Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minggu Palma Tanpa Daun Palma

4 April 2020   20:03 Diperbarui: 4 April 2020   22:38 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
live streaming gereja katedral KAJ

Jadwal misa live streaming Pekan Suci bersebaran di grup-grup WA. Boleh pilih, akan mengikuti misa di gereja mana di keuskupan mana pun. Dan begitulah hakikatnya sarana media sosial; melampaui batas ruang dan waktu.

Seorang kawan di pelosok Kalimantan, mengaku sedang sibuk mempersiapkan peribadatan live streaming. Saat ditanya mengapa harus “ikut-ikutan” misa online, ia menjawa singkat. “ODP (orang dalam pemantauan) di tempatku hampir mencapai 4000 orang. Mereka adalah pekerja di Malaysia yang ngeyel memaksa pulang, bahkan tidak melalui pintu-pintu masuk pada umumnya.”

Lalu?

“Ya. Untuk mengurang risiko penularan corona, kami terpaksa live streaming. Biarlah mereka beribadah dari rumah.” Begitulah katanya. Sejak kapan ia ahli perstreamingan? batin saya.

Terbayang betapa ribetnya para pemimpin dan petugas liturgi Gereja mengupayakan tetap menjaga iman umat-Nya. Namun, apakah mereka tidak tahu betapa merindunya umat untuk datang ke gereja, bertamu dan bertemu dengan Tuhannya, serta menyambut langsung komuni.

**

Apa yang berbeda?

Minggu, 5 April 2020 ini adalah minggu palma tanpa daun palma. Biarlah, daun-daun palma kami ganti dengan hamparan harapan dan optimis, bahwa “sengsara”  ini cepat berlalu.

Dengan penuh keyakinan, vigili Paskah (malam Paskah) hingga Minggu Paskah, Gereja tetap bisa menyambutnya dengan gegap gempita penuh kemenangan dan kejayaan. Lagu-lagu pujian, Haec Dies hingga Halleluya Handel bergemuruh beriringan dengan lonceng kemuliaan berdentang-dentang. Kami akan bunyikan lonceng di rumah kami masing-masing.

Terbayang di tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Lebih sibuk dari yang sibuk adalah Panitia Paskah. Pernah menjadi bagian di dalamnya, saya bisa merasakan betapa antusiasme, menyambut perayaan Paskah.

Panitia dibentuk dengan masa kerja 100 hari, mulai dari Rabu Abu hingga minggu Pentakosta. Semua hal, mulai dari terkecil hingga pada pokok acara, dirapatkan berminggu-minggu. Tidak jarang terjadi selisih pendapat untuk mencapai satu keputusan. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Masing-masing paroki mempunyai dinamikanya sendiri.

Namun, sejak WHO menyatakan virus corona sebagai pandemi, semua keriuhan berbagai aktivitas, termasuk kegiatan keagamaan mendadak senyap. Pembatasan kedekatan personal maupun sosial, dengan menjaga jarak aman, seolah ingin meluluhlantakkan bangunan hakikat manusia sebagai homo socius. Sekaligus pula merombak konsep Gereja sebagai persekutuan umat Allah.

Gereja sebagai persekutuan, seakan tidak bisa dirasakan lagi sebagai kedekatan, keakraban, tegur sapa, dan salam hangat. Persekutuan “dipaksa” dihayati juga secara baru, yakni kebersamaan dalam kesendirian. Dan, begitulah Gereja menemukan maknanya, bukan hanya secara harafiah fisik, melainkan secara rohaniah. 

Jangan-jangan kita memang diingatkan, bahwa seringkali kesibukan persiapan dan peribadatan justru mengoyak hakikat keintiman personal kita dengan Tuhan. Dan sekarang, tetap tenanglah di rumah, miliki waktu sepenuhnya, persiapkan hati seutuhnya untuk mentahtakan Tuhan dalam hati. Selamanya.

Alunan samar lagu “Ia yang didera dan disalib”, saat live streaming di minggu Palma ini tak bisa terpungkiri terasa begitu menyesakkan. Sesak dan perih. Selayaknya, saat Ia, berlutut penuh keringat dan darah, dalam kesendirian, dalam kesenyapan, persis menjelang sengsara-Nya.

Selamat menyambut pekan suci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun