Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bertemu Robot Menari dan Mencicipi Kopi Rendah Kafein di InaRI EXPO 2022

9 November 2022   14:18 Diperbarui: 9 November 2022   14:29 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di booth BRIN (dok.yayat)

Seorang teman pernah berkata kepada saya,"Kamu enak ya kerjanya, nulis doang bisa dapet uang." Saya tersenyum dan balik bertanya, "maksudnya nulis doang tuh apa?" 

"Ya itu, ketik ketik depan laptop, trus posting, trus dapet uang."

Saya garuk-garuk kepala sambil memikirkan cara menjawab dengan kalimat sederhana tanpa gaya "nge gass". "Ya bukan nulis doang sih, sebelum menulis itu saya cari bahan untuk tulisan, saya lakukan penelitian, wawancara dengan narasumber, mengulik lebih jauh materi tulisan. Saya lakukan riset sebelum tulisan saya jadi dan diterbitkan."

Si teman manggut-manggut sambil berkomentar, "wah ribet juga ya."

Sebuah tulisan memang melalui proses panjang sebelum siap dibaca orang. Karena dalam tulisan tersebut ada pengetahuan atau informasi yang harus disampaikan dengan benar. Makanya butuh penelitian atau pembuktian. 

Namun riset yang saya lakukan untuk membuat sebuah artikel, tidak sebanding dengan penelitian untuk membuat pengetahuan baru dari ide yang juga baru. Riset yang dilakukan untuk ini jaauuuhhhhh lebih lama prosesnya dan lebih rumit pula caranya. 

anak-anakyang antusias (dok.yayat)
anak-anakyang antusias (dok.yayat)

Itulah yang terlihat ketika saya mendatangi acara Indonesia Research & Innovation Expo 2022 (InaRI Expo 2022) yang diadakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara ini berlangsung di Gedung Innovation Convention Center, Cibinong Science Center, Jawa Barat tanggal 27-30 Oktober 2022.

InaRI Expo 2022 mengusung tema "Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi". Melalui tema ini, BRIN ingin mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi guna mewujudkan ekonomi yang berbasis digital, berwawasan lingkungan, dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Acara ini juga bermaksud menginspirasi para generasi muda untuk menjadi periset. Terlihat dengan ikut sertanya para mahasiswa universitas ternama serta anak-anak sekolah tingkat SMP dan SMA yang memamerkan idenya di acara ini. Saya sungguh kagum dan pikiran saya menjadi terbuka, bahwa adik-adik pelajar ini punya banyak ide cemerlang yang bermanfaat untuk masyarakat.

memanfaatkan bonggol pisang untuk filter air (dok.yayat)
memanfaatkan bonggol pisang untuk filter air (dok.yayat)

Gelaran InaRI Expo 2022 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan di antaranya, seminar, business gathering, product presentation, workshop, talkshow, business matching, klinik konsultasi, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Youth Research and Innovation Fair, science show, Halal Tech Expo 2022, ASEAN India Start up Festival 2022, Start Up Program Pengusaha Pemula Berbasis Riset BRIN, dan Zona G20.

Dari Kopi Rendah Kafein, Aplikasi Pemilah Kopi dan Jamur Merang untuk Tekstil

Gedung ICC ramai sekali ketika saya datang, padahal jam baru menunjukkan pukul 09.15 pagi. Di pelataran gedung, ada beberapa kelompok anak-anak sekolah dasar beserta guru-gurunya. Dari seragamnya, nampak bahwa anak-anak ini berasal dari sekolah yang berbeda. 

Begitu saya melewati area registrasi, saya bertemu lagi dengan beberapa kelompok anak-anak SMP. Banyaknya anak-anak sekolah di acara ini membuat saya sadar bahwa acara ini bukan khusus orang-orang dewasa penyuka riset dan inovasi, namun berhasil menarik anak-anak ini untuk datang dan melihat beragam hasil penelitian yang dipamerkan. 

poto sama robot yang bisa menari (dok.yayat)
poto sama robot yang bisa menari (dok.yayat)

Ada hall utama dan luas sekali yang penuh dengan booth-booth peserta InaRI 2022. Di hall ini terdapat panggung utama tempat diskusi panel diselenggarakan. Kementerian Pertahanan memamerkan perlengkapannya di sini. Sepintas saya lihat ada petugas sedang menjelaskan tentang rompi anti peluru pada pengunjung yang datang ke boothnya.

Perhatian saya tertuju pada robot menari di sebuah booth. Robot ini dirancang bisa mengerjakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia seperti membersihkan rumah, menyediakan makan, membawa barang dan lain-lain. Namun untuk acara ini, robot ini menarik pengunjung dengan cara menari. Unik dan lucu sekali. 

Kemudian saya melewati booth Nestra Coffee yang tepat berada di depan panggung utama. Ada barista yang sedang membuat kopi dan memberikannya kepada pengunjung. Sebagai pecinta kopi, saya tentu ingin mencoba Nestra Coffee. Terlebih mas Barista mengatakan bahwa Nestra Coffee adalah kopi rendah kafein. Loh... kopi kok rendah kafein?

kopi rendah kafein aman buat lambung (dok.yayat)
kopi rendah kafein aman buat lambung (dok.yayat)

decaf menjadi solusi bagi orang yang minum kopi tanpa takut jantungnya berdebar atau takut kena asam lambung karena tingkat kafein yang tinggi. Di Caf Nestra, kopi decaf dibuat setelah melihat pengunjung yang terhalang minum kopi karena tingkat kafein kopi tersebut.

Teknologi yang digunakan oleh Nestra Coffee adalah steaming dengan pressure dan penambahan enzim bromelin. Prosesnya adalah biji kopi yang masih hijau dipanaskan di suhu tertentu lalu dikeringkan hingga mencapai kadar air tertentu. Kemudian diproses lagi melalui proses biasa. Jadi ada 2 kali pemrosesan. Makanya harga kopi decaf lebih mahal dari kopi biasa.

BRIN mendukung Nestra Coffee dalam hal memberikan dana riset untuk membuat mesin pengolahan kopi decaf. Sementara untuk melakukan pengolahan, Nestra Coffee bekerja sama dengan para mahasiswa yang melakukan eksekusi dan finalisasi.

Jadi, para mahasiswa benar-benar diberdayakan untuk berbisnis dan punya pengalaman dalam entrepreneur. BRIN juga memfasilitasi kopi decaf ini untuk perijinan, BPOM dan lain-lain.

menyukai sains sejak dini (dok.yayat)
menyukai sains sejak dini (dok.yayat)

Bukan hanya Nestra Coffee yang melakukan inovasi membuat kopi rendah kafein. Siswi SMA Negeri 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh, yang menjadi finalis LKIR, yaitu Dwinta dan Dita Ariyani, juga berinovasi membuat aplikasi pemilah buah kopi gayo.

Berangkat dari keprihatinan tentang banyaknya kopi mentah yan gikut dipetik petani kopi ketika memanen kopi. Akibat petani kopi kurang telaten memilah kopi matang dan kopi mentah.

Kopi mentah ini mempengaruhi kualitas Kopi Gayo yang akan dijual. Karena itu para siswi tergerak untuk membuat aplikasi pemilah kopi.

Ada 3 indikator yang ditunjukkan dalam aplikasi yaitu kopi matang, kopi mentah dan bukan kopi. Cara penggunaanya mudah, tinggal buka aplikasi dan arahkan kamera ke buah-buah kopi. Akan muncul indikator di aplikasi tersebut dan petani kopi bisa memetik kopi yang sudah matang saja. 

BRIN mendukung kiprah para siswi dengan memberikan mentor yang membimbing soal pembuatan laporan hingga proses menjadi finalis LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja).

Mentor dari BRIN juga memberi masukan tentang aplikasi yang dibuat. Ke depannya, aplikasi ini akan terus dikembangkan hingga bisa memilah mana kopi yang sehat dan mana kopi yang berpenyakit. Menarik sekali ya.

mengolah jamur merang agar bermanfaat (dok.yayat)
mengolah jamur merang agar bermanfaat (dok.yayat)

Kepedulian pada lingkungan sekitar juga menggerakkan finalis LKIR yang lain, Rafina Lutfi dan Najwa Qori'atun dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo, untuk memanfaatkan jamur merang sebagai bahan tekstil.

Banyaknya petani padi yang membakar Jerami bekas panen padi membuat masyarakat terganggu dengan asapnya. Karena itu Rafina dan Najwa menggunakan Jerami untuk membudidayakan jamur merang.

Selain mengurangi polusi udara akibat pembakaran Jerami, budidaya jamur merang juga untuk memberikan edukasi pada masyarakat bahwa jamur merang yang dibudidayakan tidak beracun. Petani memang menganggap jamur merang beracun, padahal racun jamur merang berasal dari obat yang digunakan untuk padi.

Bagian jamur merang yang digunakan untuk tekstil adalah miselium jamur merang atau bakal jamur merang yang akan tumbuh menjadi jamur. Miselium jamur merang lalu dikeringkan dan dicampur dengan polivinil alkohol. Hasil pengolahan miselium dan polivinil ini menjadi bahan keras yang bisa dijadikan sebagai ikat pinggang, tas dan lain-lain.  

booth universitas negeri Yogyakarta (dok.yayat)
booth universitas negeri Yogyakarta (dok.yayat)

Proses penelitian berlangsung selama satu bulan dan BRIN membantu dalam proses pengujian. Di lokasi pengujian yang disediakan oleh BRIN, para siswa melakukan tes tanpa dipungut bayaran. BRIN juga menyediakan mentor untuk para siswi selama proses penelitian yang berlangsung selama beberapa bulan. 

Masih banyak anak-anak pelajar yang memamerkan hasil penelitiannya di sana seperti membuat bonggol pisang menjadi penyaring air, memetakan daerah rawan longsor untuk ditanami bambu penahan longsor, membuat wayang beber menjadi sarana edukasi mencegah perundungan dan banyak lagi ide-ide menarik lainnya. 

Dengan begitu antusiasnya para periset muda, tujuan BRIN agar InaRI Expo 2022 mampu mendorong periset Indonesia meraih prestasi yang lebih tinggi serta kreator di bidang teknologi bisa terus mengasah kemampuan untuk menghasilkan produk baru, akan tercapai. Tak sabar melihat ide dan inovasi apalagi yang akan dipamerkan oleh para periset muda di tahun depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun