Mohon tunggu...
Yeliena Salsabila
Yeliena Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UINSA

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zeno dan Paradoksnya

25 Desember 2022   11:09 Diperbarui: 25 Desember 2022   11:12 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada berbagai panah di bingkai yang menunjukkan posisi stasioner. Tapi saat kaset diputar, itu memberi disk panah yang bergerak. Jadi paradoks panah ini memberikan penjelasan untuk "bergerak" dan "diam". Singkatnya, Zeno menggunakan paradoks ini untuk membuktikan kebenaran filosofis bahwa gerak adalah semu.

3. Argumen Dikotomi

               Menurut pendapat Zeno tentang dikotomi. Ia mengatakan sebenarnya ruang kosong yang darinya timbul jarak tertentu, jarak itu dianggap tidak terbatas karena masih bisa dibagi ke jarak lain yang tidak terbatas. Ketika gerak dikatakan ada, pelaku gerak menempuh jarak tertentu. Pertama-tama seseorang harus menempuh setengah jarak dari jarak itu untuk mencapai titik tak terbatas.

Orang pintar tidak mencapai garis finish dari rute yang mereka tempuh. Hal yang sama tidak mungkin dilakukan dengan gerakan. Zeno menekankan bahwa benda bergerak pertama-tama harus menempuh setengah jarak yang ditempuh, kemudian jarak yang tersisa. Saat titik pada garis bilangan bergerak dari 0 ke 1, posisinya mencapai 1/2, lalu 3/4, lalu 7/8, dst. Pada langkah n berada pada posisi 1 -- 12n.

Jadi tidak ada n ke 1 -- 12n = 1. Jadi pergerakan titik tidak pernah bisa berada di posisi 1. Jadi dia tidak bisa melewati bilangan tak terhingga ke bilangan terhingga. Dalam konteks dikotomi, pendapat Zeno lebih dari abad ke-20 tidak dapat diselesaikan secara logis, dan hanya dapat diselesaikan setelah ahli matematika merumuskan batas hingga tak terhingga.

Para filsuf dan ahli matematika juga telah banyak membahas tentang sifat paradoks ini, baik dari sudut pandang metafisika maupun matematis.

TIDAK KONSISTENNYA PARADOKS ZENO

               Zeno berargumen bahwa semua paradoksnya dimaksudkan untuk menunjukkan ketidakkonsistenan dalam kepercayaan umum bahwa ada beberapa hal. Plato juga mengklaim bahwa Zeno hanya meniru Parmenides the Eleanor. Dia mengubah wujudnya hanya untuk menipu orang agar mengatakan sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang dikatakan Parmenides.

Dia mencatat bahwa sementara Parmenides dari Elea berpendapat bahwa semua hal adalah satu, Zeno berpendapat bahwa beberapa hal pada dasarnya tidak memiliki sifat yang sama. Pada saat yang sama, Aristoteles mencatat bahwa paradoks Zeno selalu disebutkan dan dikerjakan ulang oleh orang-orang yang mengedit karyanya, sehingga sulit membedakan mana yang asli dan mana yang ditulis oleh penulis lain. Paradoks gerak yang melekat pada pemikiran fisik Aristoteles tidak terkait langsung dengan tesis banyak orang. Hampir semua karya Zeno menantang keyakinan umum Aristoteles. Namun, jika semua ini adalah karya Zeno, maka berdasarkan penjelasan paradoks Aristoteles, tentu saja menantang pluralitas dan gerak.

Thomas Aquinas, seorang filsuf abad ke-13, mengomentari komentar Aristoteles tentang paradoks Zeno dengan menyatakan bahwa waktu tidak terjadi dalam sekejap. Bertrand Arthur William Russel setuju dengan Zeno bahwa sebuah benda hanya dapat diam di ruang angkasa untuk waktu yang tidak seketika. Namun, dia berargumen bahwa apa yang terjadi di antara kedua momen itu didasarkan pada fakta bahwa benda-benda yang tergantung di ruang angkasa bergerak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun