PENDIDIKAN KARAKTER PADA ERA DIGITAL
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak ditemukan berbagai masalah, diantaranya adalah masalah karakter para peserta didik seperti maraknya seks bebas dikalangan remaja, peredaran foto dan video porno, berkata kasar, kekerasan (bullying) sesama peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa karakter generasi muda sekarang sudah rusak. Keberadaan system pendidikan di Indonesia sangat sentral sebagai pondasi pembentukan pendidikan karakter.Â
Pendidikan karakter mencerminkan perilaku dan nilai-nilai baik yang dianut anak. Nilai-nilai tersebut sifat religius, jujur dalam perkataan maupun perbuatan, toleransi terhadap perbedaan, disiplin, dan taat pada peraturan.Â
Pendidikan karakter memerlukan metode khusus salah satunya adalah kegiatan pembiasaan. Melalui pembiasaan yang baik anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang matang, yang sanggup dan mampu mengubah dirinya sendiri, mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Bahkan tidak menimbulkan masalah bagi keluarga, kelompok dan masyarakatnya, sehingga mampu menjalani kehidupan dunia dan akhiratnya.Â
Agar pembiasaan dapat segera tercapai dan hasilnya baik maka harus memenuhi syarat. Â Syarat-syaratnya sebagai berikut; mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat artinya sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan, pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-ulang) dilakukan secara teratur sehingga menjadi suatu kebiasaan yang otomatis, pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya.
Pendidikan merupakan suatu proses perubahan baik dari tingkah laku, pengalaman hidup dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Pendidikan di era digital saat ini sangatlah penting. Kemajuan tehnologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, akan tetapi anak-anak di usia sekolah dasar juga bisa menikmatinya. Dengan adanya kemajuan era digital ini bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan terutama sebagai sarana dan prasarana interaksi antara pendidik dan peserta didik. Sebaiknya kita gunakan adanya digital ini lebih ke arah positif jangan kita gunakan ke arah negatif.
Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhlak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehidupan berbangsa yang adil, aman dan makmur. Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter.Â
Pembentukan karakter tidak dapat dilepaskan dari life skill. Life skill sangat berkaitan dengan kemahiran, mempraktekkan/ berlatih kemampuan, fasilitas, dan kebijaksanaan. Proses pengembangan ketrampilan dimulai dari sesuatu yang tidak disadari dan tidak kompeten, kemudian menjadi sesuatu yang disadari dan kompeten. Pendidikan sekarang ini masih melahirkan generasi yang ahli dalam pengetahuan sains dan tehnologi, hal ini bukan merupakan suatu prestasi, karena pendidikan menghasilkan generasi dengan kepribadian yang unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan.Â
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu atau sebuah usaha untuk menerapkan nilai-nilai agama, moral, etika pada peserta didik melalui ilmu pengetahuan, dibantu oleh orang tua, Pendidik serta masyarakat yang sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan karakter peserta didik yang dilakukan Pendidik, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan karakter melalui ajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran. Setiap anak memiliki potensi yang baik sejak lahir, namun potensi tersebut harus terus diasah dan disosialisasikan dengan baik agar karakter setiap anak terbentuk dan berkembang secara maksimal.
Pendidikan karakter sebagai tujuan dari pendidikan nasional tertuang dalam UU nomor 20 Tahun 2003 pada bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."
Tahap perkembangan anak menurut Piaget (Suryanto, 2005), anak usia 7 -- 11 tahun mengalami tingkat perkembangan Operasional konkret. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah yang konkret. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode ini memilih mengambil keputuan logis dan bukan keputusan perceptual seperti anak praoperasional. Pada zaman digital, anak usia sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan barang-barang tehnologi seperti ponsel, computer, video games, dan lain-lain.
Penanaman karakter harus sedini mungkin diterapkan pada peserta didik. Jika sejak dini sudah terbentuk karakter yang baik, maka selanjutnya tinggal dikembangkan, diharapkan kelak dewasa akan tumbuh pribadi yang mandiri dan berkarakter. (Segal, 2000) menyatakan, pendidikan karakter adalah upaya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan maupun sikap yang dibutuhkan agar seseorang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur, norma, etika, maupun aturan yang berlaku.
(Kertajaya, 2010)Â menambahkan, karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan "mesin" yang mendorong bagaimana seseorang itu bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu. Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.
Di zaman serba digital ini juga anak dengan mudahnya menggunakan media digital. Zaman digital yang bukan hanya memiliki dampak positif, namun juga dampak negatif pun menjadi tugas sendiri bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat dewasa dalam membimbing dan memantau apa yang anak lakukan dengan media digitalnya tersebut, sehingga anak mampu memanfaatkan media digitalnya sebaik mungkin dan mendapatkan manfaat yang baik untuk dirinya dan hidupnya. Orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak. Karena keluarga merupakan penyelenggaraan pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya. Orang tua juga turut berperan dalam perkembangan karakter anak di sekolah.
Ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan seperti, memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan peserta didik yang sudah diberikan dan ditulis untuk kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan antara orang tua dengan wali kelas dan Pendidik kelas.
Pendidik menerapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Pendidik dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya, seperti menyampaikan berbagai kutipan berupa kata-kata mutiara atau peribahasa yang berkaitan dengan karakter, cerita pendek, diskusi kelompok, membuat karangan pendek dan sebagainya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para Pendidik untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan. Berikut contoh penerapan keteladanan pendidikan karakter di sekolah.
- Pendidik secara sadar datang dan pulang sesuai aturan yang telah ditentukan, kehadiran Pendidik yang demikian sebagai bentuk komitmen mereka terhadap budaya yang telah berlaku di sekolah yang bersangkutan.
- Sekolah memberikan penghargaan terhadap keberhasilan, usaha dan memberikan komitmennya, semua karyawan dan peserta didiknya akan termotivasi untuk bekerja keras , inovatif, dan mendukung perubahan.
- Sekolah memberikan apresiasi pada saat upacara bendera pada hari senin, untuk Pendidik, karyawan, dan peserta didik yang berprestasi. Cara yang dilakukan ini memotivasi setiap Pendidik, karyawan, dan peserta didik untuk meraih prestasi-prestasi tertentu.
- Sekolah menerapkan kegiatan gotong royong setiap satu semester
- Sekolah memberikan program-program khusus bimbingan konseling pada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar.
Dengan adanya bimbingan dan usaha tersebut, peserta didik terbantu untuk memperbaiki cara belajar, mengembangkan potensinya secara maksimal dan belajar mengubah dirinya menjadi manusia yang lebih baik lagi. Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter.Â
Pendidikan karakter dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga segala peristiwa yang terjadi di dalam sekolah semuanya dapat melalui pendidikan karakter.Â
Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan sebuah usaha bersama dari seluruh warga sekolah untuk menciptakan sebuah kultur baru di sekolah, yaitu kultur pendidikan karakter. Secara langsung, lembaga pendidikan dapat menciptakan sebuah pendidikan karakter melalui kurikulum, penegakkan disiplin, manajemen kelas, maupun melalui program-program pendidikan yang dirancangnya untuk pembentukan kepribadian unggul dengan mengedepankan akhlak dan budi pekerti.
Semangaaat menjadi yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H