Mohon tunggu...
yeftafebriantopanggabean
yeftafebriantopanggabean Mohon Tunggu... Programmer - Writing! Builiding Nation

Nama Saya Yefta Febrianto Panggabean, saat ini sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Teknik Informatika di Universitas Advent Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Smart City: Kemajuan atau Memperluas Ketimpangan?

4 Desember 2024   19:01 Diperbarui: 4 Desember 2024   19:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development

Konsep smart city atau kota cerdas semakin populer dalam diskusi di era teknologi modern. Dengan memanfaatkan inovasi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data, kota cerdas menawarkan potensi untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, serta keberlanjutan hidup masyarakat. Namun, di balik janji-janji tersebut, muncul pertanyaan krusial: apakah kota cerdas benar-benar memberikan manfaat yang adil bagi semua kalangan, atau malah memperburuk kesenjangan sosial? 

Informatika Pemerintahan (LAIP), berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, Kantor Staf Presiden, Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, dan Kementerian PANRB, memprakarsai pelaksanaan program Gerakan Menuju 100 Smart City. 

Inovasi yang Ditawarkan Smart City

Pada dasarnya, smart city bertujuan menciptakan solusi berbasis teknologi untuk mengatasi tantangan kota, seperti kemacetan, polusi, dan layanan publik yang tidak efisien. Misalnya:

  1. Transportasi Pintar

Di Singapura, teknologi transportasi pintar semakin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem transportasi umum. Salah satu inovasi terbaru adalah sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) yang disebut "Overwatch," yang pertama kali diterapkan di Line Circle pada tahun 2020. Sistem ini akan diperluas ke jalur MRT North-South dan East-West pada akhir 2024. Overwatch berfungsi untuk memantau operasi kereta secara real-time, mendeteksi anomali seperti pintu kereta yang tidak tertutup dengan baik, serta memprediksi potensi keterlambatan. Implementasi sistem ini telah mengurangi keterlambatan hingga 30% untuk penundaan yang berlangsung lebih dari lima menit.

PHOTO: LIANHE ZAOBAO
PHOTO: LIANHE ZAOBAO

2. Pengelolaan Sampah yang Efisien

Dengan IoT, kota dapat memantau lokasi tempat sampah penuh dan mengoptimalkan pengangkutan sampah, seperti di Stockholm, ibukota negara Swedia. Stockholm telah memperkenalkan sistem pengelolaan sampah yang canggih dengan menggunakan teknologi vakum bawah tanah, yang mengurangi kebutuhan akan transportasi sampah menggunakan truk. Dalam sistem ini, sampah dikumpulkan melalui pipa bawah tanah menggunakan tekanan udara yang diciptakan oleh kipas, yang mengalirkan sampah ke stasiun pengumpulan. Setelah sampai di stasiun, sampah dipadatkan dalam kontainer tertutup.

https://www.ctc-n.org/products/underground-waste-vacuum-system-takes-waste-management-new-level
https://www.ctc-n.org/products/underground-waste-vacuum-system-takes-waste-management-new-level

3. Energi Ramah Lingkungan

Masdar City di Uni Emirat Arab dirancang untuk menjadi contoh kota ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan secara maksimal. Salah satu fitur utamanya adalah penggunaan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listrik kota ini, yang termasuk instalasi panel surya besar dan sistem pembangkit listrik tenaga surya. Misalnya, ada sebuah pembangkit surya dengan kapasitas 10 megawatt yang menghasilkan 17.500 MWh energi bersih setiap tahun, mengurangi emisi karbon sebanyak 7.350 ton.

https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development
https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development

Ketimpangan yang Mengintai di Balik Teknologi?

  1. Akses Teknologi yang Tidak Merata

Sebagai contoh, di Jakarta, implementasi layanan transportasi digital seperti MRT berbasis e-ticketing sering kali sulit diakses oleh masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki smartphone.

      2. Digitalisasi yang Menyingkirkan Kelompok Rentan 

Dalam survei di India, masyarakat lansia dan buruh harian di Bengaluru mengeluhkan sulitnya mengakses layanan kesehatan karena semuanya beralih ke platform digital tanpa pendampingan yang memadai.

      3. Peningkatan Biaya Hidup

Infrastruktur teknologi yang canggih sering kali meningkatkan biaya hidup di kota tersebut, membuat masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan untuk bertahan. Sebagai contoh di San Francisco, adopsi teknologi kota pintar menyebabkan kenaikan harga properti dan sewa rumah, sehingga banyak penduduk asli harus pindah ke daerah pinggiran.

Solusi Menuju Smart City yang Inklusif!

Agar smart city memberikan manfaat yang merata bagi semua orang, diperlukan beberapa langkah strategis:

1. Peningkatan Infrastruktur Teknologi

Pemerintah perlu memperluas jaringan internet dan akses perangkat pintar hingga ke wilayah-wilayah terpencil. Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendesa PDTT, Ivanovich Agusta dalam acara sosialisasi Desa Cerdas di Universitas Islam Malang mengatakan bahwa ada 2881 desa yang belum mempunyai akses internet.

2. Edukasi Teknologi untuk Semua Lapisan

Contohnya, program pelatihan di Kampung Digital Jogja yang mengajarkan warga desa cara menggunakan teknologi untuk memasarkan produk lokal mereka.

3. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal

Pemerintah Bandung berhasil melibatkan komunitas IT lokal untuk merancang aplikasi yang ramah pengguna bagi warga dengan keterbatasan literasi digital.

4. Subsidi Teknologi untuk Kelompok Rentan

Pemerintah Singapura memberikan subsidi perangkat pintar bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat mengakses layanan digital.

Akhir kata

Konsep smart city memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tanpa perencanaan yang terarah dan pendekatan yang inklusif, teknologi ini berisiko memperburuk ketimpangan sosial. Kota pintar seharusnya tidak hanya unggul secara teknologi, tetapi juga berkomitmen pada prinsip keadilan sosial yang merata bagi seluruh masyarakat.

Dengan kesiapan untuk menghadapi tantangan tersebut, smart city dapat menjadi tempat di mana teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan berkolaborasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun