Mohon tunggu...
YAYUK DWIANGGRAINI
YAYUK DWIANGGRAINI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya memiliki hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter di Era Digital

22 Desember 2022   09:10 Diperbarui: 22 Desember 2022   09:19 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penanaman karakter harus sedini mungkin diterapkan pada peserta didik. Jika sejak dini sudah terbentuk karakter yang baik, maka selanjutnya tinggal dikembangkan, diharapkan kelak dewasa akan tumbuh pribadi yang mandiri dan berkarakter. (Segal, 2000) menyatakan, pendidikan karakter adalah upaya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan maupun sikap yang dibutuhkan agar seseorang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur, norma, etika, maupun aturan yang berlaku.

(Kertajaya, 2010) menambahkan, karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan "mesin" yang mendorong bagaimana seseorang itu bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu. Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.

Di zaman serba digital ini juga anak dengan mudahnya menggunakan media digital. Zaman digital yang bukan hanya memiliki dampak positif, namun juga dampak negatif pun menjadi tugas sendiri bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat dewasa dalam membimbing dan memantau apa yang anak lakukan dengan media digitalnya tersebut, sehingga anak mampu memanfaatkan media digitalnya sebaik mungkin dan mendapatkan manfaat yang baik untuk dirinya dan hidupnya. Orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak. Karena keluarga merupakan penyelenggaraan pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya. Orang tua juga turut berperan dalam perkembangan karakter anak di sekolah.

Ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan seperti, memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan peserta didik yang sudah diberikan dan ditulis untuk kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan antara orang tua dengan wali kelas dan Pendidik kelas.

Pendidik menerapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Pendidik dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya, seperti menyampaikan berbagai kutipan berupa kata-kata mutiara atau peribahasa yang berkaitan dengan karakter, cerita pendek, diskusi kelompok, membuat karangan pendek dan sebagainya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para Pendidik untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan. Berikut contoh penerapan keteladanan pendidikan karakter di sekolah.

  • Pendidik secara sadar datang dan pulang sesuai aturan yang telah ditentukan, kehadiran Pendidik yang demikian sebagai bentuk komitmen mereka terhadap budaya yang telah berlaku di sekolah yang bersangkutan.
  • Sekolah memberikan penghargaan terhadap keberhasilan, usaha dan memberikan komitmennya, semua karyawan dan peserta didiknya akan termotivasi untuk bekerja keras , inovatif, dan mendukung perubahan.
  • Sekolah memberikan apresiasi pada saat upacara bendera pada hari senin, untuk Pendidik, karyawan, dan peserta didik yang berprestasi. Cara yang dilakukan ini memotivasi setiap Pendidik, karyawan, dan peserta didik untuk meraih prestasi-prestasi tertentu.
  • Sekolah menerapkan kegiatan gotong royong setiap satu semester
  • Sekolah memberikan program-program khusus bimbingan konseling pada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar.

Dengan adanya bimbingan dan usaha tersebut, peserta didik terbantu untuk memperbaiki cara belajar, mengembangkan potensinya secara maksimal dan belajar mengubah dirinya menjadi manusia yang lebih baik lagi. Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. 

Pendidikan karakter dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga segala peristiwa yang terjadi di dalam sekolah semuanya dapat melalui pendidikan karakter. 

Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan sebuah usaha bersama dari seluruh warga sekolah untuk menciptakan sebuah kultur baru di sekolah, yaitu kultur pendidikan karakter. Secara langsung, lembaga pendidikan dapat menciptakan sebuah pendidikan karakter melalui kurikulum, penegakkan disiplin, manajemen kelas, maupun melalui program-program pendidikan yang dirancangnya untuk pembentukan kepribadian unggul dengan mengedepankan akhlak dan budi pekerti.

Semangaaat menjadi yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun