Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wahai Italia, Lupakan Catenaccio dan Jangan Lagi Berharap Keberuntungan!

28 Juni 2024   19:20 Diperbarui: 29 Juni 2024   07:15 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Swiss (Foto: Getty Images)

Bearzot menempatkan Bruno Conti sebagai wing-back kanan. Ia diminta melakukan tekanan dari sayap dan ikut membantu pertahanan, sementara Giancarlo Antognoni sebagai gelandang tengah wajib turun melapis pertahanan. Praktis hanya ada Francesco Graziani dan Paolo Rossi yang siaga di lapangan tengah untuk menerima opsi memulai serangan.

Ketika saatnya menguasai bola, pasukan Enzo Bearzot akan melakukan serangan balik cepat dengan tiga pemain saja; Paolo Rossi kebagian bergerak menusuk dari tengah, Graziani siap menerima bola di sayap kiri, dan Bruno Conti siaga di sayap kanan. Ke mana pun bola diarahkan oleh Gabriel Oriali atau Marco Tardelli, pertahanan lawan pasti belum pulih dari transisi menyerang ke bertahan.

Maradona vs Claudio Gentile (Foto: https//x.com)
Maradona vs Claudio Gentile (Foto: https//x.com)
Taktik Catenaccio ala Enzo Bearzot yang dianggap 'kotor' saat menghadapi Argentina, yang selalu menjadi ingatan banyak orang, yang seringkali dihujat pencinta permainan sepak bola indah, namun juga menjadi contoh kasus dan pelajaran penting bagi para pelatih dan pemain, adalah penjagaan keras dan super-ketat Claudio Gentille terhadap bintang Argentina, Diego Maradona.

Banyak momen ketika Gentile yang dijuluki "si perusak sepak bola" melakukan tindakan segala cara untuk mengganggu dan menghentikan Maradona, yang pada pertandingan itu benar-benar menjadi pecundang.

Sistem permainan yang disebut "gerendel ala Italia" berhasil menjungkalkan Argentina 2-1 berkat gol Marco Tardelli dan Antiono Cabrini. Para pemain top Argentina, yaitu Daniel Passarella, Alberto Tarantini, Osvaldo Ardiles, Mario Kempes, Daniel Bertoni, Ramon Diaz dan Jorge Valdano dibuat tidak berkutik.

Taktik Catenaccio Bearzot yang menenggelamkan Tim Tango dan Diego Maradona tentu saja mendapat kecaman keras dari banyak pihak, namun Enzo Bearzot tidak terpengaruh. Mungkin, sepak bola baginya adalah hasil akhir. Percuma bermain indah namun harus kalah dan tersingkir.


Tanpa mengubah taktik, Enzo Bearzot justru sukses menunjukkan ke publik bahwa Italia bukan hanya jago memainkan permainan lugas dan menutup rapat ruang pertahanan, tapi juga mampu menciptakan banyak gol. Ia juga membuktikan kepada publik, pilihannya terhadap striker Paolo Rossi tepat.

Rossi yang sejak awal turnamen dicap sebagai pemain tercela karena terlibat skandal pengaturan skor menjadi bintang bersinar, mencetak hatrik ke gawang Brazil untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 3-2, dan membawa timnas Italia ke semi-final menantang Polandia.

Timnas Brazil asuhan Tele Santana benar-benar tidak berdaya menghadapi permainan keras dan taktik 'gerendel' Italia. Falcao, Serginho dan Socrates gagal menundukkan ketangguhan lini belakang Italia yang dijaga kiper Dino Zoff. Brazil mencetak gol melalui Socrates dan Falcao, namun Paolo Rossi mencetak hatrik ke gawang Brazil!

Kegemilangan Italia dan Paolo Rossi di PD 1982 berlanjut ketika Gli Azzurri berhasil menyingkirkan Polandia di semi-final dengan skor 2-0. Dua gol diborong Paolo Rossi! Ketangguhan lini belakang Italia dan ketajaman Rossi kembali terbukti, dan menenggelamkan bintang Polandia, Zbigniew Boniek.

Tibalah Italia di puncak PD 1982 untuk menghadapi Jerman Barat yang sebelumnya mengalahkan Perancis. Final Italia-Jerman Barat mengulang pertemuan klasik antara kedua tim di babak semi-final PD 1970 yang seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun