Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kak Siti Mendongeng Seru pada Hari Sabtu

5 Januari 2023   01:39 Diperbarui: 5 Januari 2023   01:46 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relawan Pendongeng Foto Bersama (Foto: Dok Pribadi) 

Menurut Siti, ketika mendongeng, ia sering melihat anak yang murung, pendiam, rewel, tidak fokus, sulit bekerja sama atau bahkan egois. "Saya menduga ada hal yang membuat mereka bersikap seperti itu, salah satunya mungkin karena mereka sudah kecanduan smartphone," katanya.

Sulit dibantah, anak-anak di zaman ini seringkali menghabiskan waktunya dengan menonton televisi, menggunakan lap top, dan terutama telepon genggam.. Ketika anak kecanduan menonton Youtube, Tik-Tok dan bermain games online, maka diyakini akan memengaruhi perilaku, mental, dan kejiwaan anak.

Pengaruh Gawai

Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengatakan, anak yang terkena paparan gawai berpotensi mengalami kerusakan otak dan akan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Berdasarkan penelitian, anak yang sering menggunakan gawai selalu kurang tidur dan sulit memusatkan pikiran dan perhatian, kemudian terjadinya speech delay (terlambat berbicara), sering cemas dan gelisah, perasaan kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, dan perubahan mood yang drastis.

Sementara itu Siti Mardiana, seorang guru SD di Kabupaten Tanah Bambu mengatakan, akibat kecanduan telepon genggam, anak-anak SD kini memiliki perilaku dan adab yang mengkhawatirkan. "Mereka sering marah dan mengabaikan adab terhadap orang tua dan guru," katanya.

Ia mengaku prihatin karena bangsa Indonesia sejak dahulu adalah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan sopan santun, namun saat ini banyak anak yang memiliki kemampuan intelektual bagus, namun tidak memiliki adab terhadap orang tua dan guru.

"Dalam pergaulan juga terlihat mereka tidak saling menghargai, termasuk sering bersikap kasar dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas," katanya.

Hal sama dikemukakan F.N. Oktaviani dalam tulisan di Jurnal Syntax Idea (2022). Menurutnya, kecanduan gawai membuat anak tidak tertarik untuk berteman, bergaul, dan mengobrol, padahal berteman dan bergaul dapat mengasah sistem motorik anak. "Artinya, gawai membuat rasa sosial anak menjadi rendah, dan tingkat komunikasi anak dengan orang lain, termasuk dengan orang tua, menjadi lemah," katanya.

Pesan Moral

Sebagai relawan pendongeng, Siti Setia memiliki tugas untuk mengembangkan literasi anak sekaligus menuturkan cerita secara lisan. Dongeng itu sendiri adalah hiburan yang menyenangkan dan memberikan manfaat positif bagi anak. Dongeng juga merupakan sarana pendidikan karakter yang dampaknya sudah dirasakan sejak dahulu kala.

Membuat karya kreatif (Foto: Dok Pribadi)
Membuat karya kreatif (Foto: Dok Pribadi)
Nenek moyang dan orang tua terdahulu membuat dongeng untuk anak-anak dengan tujuan menyisipkan unsur pendidikan moral dan sebagai sarana hiburan. Oleh karena itu, dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi, alat pembuka cakrawala anak, dan mencerdaskan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun