diobservasi, pembuatan kronologi)
*Literature search (mengacu pada hasil liputan awal; kliping koran, pencarian Di internet, buku, dan sumber lain)
 *Interviewingexperts (sumber ahli/pakar)
*Finding a paper trail (BAP, berkas sidang pengadilan, hasil visum)
*Interviewing key informants and sources
Tahap Kedua:
*First hand observation (Observasi di lapangan berguna untuk mendapat data  detil  sekaligus memastikan kebenaran dokumen)
 *Organizing files (data-data hasil pengamatan lapangan, yang dikawinkan  dengan  data-data sebelumnya, perlu diorganisasikan secara cermat dalam  (file-file)
 *More interviews (menambahi data-data bolong ketika file sudah  diorganisasikan  secara cermat dan teliti. Wawancara ini umumnya hanya  berlangsung untuk  sumber-sumber kunci dan saksi-saksi)
 *Analyzing and organizing (misalnya Metode lebih baku diperkenalkan Robert  Â
 Greene dari Newsday berupa Sistem Memo: Copy Ready dan Procedural )
 *Writing (Yang perlu diingat, dalam menulis yang pertama-tama didahulukan Â
 adalah bahwa laporan harus benar. Baru kemudian, menarik dan relevan)
 *Fact checking (ingat: intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi)
 *Libel checking Indepth report, interpretatif report, maupun investigatifve
 report, seperti jenis liputan lainnya, menekankan pada perlunya etika dan  hukum.Kode etik media massa, di antaranya, memberikan beberapa jenis  eterangan yang mesti diperhatikan wartawan, dan sumber-sumbernya di  masyarakat luas:
-On the record. Semua pernyataan boleh langsung dikutip dengan
  menyertakan nama serta jabatan si sumber. Kecuali ada kesepakatan lain,  Â
 Semua komentar dianggap boleh dikutip.
 -On background. Semua pernyataan boleh dikutip langsung, tapi tanpa menyebutkan nama si sumber. Jenis penyebutan yang digunakan si sumber  harus dinegosiasikan lebih dulu. Tapi harus diingat bahwa makin kabur  identitas si  sumber, makin ringan juga kredibilitas laporan si wartawan. Â