Setiap kenaikan satu dolar AS per barel minyak dari harga patokan minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) juga berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp 295 miliar.
Sementara dari sisi pendapatan negara, akan ada peningkatan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), masing-masing sebesar Rp 0,8 triliun dan Rp 2,2 triliun untuk setiap kenaikan satu dolar AS ICP.
“Kenaikan harga minyak berdampak pada pos anggaran negara. Produksi minyak mentah Indonesia hanya sekitar 700.000 barel per hari (bph), sedangkan untuk kebutuhan konsumsi 1,4 juta bph. Defisit dari selisih itu jelas mengandalkan impor,” kata Eisha M. Rachbini.
Pertumbuhan Ekonomi Melemah
Dengan kondisi itu, APBN perlu dikelola dengan tepat dan efisien, dengan memprioritaskan pemulihan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dunia juga diperkirakan melemah, stagnan, atau menurun, dan inflasi terancam lebih tinggi lagi.
Dengan keadaan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semula diramalkan 5,6 persen pada 2022 diperkirakan akan lebih rendah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam keterangan usai Rapat Dewan Gubernur medio pekan ini menjelaskan, konflik Rusia-Ukraina memberikan implikasi terhadap perekonomian dalam tiga aspek, yaitu harga komoditas, perdagangan, dan keuangan global.
Implikasi pada harga komoditas terlihat pada kenaikan harga yang terbilang tinggi pada komoditas energi dan pangan.
Diperkirakan harga minyak Indonesia akan mengalami kenaikan sekitar 85 dolar AS per barel dari asesmen pada Februari 2022 yang berkisar 67–70 dolar AS per barel. Kenaikan itu jelas berdampak ke harga komoditas lain.