Pa-da-ja-ya-nya = sama kuat / saktinya
Ma-ga-ba-tha-nga = ini mayatnya (mati bersama)
Kisah populer Aji Saka bisa jadi tidak seluruhnya nyata. Tradisi lisan memungkinkan terjadinya tambah kurang dari apa yang diwariskan. Maka munculnya berbagai versi tentang Aji Saka bisa dipahami dalam konteks keberagaman sumber cerita.
Mengurai Makna
Cerita rakyat Aji Saka memberikan banyak nasihat dan makna. Kematian Dewata Cengkar oleh Aji Saka menjadi gambaran bahwa pemimpin yang lalim dan sewenang-wenang (suatu saat) akan musnah dan kalah oleh kebenaran. Demikian sebaliknya, pemimpin yang adil dan bijaksana, maka kekuasaannya akan langgeng dan dicintai oleh rakyatnya seperti dicontohkan oleh Aji Saka.Â
Tidak kalah penting adalah penokohan Sembada dan Dora, abdi setia Aji Saka. Keduanya sama-sama memegang teguh amanah yang diberikan oleh tuannya. Orang-orang dengan karakter teguh dalam prinsip biasanya akan disegani orang lain. Tentu, tidak mudah. Tidak jarang karena bertahan pada prinsip yang diyakini, (kita) justru dibenci banyak orang.Â
Mungkin, kita perlu mendalami satu pepatah Latin:Â fortiter in re, suaviter in modo, di mana kita teguh dalam prinsip, tetapi lembut dalam cara. Bisa jadi, seandainya Sembada dan Dora, yang sama-sama teguh dalam prinsip, bisa menyelesaikan perkara dengan baik, bisa jadi mereka tidak akan mati sia-sia.Â
Teriting Doa dalam duka mendalam, turut berduka cita bagi para korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, 9 Januari 2021. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H