Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta

Penjaga Toko | Toko Rahmat Mandiri | Membaca | Menulis | Puisi | Sosial Budaya | Diari | Jeneponto | Sulawesi Selatan | Email : rahmatcembo@gmail.com | Blog : lentera-turatea.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penelitian di Sawah, Mengamati Hawar Daun Bakteri pada Padi

6 Desember 2024   10:33 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:57 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penyakit HDB pada padi. Sumber : kampustani.com

Menyelesaikan studi di tingkat pendidikan tinggi membawa kita pada pengalaman dalam proses penelitian. Setiap bidang pendidikan pastinya akan memiliki ruang penelitian yang berbeda-beda.

Sama halnya dengan pengalaman yang saya miliki sebagai seorang sarjana pertanian. Meneliti di bidang pertanian menjadi proses yang harus dilalui untuk dapat menyelesaikan studi.

Saya memulai masa studi sejak tahun 2011 dengan program studi Agroteknologi di Universitas Hasanuddin, Makassar atau yang dikenal dengan kampus merah. Agroteknologi sat itu merupakan prodi baru yang merger dengan tiga jurusan yakni Ilmu Tanah, Agronomi dan Hama dan Penyakit Tanaman.

Program studi Agroteknologi menjadi kontroversi sebab membuat prodi yang ada di masing-masing jurusan ditiadakan, sehingga hanya ada satu prodi saja untuk tiga jurusan.

Mahasiswa dengan prodi Agroteknologi akan mengikuti perkuliahan dengan fokus pembelajaran pada tiga jurusan. Setelah memasuki semester kelima, mahasiswanya baru bisa memilih jurusan yang diminatinya.

Saya kemudian mengambil minat di jurusan hama dan penyakit tanaman pada semester lima. Pemilihan jurusan membuat kita akan berfokus pada satu jurusan dalam proses studi hingga penyelesaian akhir.

Dalam penyusunan skripsi, saya melakukan penelitian tentang penyakit hawar daun bakteri yang menyerang tanaman padi. Proses penyusunan karya ilmiah saya lakukan pada semester 9 dan 10, dan penelitian berlangsung pada januari hingga maret 2016.

Hawar daun bakteri (HDB) adalah penyakit yang umum ditemui pada pertanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo). Penyakit yang mampu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman maupun penurunan hasil prduksi.

Sebagai tahap permulaan, penelitian tentang penyakit HDB pada pertanaman padi yang saya lakukan hanya melingkupi pengamatan pada tingkat insidensi penyakit (IP) dan tingkat keparahan penyakit (KP). Penelitian insidensi dan keparahan penyakit dilakukan pada empat jenis varietas.

Ada banyak variabel yang dapat diamati dalam gejala penyakit HDB, seperti pengaruh jarak tanam, aplikasi pemupukan, jenis varietas atau pengaruhnya terhadap hasil produksi. Namun dalam penelitian ini saya memilih tingkat serangan pada jenis varietas.

HDB yang disebabkan oleh Xoo adalah penyakit umum yang sering dijumpai pada pertanaman padi dengan gejala yang dapat dilihat pada daun yang menggulung dan mengering dan berwarna keabu-abuan pada siang hari.

Sementara pada pagi hari gejalanya dapat dilihat dengan daun yang mengeluarkan cairan eksudat berwarna kunging. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya penyakit HDB diantaranya disebabkan oleh kelembaban dan kerapatan jarak tanam, suhu, dan pengunaan pupuk yang tidak berimbang.

Proses penelitian empat varietas padi yang saya lakukan ini berada di Desa Ta'bassi, Kec. Turatea Kab. Jeneponto. Pengamatan tentang insidensi dan keparahan penyakit dilakukan untuk mengetahui tingkat kerentanan setiap varietas terhadap serangan penyakit HDB.

Penelitian yang saya lakukan merupakan penelitian lapangan atau berlangsung di sawah. Mengamati setiap anakan secara langsung dengan metode diagonal random sampling dimana setiap petak sawah ditanami padi dengan varietas yang berbeda.

Setiap petak verietas yang diamati terdapat  lima petak kecil yang berukuran 2 m x 2 m dengan memilih 10 rumpun secara acak dalam setiap petak. Setiap rumpun kemudian akan dipilih sepuluh anakan secara acak. Sehingga terdapat 100 anakan yang diamati setiap petak dan 500 anakan setiap verietasnya.

Total terdapat 2.000 anakan yang diamati setiap interval tujuh hari sejak tanaman berumur 20 hari setelah tanam (hst) untuk pengamatan insidensi penyakit dan 62 hst untuk pengamatan keparahan penyakit.

Dengan melaksanakan penelitian ini, saya menyisihkan waktu tiap pekan selama tiga bulan untuk datang mengamati setiap anakan padi. Tak bisa dipungkiri jika dalam proses pelaksanaannya terdapat banyak kekurangan dan kendala mengenai keterbatasan pengetahuan.

Berkat bantuan beberapa rekan dan keluarga dalam pelaksanaan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, penelitian dapat berjalan lancar dan selesai sesuai dengan prosedur yang ada.

Prof. Dr. Agr.sc. Ir. Baharuddin dan Dr. Ir. Muh. Danial Rahim adalah dosen pembimbing yang memberikan arahan, masukan dan kritikan dalam proses penelitian yang saya lakukan.

Namun suasana duka harus dialami oleh segenap civitas akademika Unhas dan khususnya saya, sebab masih dalam proses pelaksanaan penelitian, Dr. Ir. Muh. Danial Rahim meninggal dunia. Pembimbing kedua yang belum terlalu lama memberikan kritik pada metode penelitian saya yang sedikit keliru, berpulang ke Rahmatullah secara tiba-tiba.

Penelitian penyakit hawar daun bakteri yang selesai dalam waktu tiga bulan membawa saya menyelesaikan studi dan meraih gelas sarjana pertanian di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Semoga dengan secuil ilmu dan pengalaman penelitian  yang saya lakukan selama menempuh pendidikan di kampus, dapat memberi manfaat dan sumbangsih terhadap perkembangan pengetahuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun