Hari kedua di posko KKN.
Saat itu adalah saat yang sangat hening, semua sibuk masing-masing
Padahal semua anggota kelompok kami berkumpul di Aula Kantor Kelurahan saat itu,
Tak ada yang bertegur sapa, bercanda, mengobrol masalah politik, ekonomi, atau program yang akan kami laksanakan selanjutnya.
Sadar akan situasi, Ia yang kami percayakan untuk menjadi pemimpin kami selama masa KKN, menegur, ‘Yaumil!’
Yang namanya dipanggil pun menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari kesibukannya ‘Iya?”
‘Kamu tau apa itu generasi tunduk?’ tanyanya
‘Apa? Generasi Tunduk?’
‘Iya generasi tunduk.’
‘Tidak.’ Jawabnya singkat.
‘Generasi tunduk itu seperti kalian mi sekarang, tunduuuk terus lihat HP. Nanti biar ada disebelahmu yang tiba-tiba menghilang kalian tidak tau juga. Diperbudak sama tekhnologi’ jelasnya.
Semua orang yang ada diruangan waktu itu seketika bergeming, dan mulai memproses kata-kata pemimpin kami itu dikepala masing-masing. Benar juga. Kami disini, dipersatukan dari berbagai fakultas, harusnya saling mengenal, bercanda ria, berbagi pengalaman menyenangkan mengenai kehidupan kuliah kami yang berbeda-beda.
Tetapi sekarang yang kami lakukan hanya sibuk dengan dunia milik kami sendiri-sendiri.
Mereka yang menyimak kemudian menyimpan smartphone masing-masing dan mulai bercerita ria.
Generasi Tunduk, sebutan bagi mereka yang diperbudak teknologi smartphone. Terbuai dengan aplikasi-aplikasi menggiurkan di dalamnya sehingga tidak memperdulikan keadaan disekitarnya lagi. Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Demikian teknologi sekarang.
Terkungkung dalam kebebasan yang terbatas. Terpenjara dalam dunia milik masing-masing. Kepedulian hanya sebatas ‘Like’, ‘Coment’ dan ‘Share’.