Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karakter Kepemimpinan Prabowo Subianto Berdasarkan Weton dan Wuku

25 Oktober 2024   00:06 Diperbarui: 25 Oktober 2024   00:55 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto setelah dilantik jadi Presiden RI (Foto: Setkab.go.id)

Jakarta -- Prabowo Subianto telah dilantik sebagai Presiden RI ke-8 melalui Sidang Paripurna MPR RI pada Minggu, 20 Oktober 2024. Ia dilantik bersama pasangannya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Gedung MPR/DPR, Jakarta.

Presiden RI periode 2024-2029 itu merupakan tokoh populer sejak berkarir sebagai tentara, khususnya pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Selain itu, Prabowo adalah menantu Soeharto, presiden Indonesia yang berkuasa sekitar 32 tahun.

Secara umum banyak orang mengenal Prabowo Subianto. Dalam perjalanan menuju puncak kekuasaan, Prabowo mengalami tiga kali kegetiran dalam kontestasi Pilpres. Ia sekali kalah sebagai calon wapres (pilpres 2009) dan dua kali kalah dari Joko Widodo sebagai calon presiden (pilpres 2014 dan 2029). Baru pada pilpres 2024 ia menang. Artinya, Prabowo telah melalui jalan panjang menuju ke puncak kekuasaan.

Latar belakang militer yang kuat, sering kali membuat publik mengasosiasikannya dengan sifat keras, tegas, dan mungkin cenderung otoriter. Ini karena militer biasanya beroperasi dengan hirarki yang ketat, disiplin tinggi, dan komando yang harus dipatuhi tanpa banyak perdebatan.

Oleh karena itu, wajar jika sebagian orang mengkhawatirkan gaya kepemimpinan Prabowo sebagai presiden mungkin mencerminkan pendekatan militeristik yang keras.

Namun, ada beberapa fakta yang perlu dipertimbangkan sebelum menyimpulkan sifat, kepribadian, dan karakter kepemimpinan Prabowo Subianto.  Pertama, ia tiga kali gagal dalam pemilihan presiden. Setelah kalah, ia menerimanya, dan tidak pernah mengambil tindakan yang menjurus kekerasan dan konflik besar.

Kedua, Prabowo berulang kali membantah dirinya adalah sosok otoriter. Ia justru menyatakan pentingnya menghargai tatanan demokrasi dan mustahil membungkam lawan politik atau merusak kebebasan berbicara. Bahkan setelah menang, ia mengajak lawan politiknya untuk bergabung membangun pemerintahan yang kuat.

Ketiga, Prabowo diyakini menganut filosofi Jawa, termasuk cara pandangnya terhadap demokrasi dan kekuasaan, ini karena latar belakang budaya Prabowo adalah Jawa. Dalam tradisi Jawa, terdapat nilai-nilai seperti nrimo (menerima dengan lapang dada) dan sabar (kesabaran), yang sering kali diaplikasikan dalam menghadapi tantangan.

Nilai-nilai ini, jika diterapkan dalam gaya kepemimpinan, bisa menghasilkan pendekatan yang lebih diplomatis dan kompromis daripada sekadar memaksakan kehendak secara keras. Apabila ditelusuri secara kultural, Prabowo memiliki latar belakang tradisi Banyumasan (Jateng). Sejak lama Prabowo selalu menyatakan dirinya sebagai "wong Kebumen" (asli orang Kebumen).

Ayah Prabowo, yaitu Sumitro Djojohadikusumo, yang dikenal sebagai ekonom senior, mantan menteri, dan akademisi di Fakultas Ekonomi (FE) UI, juga selalu bangga menyatakan bahwa dirinya adalah orang Banyumas, yang disebutnya suka ngomong blak-blakan.

Keempat, Sumitro Djojohadikusumo adalah seorang ahli ekonomi. Prabowo juga seorang pengusaha sukses. Prabowo pasti banyak belajar soal ekonomi dari ayahnya. Pemahaman ilmu ekonomi dan kesuksesan dalam berbisnis diyakini memengaruhi sifat, kepribaadian dan gaya kepemimpinan Prabowo Subianto, terutama kehati-hatian dalam pengambilan keputusan.

Watak Weton Rabu Pon

Menurut kepercayaan Jawa, weton merupakan penanggalan yang penting dan berhubungan dengan ramalan nasib seseorang. Weton kelahiran sering digunakan untuk memprediksi watak orang lain, cara mencegah kesialan, dan penentu kesuksesan.

Praboeo dengan pakaian adat Jawa (Foto: tempo.co)
Praboeo dengan pakaian adat Jawa (Foto: tempo.co)
Dalam astrologi Jawa, weton dan wuku dapat digunakan untuk menganalisis sifat, kepribadian, serta karakter kepemimpinan seseorang berdasarkan kalender Jawa. Tentu menarik untuk menganalisis Prabowo Subianto berdasarkan weton dan wukunya. Prabowo lahir pada Rabu Pon, 17 Oktober 1951 atau 16 Suro 1883. Berikut adalah interpretasi dari weton dan wukunya yang dikutip dari https://ki-demang.com/.

Berdasarkan weton, Prabowo yang lahir pada Rabu dengan pasaran Pon, berwatak pendiam, pemomong dan penyabar, bicaranya banyak diterima orang, suka tinggal di rumah, tidak mau memakan yang bukan kepunyaannya sendiri, dan dalam beberapa hal, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum. Suka berbantahan, berani kepada atasan, dan rejekinya cukup.

Sifat turunannya adalah sering berbelas kasih, mampu menjalankan tugas, kuat menderita dan sering mendapatkan kekecewaan. Orang dengan weton ini juga kerap susah (hati), kadang-kadang curiga atau was-was, agak angkuh, tidak mau dilebihi orang lain dan berselera tinggi. Namun dikatakan bahwa profilnya memesona, membuat tenteram hati orang dan memperoleh kemuliaan hidup.

Sifat orang yang lahir pada hari Rabu Pon umumnya digambarkan memiliki karakter cerdas, bijaksana, dan mampu berpikir jauh ke depan. Mereka memiliki kemampuan analitis yang baik dan sering kali menjadi pemimpin yang bisa diandalkan karena sifat mereka yang berpikir matang sebelum mengambil keputusan.

Namun, di sisi lain, orang dengan weton ini juga bisa keras kepala dan cenderung sulit dipengaruhi jika sudah memegang prinsip yang kuat.

Kepribadian weton Rabu Pon bisa memiliki kombinasi sifat yang tegas, fokus, dan tidak mudah goyah dalam mengambil keputusan. Ia dihormati orang banyak karena pemikirannya yang tajam dan tindakan yang penuh perhitungan.

Dalam aspek kepemimpinan, interpretasi terhadap Prabowo Subianto menggambarkan sosok yang visioner dan memiliki kemampuan untuk membawa perubahan, meskipun kadang-kadang pendekatannya bisa terkesan keras. Namun ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tekanan adalah salah satu kekuatan utama dari pemimpin dengan weton ini.

Sifat Wuku Julung Pujud 

Wuku adalah siklus mingguan dalam kalender Jawa, dan Julung Pujud adalah wuku yang berada di bawah perlindungan Bethara (dewa) Guritno.

Raden Julung Pujud dan Bethara Guritno (Foto:ki-demang.com)
Raden Julung Pujud dan Bethara Guritno (Foto:ki-demang.com)
Ciri-ciri orang dengan wuku Julung Pujud, di antaraya, sering dicari orang, mandiri dalam penghasilan, berwatak berani meski agak sembrono, dan cocok memelihara kerbau, sapi, atau kuda. Biasanya memiliki karakter tegas, tangguh, dan tekad kuat untuk mencapai tujuan yang mereka tetapkan.

Julung Pujud juga dikenal sebagai wuku yang mengajarkan pentingnya kesabaran dan ketekunan, karena orang dengan wuku ini sering menghadapi berbagai tantangan yang harus diselesaikan dengan strategi dan upaya yang berkelanjutan.

Dalam mitologi Jawa, Bethara Guritno melambangkan sosok yang pandai bernegosiasi dan menyelesaikan masalah dengan diplomasi. Ia memiliki kemampuan mencari solusi bijak dan memiliki keterampilan dalam mengelola hubungan antar-individu atau kelompok. Ia juga piawai sebagai mediator yang dapat menenangkan situasi tegang dan menemukan jalan tengah.

Bethara Guritno juga digambarkan sebagai tokoh bijaksana dan tenang, sering kali menjadi simbol pengetahuan dan ketenangan dalam menghadapi konflik atau situasi sulit. Sebagai seorang bethara (dewa), Guritno digambarkan memiliki kekuatan spiritual yang tinggi, sering kali diasosiasikan dengan kemampuan dalam menjaga keseimbangan alam dan tatanan kehidupan.

Dalam Kosmologi Jawa, Bethara Guritno digambarkan sebagai dewa pelindung atau pengayom yang bertanggung jawab atas aspek-aspek tertentu dari alam atau kehidupan, seperti cuaca atau kesuburan tanah.

Berdasarkan seni pewayangan, Bethara Guritno digambarkan dengan atribut khas dewa, seperti mahkota dan busana kerajaan, serta sering kali membawa senjata atau simbol kekuatan. Warna tubuhnya cenderung berwarna biru atau hijau, yang melambangkan alam, ketenangan, dan kesuburan. Nama Julung Pujud sebenarnya seorang pangeran. Ia salah satu putra dari pasangan Prabu Watugunung (Raja di Kerajaan Gilingwesi) dan Dewi Sita.

Dalam kitab Pawukon yang memuat simbol-simbol dan gambaran karakter Julung Pujud, terlihat Raden Julung Pujud sedang menghadap Bethara Guritna, dan disekitarnya terdapat simbol pohon Rembuyut, burung pipit dan gunung.

Pohon rembuyut menggambarkan pembawaan seseorang yang banyak didatangi orang banyak karena kekuatan perbawanya, kemudian simbol burung pipit, menggambarkan kemampuan komunikasinya yang baik, sedangkan gambar gunung menyimbolkan karakter yang kokoh dan tidak suka disaingi.

Kelebihan wuku Raden Julung Pujud adalah wajahnya yang rupawan dan disenangi orang. Namun ia tidak suka disaingi, dan jika mengalami kegagalan, ia akan bersedih dan sesekali meratapi nasibnya.

Pada bagian lain penjelasan, berdasarkan kisah pewayangan Jawa, Bethara Guritno sesungguhnya adalah nama lain dari Raden Gatotkaca, raja di Kerajaan Pringgondani, putra dari salah satu tokoh Pandawa Lima, yaitu Werkudara atau Bratasena atau Bima.

Menurut penanggalan kitab Pawukon (https://kalpatara.id), orang yang lahir dengan wuku Julung Pujud memiliki karakter bawaan lahir dan membawa proyeksi nasib yang istimewa. Dikaitkan dengan Bethara Guritno, ketika orang dengan kelahiran wuku Julung Pujud ini memiliki keinginan yang kuat, maka segala hal rintangan akan dihadapinya.

Karena itulah, sering diinterpretasikan, orang yang lahir pada wuku ini akan merasa tidak senang seandainya ada yang mencoba menyaingi kelebihannya. Wuku ini juga biasanya senang berada di keramaian karena di sana ia bisa memamerkan kelebihannya. Dengan pembawaan yang membawa aura kesohor, ia bisa dengan mudah menyeruak keramaian.

Seseorang dengan kelahiran wuku Julung Pujud sangat giat mengumpulkan pundi-pundi rezeki, sedangkan proyeksi nasib akan membawanya meraih posisi penting di dalam masyarakat.

Apabila menggabungkan antara weton Rabu Pon dan wuku Julung Pujud, maka kepribadian Prabowo Subianto dapat digambarkan sebagai seseorang yang tegas, bijaksana, dan mampu berpikir strategis.

Kemampuan analitisnya yang tajam, ditambah kemampuannya menyelesaikan konflik melalui diplomasi, mencerminkan sosok pemimpin yang kuat namun tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan. Meskipun kadang terlihat keras dalam pendekatannya, dia sebenarnya memiliki tujuan untuk stabilitas dan kemajuan.

Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Kompas.id)
Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Kompas.id)
Namun, sifat tegas dan kaku yang mungkin muncul juga bisa menjadi tantangan, karena kadang sulit untuk mengubah pendiriannya ketika ia merasa sudah berada di jalan yang benar. Ini bisa menjadi kekuatan dalam kepemimpinannya, tetapi juga tantangan dalam menghadapi situasi yang memerlukan fleksibilitas.

Karakter Kepemimpinan Prabowo

Berdasarkan analisis weton dan wuku, maka karakter kepemimpinan Prabowo Subianto kemungkinan mencerminkan sifat-sifat berikut:

  • Visi strategis: Kemampuan untuk memikirkan langkah jangka panjang dan merencanakan dengan hati-hati;
  • Ketegasan: Tidak ragu dalam membuat keputusan besar dan berani menghadapi risiko;
  • Diplomasi dan Penyelesaian Konflik: Meskipun tegas, ia mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang bijaksana dan penuh negosiasi;
  • Keteguhan Prinsip: Sulit untuk digoyahkan atau dipengaruhi oleh tekanan eksternal jika ia merasa berada di jalur yang benar;
  • Kekuatan Mental: Orang dengan weton Rabu Pon dan wuku Julung Pujud cenderung memiliki ketahanan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.

Secara keseluruhan, sifat, kepribadian, dan karakter kepemimpinan Prabowo Subianto berdasarkan weton Rabu Pon dan wuku Julung Pujud menunjukkan sosok yang tegas, cerdas, dan bijaksana, dengan kecenderungan untuk memimpin dengan tangan kuat, namun juga memiliki kemampuan dalam mendamaikan konflik dengan pendekatan diplomatik. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun