Pawang hujan, menjadi profesi yang terkenal di dunia pasca gelaran MotoGP Mandalika. Mbak Rara sang pawang hujan, foto dan videonya wara wiri di timeline akun official MotoGP. Lepas dari kontroversi penggunaan jasa pawang hujan, dunia melihat bahwa Indonesia memang punya adat dan budaya yang unik.
Sayangnya MotoGP Mandalika meninggalkan catatan yang panjang. Tentang isu aspal, mahalnya tiket yang dijual, mahalnya penginapan hingga kesulitan penonton untuk datang ke sirkuit dan pulang dari sirkuit karena terbatasnya bus angkutan dan kondisi jalan raya yang macetnya gila-gilaan.
Kesulitan penonton bukan cuma transportasi dan jalan yang macet hingga dinihari, namun juga soal prosedur penukaran tiket yang menimbulkan chaos. Hal ini ditambah dengan hujan yang membuat area menuju sirkuit becek dan berlumpur serta kekurangsigapan petugas di lokasi. Harga tiket yang tak murah mestinya diimbangi dengan pelayanan yang baik pada para penonton.
MotoGP Indonesia walau berlangsung penuh drama, di dalam maupun di luar sirkuit, akhirnya bisa terselenggara dengan baik. Banyak catatan selama penyelenggaraan yang bisa dijadikan pembelajaran untuk penyelenggaraan Indonesian GP lagi tahun depan. Saya berharap MGPA dan ITDC mempelajari catatan ini dan memperhatikan saran serta kritik dari semua pihak agar Indonesian GP bisa berlangsung lebih baik lagi. Sehingga penonton MotoGP bisa happy menikmati MotoGP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H