Pangkalan militer
Invasi Rusia juga ternyata melahirkan banyak spekulasi baru, karena lanjutan dari aneksasi Krimea dan dukungan terhadap kemerdekaan Donets dan Luhansk, ternyata diikuti langkah mengejutkan lain dari Putin, yaitu ingin membangun pangkalan militer di wilayah Donetsk dan Luhansk, sebagai pusat operasi penjaga perdamaian.
"Ukraina timur adalah bagian dari sejarah Rusia kuno. Mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Donetsk dan Republik Luhansk seharusnya sudah dilakukan sejak lama," kata Putin.
Rencana membangun pangkalan militer di Donets dan Luhansk sesungguhnya bukan hal mengejutkan, dan sudah dapat ditebak, meskipun sebelumnya tidak pernah dinyatakan.
Bahkan mudah diduga, ide pambangunan pangkalan militer di Donets dan Luhansk, serta langkah aneksasi Krimea, sangat mungkin telah dirancang sejak lama, terutama terkait kemarahan dan kecemasan Putin melihat gerakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, yang sejak 1999 mulai 'menguasai' Eropa Timur.
Negara-negara eks Sovyet satu demi satu masuk NATO, padahal sebelumnya merupakan sekutu Rusia dalam aliansi Pakta Warsawa untuk menandingi NATO, dan kenyataan itu bisa jadi membuat Rusia sangat terancam.
Polandia, Republik Ceko, Hongaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Bulgaria, Rumania kemudian Albania berturut-turut masuk aliansi. Disusul negara-negara pecahan eks Yugoslavia, yaitu Slowakia, Slovenia, Kroasia, Montenegro, dan Macedonia Utara.
Kecemasan dan ketersinggungan Putin tampaknya semakin memuncak, ketika Ukraina pada 15 Februari 2022 menyatakan ingin segera masuk NATO, dan sangat mungkin diikuti Georgia.
Sikap Vladimir Putin yang kontradiktif dan ambivalen dalam setiap langkah dan keputusannya melakukan invasi ke Ukraina sebenarnya mudah dipahami. Keputusan besar Putin menganeksasi Krimea, mengakui kedaulatan Donets dan Luhansk, dan menyerang Ukraina, dipastikan memiliki alasan yang kuat dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang. Â
Tentu bukan salah Putin ketika harus memiliki dua wajah kekuasaan dalam langkah dan keputusannya untuk melindungi warga Rusia dari ancaman tentara Ukraina dan melindungi keamanan negaranya dari ancaman AS dan sekutunya yang berhasil menyatukan negara-negara eks Sovyet ke dalam aliansi NATO.