Pada 29 Desember 2022 lalu saat melawan Thailand (tim kuat dengan peringkat FIFA 111), Shin Tae-yong menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan menempatkan Asnawi Mangkualam, Fachrudin Ariyanto, Jordi Amat dan Pratama Arhan di depan kiper Nadeo Argawinata, kemudian memasang Rachmat Irianto dan Marc Klok sebagai double-pivot, dan menempatkan Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri dan Yakob Sayuri sebagai gelandang serang, serta striker tunggal Dendy Sulistyawan.Â
Hasilnya, meskipun Thailand menguasai permainan 60 persen berbanding 40 persen Indonesia, namun peluang yang dimiliki Indonesia lebih banyak, bahkan seharusnya Indonesia menang karena dua peluang emas gagal dimaksimalkan menjadi gol, dan harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Kali ini melawan Vietnam yang juga diarsiteki pelatih asal Korsel, Park Hang-seo, Shin Tae-yong menggunakan formasi 3-5-2 dengan memasang tiga bek sejajar Fachrudin Ariyanto, Jordi Amat dan Rizki Ridho. Rizki Ridho adalah pemain yang pada Piala AFF 2020 tahun lalu juga bermain spartan saat menahan imbang Vietnam 0-0.Â
Kemudian di lini tengah, dua bek sayap ditempati Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan, defensive midfielder seperti biasa mengandalkan Rachmat Irianto, Marc Klok sebagai gelandang tengah box-to-box yang menjadi roh dan pengatur ritme permainan, dan Marselino Ferdinan sebagai attacking midfielder. Sedang di depan ada striker Dendy Sulistyawan dan Yakob Sayuri sebagai penyerang sayap kanan.
Formasi 3-5-2 pertama kali dikembangkan oleh Carlos Bilardo pada dekade 1980-an untuk tim nasional Argentina. Banyak yang menganggap Bilardo gila karena hanya menempatkan tiga orang di lini pertahanan, tapi ternyata formasi ini berhasil membawa Argentina juara Piala Dunia 1986.Â
Faktor penentu keberhasilan formasi ini adalah adanya dua wing-back yang kuat menyerang dan bertahan, satu gelandang bertahan yang tangguh, satu gelandang pengatur ritme permainan, dan satu gelandang agresif. Kelebihan formasi ini adalah seimbang dalam menyerang dan bertahan dan mampu menguasai lini tengah. Pelatih di Liga Inggris yang menggunakan formasi 3-5-2 adalah Antonio Conte (Chelsea & Tottenham Hotspur).
Formasi Solid dan Tajam
Dengan formasi 3-5-2 tersebut, pertahanan Indonesia sangat solid, karena saat diserang, setidaknya ada enam pemain yang mengamankan area 16 meter berbahaya, yaitu tiga center back Fachrudin Ariyanto, Jordi Amat dan Rizki Ridho, dengan dua bek sayap yang mundur, yaitu Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan, serta bloking yang kuat dari Rachmat Irianto di area pusat pertahanan Indonesia.
Bahkan Klok seringkali membantu Rachmat Irianto untuk mengamankan daerah berbahaya itu, sekaligus bersiap untuk menerima bola pertama saat transisi bertahan ke menyerang. Sedangkan gelandang agresif dibebankan kepada Marselino Ferdinan.
Dengan formasi 3-5-2 racikan Shin Tae-yong tersebut, ada kekurangan pemain di penyerang sayap kiri, karena Yakob Sayuri diminta fokus menyerang dari sayap kanan dan tengah, dan Dendy Sulistyawan harus tetap berkeliaran di sekitar gawang Vietnam.
Karena alasan itulah, sepertinya Shin Tae-yong meminta Pratama Arhan untuk naik turun dan bekerja lebih keras dibanding di sisi kanan yang ditempati Asnawi Mangkualam, karena Asnawi Mangkualam masih dilapis Yakob Sayuri yang turun saat bertahan.
Untuk melindungi Pratama Arhan, maka Sin Tae-yong jelas telah meminta Rizki Ridho untuk memback-up penuh Pratama Arhan di sisi kiri, sehingga seringkali terlihat Rizki Ridho agak maju ke tengah, sedangkan Pratama Arhan seperti penyerang sayap kiri.