Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Wartawan Foto ANTARA Berkisah Lewat Buku

10 Maret 2022   15:40 Diperbarui: 10 Maret 2022   15:55 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aditia Irawati, Audy Mirza Alwi dan Oscar Motuloh (Foto: dokumen pribadi Audy Mirza Alwi)

Kisah liputan event internasional bulutangkis Piala Thomas dan Piala Uber di Kuala Lumpur (1992) dan pesta olahraga multi-event Bangsa-bangsa Asia Tenggara (SEA Games) di Singapura (1993), dapat dibaca di buku ini, termasuk liputan peristiwa politik, ekonomi dan budaya, serta liputan feature reporting event pariwisata di berbagai daerah.

Tahun 1993 menjadi titik penting perjalanannya sebagai wartawan foto, ketika ia mendapat tugas sebagai wartawan foto di Istana Keperesidenan RI. Sebagai wartawan istana, Audy memiliki pengalaman sangat banyak, karena mengalami masa-masa pemerintahan Presiden Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, hingga Soesilo Bambang Yudhoyono.

Penugasan sebagai wartawan Istana Kepresidenan RI juga membuatnya bisa menjelajahi berbagai negara mengikuti kunjungan kenegaraan, termasuk meliput Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara-negara Asia Pasifik (APEC) di Manila (1996), Bandar Seri Begawan (2000), dan Bangkok (2003).

Sebagai wartawan istana, Audy juga memiliki kesempatan langka meliput pemakaman Ibu Tien Soeharto (1996), peristiwa lengsernya Soeharto di Istana Merdeka pada 21 Mei 1998, termasuk pelantikan BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI.

Buku Fotografi

Buku "Linimasa Pewarta Foto Kantor Berita" sesungguhnya bukan hanya mengisahkan perjalanan Audy sebagai wartawan foto, tetapi juga memuat perkembangan dunia fotografi yang saat ini sudah di era foto digital, termasuk perkembangan perlengkapan dan peralatan kamera, flash, lensa, dan mesin pengirim foto jarak jauh.

Termasuk pengalaman memotret yang dimulai dengan kamera manual dan lensa 50mm sampai memotret dengan kamera canggih yang mampu mengambil 10 foto atau 20 foto lebih per detik. Ditulis juga pengalaman menggunakan film gulungan hitam putih, teknik kamar gelap, mencuci hingga mencetak foto sendiri, hingga penggunaan film dalam bentuk digital.

Peluncuran buku (Foto: Yayat S. Soelaeman)
Peluncuran buku (Foto: Yayat S. Soelaeman)
Ada juga cerita perkembangan kecanggihan kamera yang dilengkapi berbagai fitur, misalnya self timer, interval timer, long exposure timer, exposure count, termasuk framing object, pengaturan resolusi, aspek rasio, titik fokus, review, dan berbagai fitur pendukung lain. Termasuk perkembangan lensa, mulai dari lensa makro, fix-lens, tele-lens, zoom-lens, bahkan wide-lens hingga 16mm, dengan pengaturan cahaya otomatis.

"Dengan berkembangnya jenis-jenis lensa, kemampuan wartawan foto untuk memotret objek pun menjadi lebih baik dan mampu menghasilkan foto-foto lebih berkualitas dan lebih tajam, dan teknik-teknik memotret pun semakin berkembang," kata Audy.

Ia juga bersyukur di zamannya, Kantor Berita ANTARA, memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi wartawan foto untuk mengembangkan kreativitas, bukan hanya menghasilkan foto-foto seremonial dan foto-foto hard-news, namun juga foto-foto features yang bercitarasa seni dan human-interest.

Sejarah Foto Jurnalistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun