Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seandainya Indra Sjafri Memasang Double-Pivot Saat Hadapi Uzbekistan

27 September 2023   17:34 Diperbarui: 28 September 2023   10:15 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indra Sjafri, Rizky Ridho, Dewangga (Foto: Bola.Com)

Jakarta--Saat ini dipastikan banyak penggemar sepak bola nasional penasaran dengan rencana pelatih sepak bola Asian Games Hangzhou, Indra Sjafri, untuk menghadapi Uzbekistan pada babak 16 besar cabor sepak bola Asian Games Hangzhou, Kamis petang (28/9/2023).

Ketika penggemar sepak bola nasional bertanya-tanya tentang seberapa besar peluang timnas Indonesia untuk mengalahkan Uzbekistan, maka jawabannya akan sangat tergantung pada kemampuan dan kecerdikan Indra Sjafri dalam meramu pemain yang terbatas dan penerapan formasi tepat dan ideal yang dikuasainya selama ini.

Pertandingan melawan Uzbeksitan tentu saja akan menjadi sangat berat bagi timnas Indonesia, meskipun peluang untuk memenangi pertandingan tetap terbuka. 

Tentu saja, seluruh pemain harus bekerja ekstra keras dan bermain dengan sepenuh hati serta pantang menyerah.

Bagaimanapun, Uzbekistan merupakan salah satu kekuatan sepak bola Asia, itu terlihat dari peringkat FIFA yang berada di posisi 75, sedangkan Indonesia 147. 

Prestasi Uzbekistan di kelompok umur juga bagus, terakhir mereka menjuarai Piala Asia U20 Maret 2023 lalu. Sebelum juara, Uzbekistan bermain 0-0 dengan Indonesia di babak penyisihan.

Indonesia U20 vs Uzbekistan U20 (Foto: Antara)
Indonesia U20 vs Uzbekistan U20 (Foto: Antara)
Saat menghadapi Indonesia U-20 yang diarsiteki Shin Tae-yong (STY), statistik pertandingan memperlihatkan Uzbekistan sangat dominan dengan penguasaan bola 64% - 36%, dengan total shots 18-4 dan shot on target 7-1. 

Beberapa pemain U-20 yang dibawa Indra Sjafri ke Asian Games adalah Daffa Fasya, Robi Darwis, Dony Tri Pamungkas, dan Hugo Samir.

Tentu berbeda pendekatan STY dan Indra Sjafri. STY lebih sering menggunakan tiga bek sejajar di belakang, sedangkan Indra Sjafri tidak pernah meninggalkan pakem empat bek di lini belakang, dengan formasi 4-3-3, yang dalam penerapannya di lapangan bisa berubah menjadi varian 4-2-3-1 atau 4-5-1.

Rasanya riskan bagi Indra Sjafri untuk tiba-tiba menerapkan formasi tiga bek sejajar saat melawan Uzbekistan, karena pelatih yang mempersembahkan medali emas SEA Games itu dikenal sangat menguasai formasi 4-3-3 dengan striker tunggal dan dua penyerang di sayap kiri dan kanan.

Tiga Gelandang

Syarat utama untuk menerapkan formasi 4-3-3 adalah harus ada seorang gelandang bertahan (defensive midfielder), satu gelandang tengah yang mengatur ritme dan menjadi roh permainan (box-to-box), dan seorang gelandang serang yang agresif (attacking midfielder).

Indra Sjafri, Rizky Ridho, Dewangga (Foto: Bola.Com)
Indra Sjafri, Rizky Ridho, Dewangga (Foto: Bola.Com)
Namun menjadi pukulab berat bagi Indra Sjafri ketika Rachmat Irianto, seorang defensive midfielder murni, harus absen karena akumulasi kartu kuning. 

Dengan demikian, Indra Sjafri harus memilih siapa pengganti Rachmat Irianto di antara ketiga pemain ini: Alfeandra Dewangga, Robi Darwis dan Ananda Raehan.

Kesulitan lain Indra Sjafri tidak hanya di sektor gelandang bertahan, namun juga di sektor gelandang serang. 

Saat ini Indra Sjafri tidak memiliki satu pun pemain gelandang agresif yang sesuai, karena Marselino Ferdinan tidak diizinkan klubnya, Beckham Putra masih menjalani pemulihan cedera, dan Arkan Fikri tidak masuk tim.

Masih ada dua gelandang yang menghuni tim Asian Games, yaitu Syahrian Abimanyu dan Muhammad Taufany. Sayangnya Syahrian Abimanyu sudah diplot menjadi gelandang tengah pengatur ritme permainan (box-to-box) dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan di posisi ini Syahrian Abimanyu tak tergantikan.

Sedangkan tipikal Muhammad Taufany bukanlah seorang gelandang agresif. Ia lebih cocok menjadi gelandang yang menjaga keseimbangan tim.

Double-Pivot

Tentu saja formasi 4-3-3 membutuhkan syarat mutlak adanya tiga gelandang dengan tipikal berbeda; defensive midfielder, box-to-box, dan attacking midfielder. Pilihan masuk akal untuk gelandang bertahan adalah Alfeandra Dewangga.

Double-Pivot (IstockPfhoto)
Double-Pivot (IstockPfhoto)
Namun untuk melawan Uzbekistan, satu pemain di posisi gelandang bertahan mungkin tidak cukup. Oleh karena itu, Indra Sjafri bisa saja memasang dua gelandang bertahan (double-pivot) untuk melindungi pertahanan saat diserang. Namun saat menyerang, salah satu dari keduanya akan maju ke tengah.

Apabila memilih opsi ini, maka Robi Darwi menjadi pilihan tepat dibanding Ananda Raehan yang lebih stylist. Robi tipikalnya lugas, dan lemparan jarak jauhnya bisa menghasilkan peluang. 

Sebaiknya Raehan disiapkan melapis Syahrian Abimanyu yang pasti kelelahan dan jenuh karena terus bermain melawan Kirgistan, Taiwan dan Korea Utara.

Penempatan Robi Darwis di gelandang bertahan sebagai double-pivot juga harus memastikan Bagas Kaffa sudah tidak lagi dihantui cedera lama dan dalam keadaan bugar sehingga bisa bermain penuh sebagai bek kanan.

Sedangkan empat pemain belakang yang akan melindungi kiper Ernando Ari sepertinya akan menjadi milik Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Andy Setyo, dan M. Haykal. 

Bagas dan Haykal adalah bek sayap agresif yang seringkali menentukan hasil akhir. Pelapisnya juga memiliki kualitas seimbang, yaitu Robi Darwis dan Dony Tri Pamungkas.

Formasi 4-2-3-1

Seandainya Indra Sjafri ingin melindungi pertahanan dan memasang double-pivot, maka formasi 4-3-3 akan berubah menjadi 4-2-3-1 atau bahkan 4-5-1. Artinya akan ada lima gelandang yang akan menyokong penuh Ramadhan Sananta.

Dua pemain sebagai double-pivot adalah Alfeandra Dewangga dan Robi Darwis atau Ananda Raehan; kemudian Syahrian Abimanyu sebagai pengatur permainan di lini tengah, Egi Maulana menempati sektor kiri, dan Muhammad Taufany di sektor kanan.

Ramadhan Sananta (Foto: kompas.com)
Ramadhan Sananta (Foto: kompas.com)
Formasi 4-2-3-1 atau 4-5-1 akan membuat tim cukup solid dan memiliki keseimbangan bertahan dan menyerang. Namun formasi ini memiliki kelemahan mendasar, karena Ramadhan Sananta bisa terisolasi sendirian di lini depan ketika tiga gelandang serang di belakangnya harus turun jauh ke belakang untuk membantu pertahanan.

Kesuksesan formasi 4-2-3-1 atau 4-5-1 adalah menerapkan skema serangan balik cepat dan memaksimalkan dua bek sayap agresif untuk bermain jauh ke depan. Peran berat Bagas Kaffa dan M. Haykal sangat mungkin akan menjadi penentu berhasil tidaknya Indonesia menghadapi Uzbekistan.

Namun demikian, apabila Indra Sjafri tetap setia dengan pakem 4-3-3, maka lini tengah kemungkinan akan diisi Alfeandra Dewangga, Ananda Raehan, dan Syahrian Abimanyu, sedangkan di lini serang, Ramadhan Sananta akan diapit Ramai Rumakiek (kiri) dan Egi Malulana Vikri (kanan).

Perkiraan Susunan Timnas Asian Games Indonesia versus Uzbekistan:

Formasi 4-2-3-1 (4-5-1) : Ernando Ari; Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Andy Setyo, M. Haykal; Alfeandra Dewangga, Robi Darwis, Syahrian Abimanyu, M. Taufany, Egi Maulana Vikri; Ramadhan Sananta.

Formasi 4-3-3 : Ernando Ari; Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Andy Setyo, M. Haykal; Alfeandra Dewangga, Ananda Raehan, Syahrian Abimanyu; Ramai Rumakiek, Ramadhan Sananta, Egi M. Vikri. (yss)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun