Menurutnya, Alfakes harus menjadi organisasi yang kompeten, dan mampu melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan seluruh anggotanya dan dengan pihak yang berkepentingan, serta menghindari persaingan internal yang kurang perlu.
Salah satu anggota Alfakes, Direktur PT Calibramed, Sonny Kasim, SE, juga mengingatkan agar kepengurusan Alfakes yang baru melakukan berbagai terobosa penting, karena tantangan di masa datang akan semakin berat, terutama dengan masih sedikitnya jumlah anggota Alfakes.
"Jumlah perusahaan lab kalibrasi masih sedikit dan tidak merata di seluruh Indonesia, Alfakes ke depan harus mampu lebih mengatur dan mengayomi para anggotanya, termasuk dalam menerapkan tarif uji lab kalibrasi yang dapat menutupi biaya operasional perusahaan," katanya.
Ia juga menyoroti fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Keamanan (BPFK) milik pemerintah yang seharusnya melayani rumah sakit dan puskesmas dengan modal terbatas, namun pada kenyataannya, BPFK saat ini juga melayani rumah sakit (swasta dan pemerintah) skala besar, padahal BPFK menerapkan tarif kalibrasi bersubsidi yang lebih rendah, sehingga kenyataan itu cukup mengganggu perusahaan kalibrasi swasta.
"Pengurus Alfakes ke depan harus mampu memimpin dan menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadap perusahaan lab kalibrasi, misalnya jangan membiarkan terjadi perang harga dalam penetapan tarif kalibrasi, karena pada akhirnya, anggota Alfakes akan saling bersaing dan mementingkan diri sendiri," katanya. [yss]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H