AYO... BELAJAR EKONOMI DENGAN FUN LEARNING
Profesionalitas seorang pendidik salah satunya terlihat pada kemampuan pengelolaan kelas yang sangat optimal. Seorang pendidik akan mempersiapkan segala perangkat pembelajaran yang akan disampaikan, menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran dan beberapa perlengkapan serta mempersiapkan kelengkapan administrasi kelas. Selain itu, mampu menciptakan dan memelihara iklim pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
Agar suasana fun learning tercapai, maka diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Maka dari itu seorang pendidik harus mampu menentukan metode yang tepat dengan kondisi anak yang disesuaikan juga dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.Â
Menurut Tols Toy(Darmansyah, 2010), belajar menyenangkan sangat perlu dalam proses pembelajaran, karena dapat membantu peserta didik menjadikan bahan pembelajaran bermakna, memberi motivasi belajar dan kepuasan belajar. Karena dalam kegiatan belajar, terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, yaitu pengaturan kelas dan pengajaran itu sendiri. Diantara penerapan pelajaran yang menyenangkan melalui ice breaking, apresiasi dengan pujian, selingan humor, dan menghadirkan bentuk-bentuk permainan sesuai dengan materi pelajaran.
Minat belajar yang telah dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi, terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai (Hamdani, 2011).
Melalui penerapan pendekatan yang diharapkan dapat meningkatkan minat atau motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan tujuan akhirnya adalah dapat mengoptimalisasi pembelajaran ekonomi agar didapatkan nilai peserta didik sesuai dengan ketentuan standar.Â
Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian tujuan dari Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.
Minat belajar menurut  (Djamarah, 2008), minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seeorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.Â
Menurut (Hamdani, 2011) minat adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.Â
Peserta didik agar lebih senang, tertarik dan aktif dalam mengikuti pembelajaran strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran adalah strategi tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan  pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara Peserta didik untjk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut (Rusman, 2008) menjelaskan bahwa dalam model pembelajaran Jigsaw Peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
(Silberman, 2007) menjelaskan bahwa Jigsaw learning merupakan sebuah tehnik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan tehnik"pertukaran dari kelompok ke kelompok" (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting, setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain.
Oleh karena itu, Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat menciptakan keberhasilan antar peserta didik, sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya pendidik dan buku diktat tetapi juga sesama peserta didik. Dengan pemikiran bahwa belajar akan menjadi aktif dengan berfikir kritis, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Peserta didik akan menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H