Mohon tunggu...
yeftafebriantopanggabean
yeftafebriantopanggabean Mohon Tunggu... Programmer - Writing! Builiding Nation

Nama Saya Yefta Febrianto Panggabean, saat ini sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Teknik Informatika di Universitas Advent Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Smart City: Kemajuan atau Memperluas Ketimpangan?

4 Desember 2024   19:01 Diperbarui: 4 Desember 2024   19:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development

https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development
https://masdar.ae/en/news/newsroom/masdar-city---a-template-for-sustainable-urban-development

Ketimpangan yang Mengintai di Balik Teknologi?

  1. Akses Teknologi yang Tidak Merata

Sebagai contoh, di Jakarta, implementasi layanan transportasi digital seperti MRT berbasis e-ticketing sering kali sulit diakses oleh masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki smartphone.

      2. Digitalisasi yang Menyingkirkan Kelompok Rentan 

Dalam survei di India, masyarakat lansia dan buruh harian di Bengaluru mengeluhkan sulitnya mengakses layanan kesehatan karena semuanya beralih ke platform digital tanpa pendampingan yang memadai.

      3. Peningkatan Biaya Hidup

Infrastruktur teknologi yang canggih sering kali meningkatkan biaya hidup di kota tersebut, membuat masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan untuk bertahan. Sebagai contoh di San Francisco, adopsi teknologi kota pintar menyebabkan kenaikan harga properti dan sewa rumah, sehingga banyak penduduk asli harus pindah ke daerah pinggiran.

Solusi Menuju Smart City yang Inklusif!

Agar smart city memberikan manfaat yang merata bagi semua orang, diperlukan beberapa langkah strategis:

1. Peningkatan Infrastruktur Teknologi

Pemerintah perlu memperluas jaringan internet dan akses perangkat pintar hingga ke wilayah-wilayah terpencil. Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendesa PDTT, Ivanovich Agusta dalam acara sosialisasi Desa Cerdas di Universitas Islam Malang mengatakan bahwa ada 2881 desa yang belum mempunyai akses internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun