"Kau bilang kau suka hujan, tapi kenapa kau membuka payungmu ketika hujan," (Shakespeare). Â
Hujan, selalu menarik bagi para pujangga. Hujan melahirkan romansa dan rahasia cinta tak terbatas. Sapardi Djoko Damono menulis dalam "Hujan Bulan Juni": "Tak ada yang lebih tabah, dari hujan bulan Juni. Dirahasiakannya rintik rindunya, kepada pohon berbunga itu." Begitulah hujan memberi aneka cerita yang bernuansa sendu, syahdu, juga rindu.
Setiap dari kita, termasuk saya (mungkin) punya rahasia tentang hujan. Di akhir tahun 2019, curah hujan (di daerah Sawangan, Depok) sangat deras dan menyebabkan banjir di seputaran kompleks rumah. Sayangnya, kami sekeluarga sedang berlibur di tempat saudara, di Bojonegoro. Apa boleh buat, banjir yang tidak diduga datangnya berhasil merendam lantai rumah dan buku-buku yang kebetulan ada di rak paling bawah.Â
Di sepanjang hari di akhir Desember 2020 sampai dengan awal tahun 2021 sebenarnya sudah was-was seandainya kejadian banjir tahun lalu terulang kembali. Untunglah, curah hujan 2021 tidak begitu tinggi, malah cenderung kecil. Berkebalikan dengan anak-anak yang justru merindukan hujan turun, agar mereka bisa bermain-main di tengah hujan.Â
Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya, beberapa langkah antisipasi saya lakukan, di antaranya:
1. Meletakkan buku di tempat / rak yang cukup tinggi
Bagi saya, buku termasuk harta paling berharga. Karena itu, sejak kejadian buku-buku terendam banjir itu, saya meletakkan buku di tempat yang aman.Â
2. Amankan surat-surat penting
Surat-surat penting, mulai dari ijazah, akta lahir, dan data kependudukan lainnya saya simpan dalam satu map khusus, dan diletakkan di tempat teraman, sekaligus terjangkau. Seandainya terjadi sesuatu, maka surat-surat itu bisa diselamatkan dengan segera.
Untuk barang-barang yang rentan terdampak banjir, sebaiknya memang diletakkan di tempat yang aman, termasuk barang-barang elektronik.
Sementara untuk antisipasi terjadinya banjir yang meluap, kita juga perlu melakukan upaya-upaya preventif dengan menjaga kebersihan saluran air / selokan.Â
1. Bersihkan saluran air
Sebaiknya, lakukan pembersihan selokan dari sampah-sampah yang bisa menghambat laju air. Ini merupakan tindakan sederhana, tetapi sangat bermanfaat guna mencegah terjadinya "antri" air masuk ke saluran air.
2. Penghijauan
Meskipun lahan sempit, kita bisa lakukan upaya penghijauan melalui media tanaman di pot. Baik pula jika memungkinkan untuk menyisakan lahan kecil di halaman rumah untuk tumbuh berbagai tanaman, sekaligus berfungsi sebagai resapan.
Tentu, masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendorong upaya preventif agar tidak terjadi banjir. Termasuk di dalamnya, adalah secara terus menerus mengedukasi semua orang, kecil dan dewasa, untuk membuang sampah pada tempatnya.Â
Hujan bulan Januari, cukup sepi. Meskipun demikian, hati tetap ramai di tengah kehangatan anggota keluarga yang berkumpul menyikapi pandemi.
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H