Terbiasa nonton balapan yang bikin kuping mendenging, saya agak kaget juga ketika menonton balapan Formula E di Jakarta International E-Prix Circuit Sabtu 4 Juni lalu. Suara mobilnya adem di kuping. Padahal mobil listrik Formula E digeber sampai 300 km per jam. Beda memang mobil bertenaga listrik dengan mobil balap berbahan bakar bensin.
Jakarta terbilang sukses menyelenggarakan balapan mobil listrik Formula E kali pertama. Sirkuit yang dibangun kilat, fasilitas sirkuit yang lengkap dan penyelenggaraan yang berjalan rapi membuat penonton balapan Formula E punya pengalaman nonton yang berkesan.
Formula E terbilang baru di Indonesia, saya baru mengikuti Formula E setelah balapan ini digelar di Jakarta. Padahal balapan Formula E tahun ini sudah memasuki musim kedelapan.
Sejatinya balapan Formula E ini menarik karena bisa jadi balapan mobil masa depan. Siapa tahu di masa depan semua bahan bakar sudah diganti dengan daya listrik jadi semua balapan mobil diganti dengan mobil listrik.
Gelaran pertama ini disambut dengan antusias oleh masyarakat. Setidaknya itu yang terlihat di sirkuit. Zona bendera tim yang dibagikan gratis sukses diserbu penonton. Suara petugas yang mengingatkan agar penonton mengambil satu bendera saja seakan diabaikan. Penonton tetap mengambil lebih dari satu bendera. Petugas akhirnya pasrah.
Fan Store yang menjual merchandise Jakarta E-Prix juga diserbu pengunjung. Ketika saya tiba, belum ada antrian di depan toko tapi di dalam toko sudah penuh pengunjung.
Tiga puluh menit kemudian ketika saya ingin mengambil bendera Mercedes-EQ, antrian pembeli sudah mengular panjang di depan toko. Antrean makin panjang ketika orang-orang beranjak pulang.
Fakta Formula EÂ