisyah dengan lembut. "Terima kasih, Tante. Semoga Tante selalu dalam lindungan Allah dan diberikan umur panjang," doanya tulus.

Sejak pertemuan itu, Aisyah semakin bersyukur dan merasa bahagia. Ia tahu bahwa sedekah yang dilakukannya telah membawa manfaat yang tak terhingga, tidak hanya bagi penerima, tapi juga bagi dirinya sendiri.

Aisyah menjalani sisa hidupnya dengan lebih tenang dan damai. Ia percaya bahwa amal jariyah yang telah dilakukannya akan terus mengalir pahalanya, bahkan setelah ia tiada nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun