Mohon tunggu...
Yeddi Aprian Syakh al Athas
Yeddi Aprian Syakh al Athas Mohon Tunggu... Hamba Allah, Penulis, Penggiat Sejarah dan Praktisi Spiritual -

Saya hanya orang biasa-biasa yang berusaha mengeksplor dan merangkai puzzle-puzzle sejarah masa lalu yang tercerai-berai melalui kajian-kajian Ilmu Gematria yakni sebuah studi ilmu numerologi yang digunakan untuk memahami makna yang tersirat dibalik sesuatu yang tersurat, yakni dengan cara menghitung nilai numerik dari setiap huruf, setiap kata dan setiap kalimat dan kemudian melihat ‘geometri’ atau hubungan-hubungan yang terbentuk darinya yang kemudian akan membentuk suatu pola geometris pemaknaan yang memiliki 3 (tiga) lapisan makna, yakni: (1) makna dari huruf-huruf itu sendiri; (2) makna dari bentukan huruf yang dihasilkan; dan (3) jumlah bilangan (numerik) dari huruf-huruf yang membentuknya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Memahami Makna "Sejarah"

19 Februari 2019   13:32 Diperbarui: 2 Juli 2021   13:06 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa Arab adalah bangsa yang punya kebudayaan yang bangga dengan garis keturunan, makanya umumnya seorang Arab akan bisa menjelaskan silsilah nenek moyang mereka, apalagi kalau nenek moyang tersebut tercatat sebagai orang-orang ternama atau terkemuka. 

Baca juga: Mencintai Makna Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kita bisa menemukan nama seorang Arab dengan silsilah yang lengkap seperti A bin B bin C bin D, dst. Silsilah tersebut diibaratkan sebagai SYAJARATUN atau pohon yang mempunyai batang, dahan, ranting, dan juga akar yang makin lama makin bercabang banyak. SEJARAH dimaksudkan merupakan cerita dan kisah terkait dengan orang-orang yang ada dalam pohon silsilah.

Sang Guru dalam sebuah diskusi ringan kemudian menjelaskan tentang makna SEJARAH dengan lebih detail,

"Ketahuilah wahai anakku, bahwa mengapa kata SEJARAH diambil dari kata SYAJARATUN atau Pohon adalah karena Pohon adalah simbol dari puncak spiritual orang-orang suci"

Saya bertanya,

"Maksudnya apa wahai Guru? Bisakah engkau menjelaskannya?"

Sang Guru menjawab,

"Perhatikanlah baik-baik wahai anakku bukankah dalam kisah-kisah para nabi dan para rasul hampir seluruhnya berkaitan denganPohon? Lihatlah Nabi Musa as dengan Pohon Zionnya, Nabi Budha dengan pohon Bodinya, Nabi Isa as dengan pohon cemaranya, dan bahkan Nabi Muhammad saw pun dengan Sidrotul Muntahanya. Ketahuilah wahai anakku bahwa Sidroh itu adalah pohon, yang dalam makna fisiknya disebut sebagai pohon teratai, sedangkan dalam makna hakikatnya adalah Pohon Kesadaran Terakhir yang berada di puncak ketinggian, yang disebut Al-Quran sebagai Sidrotul Muntaha."

Sang Guru menambahkan,

"Dan ingatlah wahai anakku bahwa ketika berbicara tentang Pohon, Al-Quran menyebutkan : Dan seandainya Pohon-Pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan lagi kepadanya tujuh lautan (setelah kering), niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Luqman 31:27)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun