HDB yang disebabkan oleh Xoo adalah penyakit umum yang sering dijumpai pada pertanaman padi dengan gejala yang dapat dilihat pada daun yang menggulung dan mengering dan berwarna keabu-abuan pada siang hari.
Sementara pada pagi hari gejalanya dapat dilihat dengan daun yang mengeluarkan cairan eksudat berwarna kunging. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya penyakit HDB diantaranya disebabkan oleh kelembaban dan kerapatan jarak tanam, suhu, dan pengunaan pupuk yang tidak berimbang.
Proses penelitian empat varietas padi yang saya lakukan ini berada di Desa Ta'bassi, Kec. Turatea Kab. Jeneponto. Pengamatan tentang insidensi dan keparahan penyakit dilakukan untuk mengetahui tingkat kerentanan setiap varietas terhadap serangan penyakit HDB.
Penelitian yang saya lakukan merupakan penelitian lapangan atau berlangsung di sawah. Mengamati setiap anakan secara langsung dengan metode diagonal random sampling dimana setiap petak sawah ditanami padi dengan varietas yang berbeda.
Setiap petak verietas yang diamati terdapat  lima petak kecil yang berukuran 2 m x 2 m dengan memilih 10 rumpun secara acak dalam setiap petak. Setiap rumpun kemudian akan dipilih sepuluh anakan secara acak. Sehingga terdapat 100 anakan yang diamati setiap petak dan 500 anakan setiap verietasnya.
Total terdapat 2.000 anakan yang diamati setiap interval tujuh hari sejak tanaman berumur 20 hari setelah tanam (hst) untuk pengamatan insidensi penyakit dan 62 hst untuk pengamatan keparahan penyakit.
Dengan melaksanakan penelitian ini, saya menyisihkan waktu tiap pekan selama tiga bulan untuk datang mengamati setiap anakan padi. Tak bisa dipungkiri jika dalam proses pelaksanaannya terdapat banyak kekurangan dan kendala mengenai keterbatasan pengetahuan.
Berkat bantuan beberapa rekan dan keluarga dalam pelaksanaan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, penelitian dapat berjalan lancar dan selesai sesuai dengan prosedur yang ada.
Prof. Dr. Agr.sc. Ir. Baharuddin dan Dr. Ir. Muh. Danial Rahim adalah dosen pembimbing yang memberikan arahan, masukan dan kritikan dalam proses penelitian yang saya lakukan.
Namun suasana duka harus dialami oleh segenap civitas akademika Unhas dan khususnya saya, sebab masih dalam proses pelaksanaan penelitian, Dr. Ir. Muh. Danial Rahim meninggal dunia. Pembimbing kedua yang belum terlalu lama memberikan kritik pada metode penelitian saya yang sedikit keliru, berpulang ke Rahmatullah secara tiba-tiba.
Penelitian penyakit hawar daun bakteri yang selesai dalam waktu tiga bulan membawa saya menyelesaikan studi dan meraih gelas sarjana pertanian di Universitas Hasanuddin, Makassar.